Sebelum benar-benar menuju apartemennya, Opy memilih untuk menghabiskan waktu untuk duduk-duduk di salah satu food court yang dekat dengan tempat tinggalnya. Bukan hanya sekadar duduk santai, dia juga membeli makanan. Banyak makanan. Sengaja mengisi perutnya dan menghabiskan waktu di luaran. Karena jujur saja, belakangan ini memang Opy tidak bisa berlama-lama di luar. Faktor utamanya dia takut Draka masih berkeliaran di sana, dan satu lagi yang sekarang membuatnya kacau adalah Lazuardi.
Pria itu sedikit membuatnya tak nyaman. Karena berada di tower yang sama dengan Opy. Bahkan bisa Opy katakan bahwa Lazuardi itu mengamati gerak geriknya selama di apartemen. Padahal mereka berada di lantai yang berbeda. Apa pria itu selalu naik dan turun hanya untuk memastikan apa yang Opy lakukan? Karena tidak mungkin ada kaca penembus yang bisa menunjukkan apa saja kegiatan Opy di unit bawah.
Es krim matcha yang sudah dia konsumsi untuk ketiga kalinya terasa sama nikmatnya. Tidak paham kenapa semenjak hamil dia menjadi menggilai semua menu yang memiliki unsur matcha di dalamnya. Padahal sebelum ini Trophy sangat anti dengan rasa dan aroma si matcha yang menurutnya aneh.
Satu pesan memuat informasi yang Bayu kirimkan ke ponselnya.
Bayu [ Ini harusnya jadi tawaran yang oke. Tp karena you nggak mau, gue kasih yang lain.]
Bayu [Take care, beyb. Jaga kesehatan you and your baby.]
Bayu [Hug from unctie.]
Bayu memang bukan orang jahat. Meski untuk urusan pekerjaan dia akan berubah menjadi singa yang suka mengamuk, tapi temannya itu sudah seperti keluarga baru untuknya di sana.
Ah, keluarga. Trophy sangat sadar bahwa sudah lama dia tidak bercengkerama bersama. Menggunakan banyak waktu untuk dihabiskan bersama mereka yang sudah pastinya menjadi keluarganya. Memang tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi keluarga yang sebenarnya. Namun, Trophy menjadi memiliki alasan untuk semakin jauh dengan keluarganya karena kondisi serta status baru bagi Draka dalam keluarganya.
"Oh, lupakan itu, Opy! Kamu pasti bisa melalui semua ini." Lalu pandangannya turun ke perut. "Ya, kan, Sayang?"
*
Sudah satu jam lebih dia menghabiskan waktu untuk makan dan membawa makanan ke tempat tinggalnya. Saat pintu lift baru terbuka, wajah Lazuardi membuat Trophy terkejut.
"Kamu ... ngapain di sini??" ucap Opy dengan wajah yang menunjukkan rasa tak nyaman.
Tadi pagi sudah dia dapati wajah pria itu guna mengganggunya dengan pertanyaan tak penting. Sekarang dia harus menghadapi Lazuardi lagi?
"Hi!" sapa pria itu dengan senyum mengembang sempurna. "Gimana urusan kamu hari ini? Lancar?" tambahnya sebagai pertanyaan yang terlalu akrab.
Opy mengernyit dan berjalan melewati Lazuardi untuk membuka pintu unitnya.
"Kalau iya, kenapa? Dan kalau nggak, apa urusannya sama kamu?" balas Trophy sedikit lebih culas.
Pada dasarnya, culas adalah sifat yang mengalir dalam darah keturunan Dave dan Karyna. Keduanya memiliki pakem yang sejenis hanya berbeda tipe. Maka dari itu, tidak sulit untuk menjadi salah satunya karena Trophy adalah anak dari pasangan luar biasa itu.
Lazuardi terlihat semakin melebarkan senyuman. "Aku selalu punya cara untuk menghibur kamu ketika apa pun yang kamu lakukan nggak lancar."
Wajah Trophy kini menunjukkan ekspresi 'euww' alias jijik pada ucapan Lazuardi barusan.
"Itu terdengar seperti rayuan. Tapi kenapa rasanya rayuan kamu itu menjijikan di telingaku, ya?"
Tidak mempan bagi Lazuardi. Bukannya menipiskan senyuman, pria itu malah tertawa ketika ucapan Opy menjatuhkannya.
"Kamu akan suka itu pada waktunya."
Sekali lagi Opy berlagak mual dengan ucapan si pria. Dengan gerakan cepat, dia membuka pintu dan menutupnya sesegera mungkin. tak mau Lazuardi memanfaatkan celah sedikit apa pun untuk kembali bertandang ke apartemennya.
"Silakan pergi!" seru Opy sebagai kata-kata terakhir pada Lazuardi.
Di dalam rumah, dia mencoba menenangkan diri. Bagaimana bisa tenang? Lazuardia itu bukan pria jelek dengan komposisi senyuman yang mematikan. Ada lesung pipi manis yang terbentuk ketika pria itu melebarkan senyumannya. Tubuhnya juga ... astaga! Trophy tak boleh dikacaukan dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki kembali!
"Sadar, Py! Sadar!"
Biasanya Trophy tidak akan semudah ini untuk tersipu dan merasa detak jantung lebih cepat kepada pria. Mungkin kehamilan mempengaruhinya begitu jauh. Namun, Lazuardi memang sudah menanam kenangan yang berbeda di hati Opy. Ketika pria itu memberikannya minuman kaleng di acara pernikahan Ery dan kondisi Opy yang menumpahkan tangisan. Begitu pula ketika dirinya kacau setelah bicara dengan Draka dan kembali dalam kondisi menangis. Pria itu selalu ada disaat Opy merasa sendirian dan tidak dimengerti oleh siapa pun.
Ting tong
Karena ingin menumpahkan kegundahan akibat rayuan Lazuardi, dia membuka pintu dengan cepat dan berniat memarahi pria itu.
"Berhenti untuk mengangguku!" seru Trophy cepat.
"Ini susunya. Sesuai janjiku tadi pagi. Selamat malam, Trophy. Semoga mimpimu indah."
Senyuman itu mengacaukan Opy. Bisakah dia tidak merindukan senyuman tulus itu jika peringatannya tadi membuat Lazuardi benar-benar melakukannya? Bisakah Opy tidak merasa sepi tanpa gangguan pria itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
HE WANTS TO FIX ME / TAMAT
General Fiction{Tersedia e-book di google playbook untuk versi lengkap seperti versi buku. Di Wattpad tersedia bab tamat versi Wattpad.} Trophy Aglaea harus merasakan kecewa dan rasa sakit yang begitu panjang karena hancurnya kepercayaan akan hatinya dihanguskan...