Jika saja ini adalah kisah dimana perpisahan akan suatu hubungan dan masih meninggalkan jejak rasa, mungkin akan ada bagian ketidakrelaan yang dimiliki oleh salah satunya. Ardi memutar satu lagu milenial yang diputar berulang kali diberbagai kesempatan. Sayangnya, banyak perbedaan yang dimaknai oleh lirik tersebut. Mungkin Opy mampu melupakan Draka dan lagi itu mewakili perasaan Draka, mungkin juga sebaliknya. Opy mengharapkan bahwa mantan kekasihnya memiliki kehidupan bahagia dengan kembaran perempuan itu. Yang pasti penggalan lirik itu setidaknya membawa doa serta harap yang Ardi yakini akan terjadi.
I hope you're happy, but not like how you were with me.
Draka tak akan bahagia seperti pria itu menemukan kebahagiaan bersama Trophy.
So, find someone great, but don't find no one better.
Ya, Ardi bisa melihat betapa luar biasanya seorang Imagery yang jauh terlihat lebih berani dan tegas dari Opy. Namun, Ery tidak menjadi pihak yang lebih baik dari Opy. Sekalipun Ery adalah kembaran Opy. Apa yang diinginkan oleh Draka nyatanya didapatkan bersama Opy, dan itu jelas membawa penyesalan bagi sepupu Ardi itu. Ery hanya bayang-bayang.
I hope you're happy, but don't be happier.
Ardi yakin Draka tidak akan merasakan hal semacam itu. Mungkin sepupunya itu bahagia, tapi tak akan lebih bahagia dari apa yang Draka miliki ketika bersama Opy.
Bukan Ardi tak cemburu membayangkan ada pria yang tidak benar-benar bahagia tanpa perempuan yang Ardi cintai. Namun, Ardi puas melihat Draka yang tak mampu menarik garis sudut bibirnya ketika melihat Opy dan Ardi di rumah tersebut. Draka yang menjulang disisi Ery tak bisa membohongi reaksi yang ditunjukkannya ketika Ardi menggenggam tangan Opy di atas paha perempuan itu. Matanya tak lepas dari Draka yang mengikuti tangan yang saling bertaut itu.
"Moma, Eca bling es kim fol us!" seruan itu memecah keheningan yang begitu terasa diantara para orang dewasa di sana.
Dave yang membisikkan kalimat itu pada sang cucu. Dia tak ingin membuat rumahnya diisi dengan kecanggungan.
"Oh, wow! For me, Esa?" tanya Opy tak menggubris keberadaan Ery dan Draka.
"Fol Moma, Dada, Opa, Yang Ti, cemua-cemua!"
Nemesis yang memilih menyambut pasangan itu dan mempersilakan keduanya untuk duduk dengan nyaman. Dave dan Karyna tak merasa perlu bebasa-basi bagi keduanya.
"Arro nggak kalian bawa?" tanya Karyna yang melihat pasangan itu tanpa anak kecil mengiringi mereka.
Ery duduk dengan biasa dan Draka di sisinya. "Arro sama mbak di rumah, agak demam."
Karyna langsung menyalak, "Dan kamu nggak jagain anakmu malah ke sini?"
"Mami, aku bilang ada mbak-nya. Ada pengasuh yang mengurus Arro dengan baik," ucap Ery dengan berani.
"Karena Arro nggak berasal dari rahim kamu, bukan berarti kamu bisa menjadi ibu yang hanya sekedar status saja, Ery. He has heart that wants you to grab him in your arm when he's in pain. Itu obat paling mujarab bagi anak-anak," balas Karyna sama beraninya.
Ery mengerutkan keningnya. "So, we're gonna talk about this again, Mom? Mami nggak perlu mengulang-ulang soal Arro nggak aku lahirin sendiri. Aku tahu itu, dan apa salahnya aku mempercayakan Arro dengan nanny-nya? Aku dan Draka butuh waktu untuk nggak tertekan soal Arro."
Karyna baru akan menyalak ucapan putrinya itu dan terhenti karena Musesa menyeletuk lebih dulu.
"Moma ... two? Yapi the seken(second) moma belisik!"
Opy mendudukkan Musesa ditengah dirinya dan Ardi. Anak itu menatap Ery dengan mata yang tajam. Kentara sekali bahwa Musesa tak menyukai 'moma' nya dalam versi tersebut.
"Anak kamu, Opy? Don't you tell her? Aku bukan moma nya, aku kembaranmu."
Opy mengucapkan kata-kata yang jelas tidak kasar seperti Ery. "Dia masih kecil, Ery. Dan bukan aku nggak memberitahunya, tapi aku belum memberitahunya."
Lalu, Opy menatap putrinya dengan lembut. "Esa, tante Ery itu kembaran Moma. Jadi, panggil kembaran moma tante, ya."
"Mad moma," ucap anak itu.
Ardi sejujurnya menahan tawa. Namun, mendengar ibu dari Musesa menggeleng dan memberikan pengertian pada putrinya, Ardi membantu memberi pengertian pada anak itu.
"That's bad word, Baby. Dari mana Esa dapat bad word itu, hm?" tanya Ardi yang membuat Draka menegakkan punggung.
"Liyo tell me, Dada. If camwan aways angly we say they mad."
Lillo adalah teman belajar anak itu di Hawaii. Anak laki-laki pasangan orang Amerika yang kental sekali cuek dan ceplas ceplosnya.
"Jangan gunakan kata itu lagi, oke? Dada sedih kalo princess bicara bad word."
Semua orang tidak lagi berusaha membuat kegaduhan. Karyna ditahan Dave untuk mengomentari Ery yang datang dan membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain ketika demam. Dan sejak tadi, Draka tak mengatakan apa pun selain terpana oleh Musesa.
[Nggak drama, yes. Draka juga belum berani ngaku-ngaku, tuh.😝]
KAMU SEDANG MEMBACA
HE WANTS TO FIX ME / TAMAT
General Fiction{Tersedia e-book di google playbook untuk versi lengkap seperti versi buku. Di Wattpad tersedia bab tamat versi Wattpad.} Trophy Aglaea harus merasakan kecewa dan rasa sakit yang begitu panjang karena hancurnya kepercayaan akan hatinya dihanguskan...