73. LAZUARDI

8.8K 1.6K 79
                                    

Bukan hal mudah untuk mengusir Draka yang keras kepala dan tidak tahu diri. Dalam situasi begini, masih saja Draka mencoba mengorek informasi mengenai Musesa dan menginginkan posisi ayah kandung. Memangnya siapa yang akan memberikan posisi tersebut untuknya? Disaat Ardi yang berjuang keras untuk Musesa, Ardi jelas tak akan membiarkan pria itu mengambil kebahagiaan Musesa.

"Ar ...."

Begitu mereka masuk dan Opy sadar. Perempuan itu langsung meminta suaminya untuk memberikan pelukan padanya. Opy menangis lirih, mengetahui dirinya tengah hamil.

"Maafin aku, Ar. Maaf. Aku nggak tahu kalo anak kita udah ada di perutku," ucap Opy dengan penyesalan yang teramat sangat.

Ardi mengusap kepala istrinya yang berbaring. Pria itu menenangkan Opy agar tak membahas masalah semakin melebar kemana-mana. "Sstt, Opy. Nggak ada yang salah. Kamu nggak salah, My Opium." Dikecupnya pelipis sang istri.

"Kalo aku tahu aku hamil, aku nggak mau urusin Draka, Ar. Aku nggak akan mau capek-capek balas ulah Draka yang mau merusak masa kecil Esa!"

Tidak digubris tetap akan membuat Draka menegakkan diri untuk mengusik semua orang di keluarga itu hingga mendapatkan atensi yang ia mau.

"Udahlah, Opy. Berhenti bicarakan soal Draka dan Musesa. Mami nggak akan setuju kalo kita memaksa Musesa untuk mengerti kondisinya. Lagi pula, mami nggak mau Ery semakin sakit hati kalo tahu kamu dan Draka punya masa lalu bersama."

Karyna memang wanita yang terhitung keras. Ardi dan Opy tahu bukan maksud Karyna dengan mementingkan sakit hati Ery, tapi porsi Opy dan Ery memang seimbang.

"Aku juga udah banyak melakukan kesalahan ke Ery, Mi. Aku nggak mau dia sakit hati karena aku."

Karyna mengangguk cepat. "Kalo gitu berhenti untuk meladeni Draka. Toh, kamu cintanya sama Ardi, kan? Urusan Draka yang mau dapet pengakuan, biar Ardi dan papi kamu yang urus. Mereka sesama pria, biarkan mereka tanggung jawab dengan semua rahasia yang mereka simpan ini."

Dave mengusap wajahnya lelah. Ardi tahu bahwa Karyna sangat enggan menatap suaminya, itu pasti karena Dave yang memutuskan tak membagi tahu mengenai hal ini.

"Sayang—"

"Kayaknya udah berkali-kali, deh, hal kayak gini kejadian. Mami sampe bosen! Setiap ada konflik, mami tahunya belakangan. Padahal orang yang paling deket sama mami tahu semuanya." Karyna melipat kakinya dengan gaya paling sombong yang pernah Ardi lihat dari seorang wanita berumur. "Dari zaman Umay sama Oda berkonflik ... udahlah! Nanti juga mereka bisa menyelesaikan. Pendapat mami nggak diperlukan juga."

Untuk kalimat itu, Ardi jadi merasa tersinggung juga. Masalahnya Ardi menutupi masalah ini dan hanya berkomunikasi dengan papi mertuanya. Kalau dia kena sindir, bisa gawat posisinya sebagai menantu.

"Kamu ngapain diem aja begitu, Ardi?" Tubuh Ardi sontak saja menegang. Pelukannya dari Opy sudah dilepaskan, tapi tangannya masih menggenggam Opy.

"Memangnya ... harus gimana, Mi?" tanya Ardi hati-hati.

"Keluarlah! Ajak mertua laki-laki kamu untuk mengurus Draka, sekarang juga! Biar Opy mami yang jagain."

Dave memebenturkan keningnya pada dinding di sampingnya, sedangkan Ardi menahan napas karena Karyna begitu garang dan tegas menyampaikan titah. Opy yang melihat itu tentu saja menahan tawanya.

"Kamu baru saja usir Draka, Karyna."

"Terus kalo diusir, urusannya kelar? Ini bersangkutan sama kedua putrimu, Dave! Kalo kamu tahu dan bisanya cuma diam dalam kondisi genting begini ... untuk apa kamu punya dua kepala? Kalo satunya nggak bisa dibuat mikir, pake satunya! Dua-duanya nggak bisa mikir? Habisin aja sekalian!"

Ardi dan Dave kompak menutupi kepala mereka yang kemungkinan besar bisa untuk dihabisi dalam sekali libas. Ngilu membayangkan Karyna yang sangat garang itu mengambil tindakan serius.

"Kenapa malah pada bengong?! Gerak, Dave, Ardi!"

Kedua pria itu keluar dan menuruti ucapan Karyna secara bersamaan. Opy menatap kepergian keduanya dengan bingung. Penyelesaian apa yang bisa dilakukan?

"Mami yakin Ardi dan papi bisa menyelesaikannya?"

"Semua masalah sudah pasti akan teratasi, Opy. Mami minta papi dan suami kamu yang berangkat karena nggak mau ada drama dari para perempuan. Baik itu kamu atau mami, pembicaraan dengan Draka nggak akan selesai kalo yang menghadapinya adalah perempuan. Kaum kita menang drama, Opy."

Menatap maminya cukup lama, Opy menyebutkan nama Ery. "Gimana dengan Ery, Mi? Aku takut kalo dia mendengar semua yang dibicarakan papi, Ardi, dan Draka."

Karyna menarik napas dan menghelanya perlahan. "Itu sudah pasti. Mami justru berharap Ery segera mengetahui seperti apa sosok suaminya yang sebenarnya."

"Mami??" sahut Opy heran.

"Ya, dengan begitu Ery bisa menyelamatkan dirinya sendiri, Opy. Mami capek lihat anak mami sendiri berpura-pura baik-baik saja dibalik sikapnya yang keras itu. Mami mau lihat dia bahagia, walaupun dia nggak memiliki suami ... bagi mami Ery akan lebih bahagia."

Opy berniat membuka mulutnya untuk menanyakan, apa maminya tahu mengenai hal yang terjadi di masa lalu atau tidak. Namun, Opy belum sanggup. Maafin aku, Er. Aku belum bisa.

HE WANTS TO FIX ME / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang