Terakhir kali yang Opy ingat, hubungannya dan Alini tidak begitu baik. Bukan karena mereka saling bermusuhan, tapi sifat mereka yang saling mendominasi adalah alasan kuatnya. Alini memiliki latar belakang keluarga yang rumpang, sedangkan Opy memiliki latar belakang keluarga lengkap yang titik permasalahannya adalah Opy tidak bisa akur dengan saudara perempuannya. Mungkin begitu juga dengan Alini. Memiliki saudara perempuan bukanlah kriteria yang Opy sukai dan lebih cenderung mengganggu bagi perempuan hamil itu.
Yang merasakan ketegangan dan kecanggungan diantara keduanya jelas adalah Ardi, tapi Tristan juga tidak bisa menghindari suasana ruang makan yang menjadi begitu gloomy dengan dua orang perempuan dengan kedekatan yang minim berada di satu tempat. Sepertinya mereka memang harus lebih sering berkomunikasi supaya tidak saling salah paham ke depannya hanya karena sebuah tatapan mata.
Ya, terkadang perempuan bisa salah paham dengan tatapan seseorang. Misalnya seperti sekarang ini, ketika Alini merasa Opy menatapnya dengan cara yang tidak Alini suka. Perdebatan terjadi.
"Nggak perlu lihatinnya sampe begitu," ucap Alini hanya melirik Opy sekilas.
Ada apa dengan kedua perempuan ini, sih?
Semua mata tertuju pada Opy. Membuat perempuan hamil yang baru saja sembuh dari demamnya langsung naik pitam. "Memangnya kalo orang punya mata nggak boleh lihat ke depan. Suruh siapa duduknya di depan. Kalo nggak suka tinggal pindah tempat duduk aja."
Baru kali ini juga Opy menunjukkan sisi kekanakan. Padahal biasanya perempuan itu memilih mengalah dan berpikir waras dengan tindakan yang bijak. Namun, lihatlah saat ini. Ardi sampai menggelengkan kepala dengan helaan napas lelah yang keras tanpa ia tutupi untuk menegur keduanya.
"Makan yang tenang. Kalian bisa bicara nanti setelah makanan kalian habis."
Sayangnya peraturan itu tidak digubris dengan baik oleh keduanya. Sama seperti peraturan yang ada dari pemerintah adalah kewajiban bagi masyarakatnya untuk melanggar, begitulah yang dilakukan kedua perempuan itu.
"Kalo nggak dipancing duluan aku juga nggak akan bikin keributan di meja makan, Mas. Pasangan kamu duluan yang lihatin aku nggak biasa. Emangnya aku bikin salah apa?" Alini memberikan sanggahannya, bahwa apa yang dilakukannya ini karena sikap Opy lebih dulu.
"Aku cuma lihat ke depan, dan kebetulan aja ada adik kamu yang di depan mataku. Lagi pula aku memang selalu seperti ini kalo lihatin orang yang ada di depanku. Salah aku kalo gitu, Ar?"
Lazuardi seperti mengasuh dua anak yang hobinya saling bertengkar. Sepertinya, kehamilan Opy yang semakin bertambah usianya, membuat Opy menjadi bukan dirinya sendiri. Jangan-jangan anak mereka memang tak suka dengan Alini nantinya?
"Tapi, Mas Ardi. Kalo lihatnya biasa aja aku nggak masalah. Ini lihatnya pake melotot!"
"Aku nggak gitu, Ar!"
"Cukup! Berhenti kalian berdua," seru Ardi lebih keras dari biasanya. Tidak ada yang Ardi bela saat ini. Keduanya keterlaluan bersaing untuk mendapatkan perhatian Ardi. Padahal sudah jelas, Ardi tidak bisa memilih diantara keduanya. Mereka harusnya sadar bahwa Ardi akan selalu imbang untuk mereka berdua.
Tristan berpura-pura tidak mendengar ataupun melihat kejadian tersebut. Ini menjadi masalah Ardi dan bukan Tristan. Jika biasanya menantu perempuan dan ibu pihak laki-laki yang akan saling gencatan senjata, maka saat ini ipar perempuan dan adik pihak laki-laki yang saling berperang. Tristan jelas menyalahkan Ardi yang mengira, dengan membawa adik perempuannya ke sini akan membantunya menjaga Opy. Sekarang, Ardi malah menjaga kedua perempuan manja itu.
"Alini, dengar. Aku nggak ingin kamu bermusuhan dengan kakak ipar kamu sendiri. Opy harus kamu hormati," ucap Ardi tegas.
"Tapi aku nggak bisa begitu aja hormat dengan statusnya yang nggak jelas di keluarga kita! Bisa, nggak, sih, kalian itu nikah dengan cara yang benar??"
Masih hal itu lagi yang dibahas oleh Alini.
"Aku istri kakak kamu, Al. Kamu bersikap seolah aku yang membujuk kakak kamu untuk nggak menikah secara benar. Ini keputusan kami berdua."
"Istri apanya? Pernikahan kalian nggak terdaftar di Indonesia. Memangnya kalian warga negara ini? Nggak, kan? Kenapa kalian mempersulit keadaan ini? Tinggal pulang ke Indo, jelaskan bahwa kalian ingin menikah dan menjadi keluarga, apa susahnya??? Ini memang kamu sebagai perempuan mempersulit keadaan Mas Ardi, kamu tahu?"
Trophy mendorong kursi makannya. Tidak ingin lagi berada dalam satu meja makan dengan Alini. Ternyata hormon kehamilan dan ketidakpahaman Alini merusak mood Opy yang sudah bagus setelah melegalkan diri sebagai istri Ardi di Hawaii. Ucapan Alini membuat Opy tersinggung. Andai Alini tahu bahwa posisinya sebagai Trophy di keluarga Dave dan Karyna sangat rentan akan masalah, mungkin Alini tidak akan membahas hal ini terus menerus.
Tangisan Opy tidak terbendung ketika memasuki kamar dan memilih mengunci diri di sana. Meski ketukan pintu selanjutnya mengganggu, Opy tak mengizinkan siapa pun untuk masuk. Dia benci kondisinya yang rapuh, tapi juga tak mau jika semakin banyak yang tahu bahwa anak yang dikandungnya adalah anak dari suami kembarannya sendiri. Yang mana adalah sepupu Ardi.
[Alini agak ngeselin karena dia emang nggak tahu yang sebenarnya. Tapi bakalan makin ngeselin kalo tau Opy hamil anak Draka. Makanya Ardi nggak mau adiknya tau sekarang. Nanti seiring berjalannya usia, Alini bakalan lebih dewasa memandang segala hal.]
KAMU SEDANG MEMBACA
HE WANTS TO FIX ME / TAMAT
General Fiction{Tersedia e-book di google playbook untuk versi lengkap seperti versi buku. Di Wattpad tersedia bab tamat versi Wattpad.} Trophy Aglaea harus merasakan kecewa dan rasa sakit yang begitu panjang karena hancurnya kepercayaan akan hatinya dihanguskan...