36. LAZUARDI

7.8K 1.4K 26
                                    

Menikah di negara bagian seperti Hawaii memang bukan hal yang mudah. Tata aturan yang ada di sana sangat berbeda dengan apa yang ada di Indonesia. Jika di Indonesia pernikahan diurus melalui bagian administrasi, di Hawaii ada agensi lisensi pernikahan. Ini semua tidak begitu saja mudah untuk dilakukan. Semuanya serba bertolak belakang dengan apa yang ada di Indonesia. Meski tak berencana mengadakan pesta pernikahan di pantai Hawaii yang terkenal indah, tetap saja Ardi kelimpungan juga. Uang tidak melulu memudahkan seseorang. Khususnya urusan pernikahan. Yang menikah adalah Ardi dan Trophy, mereka tak mau merepotkan Tristan meski lelaki itu sudah menawarkan diri dan siap sedia.

Bicara mengenai Tristan, masih ada kecanggungan antara Tristan dan Trophy. Ini karena mereka tak pernah bicara banyak, dan adegan bermanja Trophy pada Ardi juga menjadi alasannya. Jadi, kini yang keduanya lakukan adalah duduk ditengah sibuknya Ardi untuk memastikan segalanya berjalan baik.

"Ar, keluargaku mungkin akan tetap memaksa kita menikah di Indonesia. Mereka nggak akan menganggap pernikahan di luar negeri adalah 'pernikahan' yang sebenarnya."

Tristan menatap keduanya bergantian. Meski itu adalah pembicaraan pribadi, tetap saja Tristan harus tahu supaya tak salah bicara pada orang lain nantinya. Apalagi jika ada keluarga dari Ardi maupun Trophy yang nantinya mampu mendatangi mereka di sini.

Agak menakutkan juga mendapati seorang Lazuardi mengurus membicarakan pernikahan, seolah pria itu tidak memiliki masalah dengan topik tersebut. Tristan tidak menyangka akan kembali mendapati Ardi di rumah Hawaii ini dengan kondisi pemikiran yang sangat berbeda.

"Aku sama sekali nggak masalah kalau memang harus menikah dua kali dengan perempuan yang sama. Nggak perlu kamu takuti apa pun, Opy."

"Tapi nantinya kita akan dinilai nggak menikah sama orangtuaku. Mereka keras kepala, Ar. Meskipun berpikiran terbuka dan cerdas, untuk beberapa kasus, orangtuaku nggak ingin mendengarkan orang lain untuk apa yang dianggap oleh mereka sebagai kebenaran."

"Iya. Aku paham dengan semua pemikiran 'tua' semacam itu. Karena kakekku juga akan melakukan hal yang sama. Ketika kita pulang nanti, bagi kakekku, aku belum menikah. Baginya, aku hidup di atap yang sama dengan kamu tanpa ikatan resmi. Karena apa yang kita urus di negara orang, bagi kakekkua nggak akan resmi di matanya sebelum ada data-data dan proses di Indonesia. Ibarat makan, bukan orang Indonesia namanya kalau makan belum pakai nasi."

Ada banyak hal yang tidak akan bisa dimengerti oleh orang lain mengenai apa yang ada di dalam keluarga Trophy dan Ardi. Mereka yang memiliki kuasa belum tentu memiliki cara berpikir yang sama denga orang lainnya.

"Kamu nggak masalah dengan itu?" tanya Opy dengan sedikit rasa cemas di wajahnya.

Ardi tersenyum cerah, menenangkan Opy yang masih sedikit tak percaya dengan keputusan Ardi untuk bagi mereka melegelkan hubungan di negara orang. Meninggalkan apa kata keluarga, restu, dan berbagai macam hal kompleks yang tidak pernah disangka sebelumnya.

"Kalian akan menikah tanpa ada upacara yang melibatkan keluarga?"

Tak peduli apa pun, pernikahan di luar negeri tidak akan sama seperti yang biasanya dilakukan di Indonesia. Ini seperti kawin lari, ketimbang menikah secara sederhana.

"Kak, bukan maksudku mengacaukan rencana kalian. Tapi Alini dan kakek ... mereka orang yang berharga untuk menyaksikan pernikahan kalian."

Ardi menatap Trophy dengan lekat kali ini. Baginya, kakek dan Alini pasti mampu untuk menutupi kabar ini. Namun, bagaimana dengan pihak dari Opy? Keluarga perempuan itu, seperti yang diceritakan Opy, pasti memiliki pendapat kokoh yang tak akan mau dibantah. Ardi sedikit banyak tahu bahwa keturunan Mahendra sangat keras kepala dan keras hati. Meski tak semuanya seperti itu, dilihat dari ekspresi Opy saat ini menjelaskan bahwa memang segalanya tidak akan baik-baik saja jika bersangkutan dengan keluarganya.

"Kamu gimana, Opy? Mau membawa salah satu anggota keluarga kamu?"

Trophy secara intuisi menggelengkan kepala. "Nggak bisa, Ar. Mereka semua tahu saudara kembar aku menikah dengan Draka ..." Trophy menatap ke arah Tristan tanpa melanjutkan kalimatnya.

Ardi yang mengerti akan hal itu memilih untuk mengangguk menyelesaikan pembahasan tersebut.

"Keputusan tetap seperti awal. Yang terpenting adalah aku dan kamu menjalani hubungan secara resmi, aku nggak peduli dengan penilaian di belakang. Ini tentang kita berdua yang menjalaninya, bukan orang diluar. Termasuk anggota keluarga yang nggak akan paham dengan semua alasan kita memutuskan hal ini."

Tristan hanya bisa menaikkan kedua bahu. Menyerahkan semua keputusan itu sesuai yang Ardi inginkan. Toh, nantinya ketika mereka kembali ke Indonesia, yang menanggung semua risiko adalah Ardi dan Trophy sendiri. Jadi, Tristan hanya bisa mendukung kebahagiaan keduanya saja. 

HE WANTS TO FIX ME / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang