"Mami, Papi."
Sapaan itu sudah lama tidak terdengar di kediaman Dave dan Karyna dari putri mereka. Lebih tepatnya, salah satu putri mereka. Karena Ery memiliki rumah yang tidak jauh dari kediaman Dave dan Karyna. Melihat putri mereka berada di sana, membuat Karyna menitikkan airmata. Sudah lama sekali rasanya tidak melihat keberadaan Opy disekitar mereka. Mendapati Opy memanggil mereka dengan panggilan itu lagi membuat Karyna langsung menyambut putrinya dan Dave menaruh kedua tangannya di saku celana. Seolah menanti apa yang putrinya bawa.
"Anak yang hobi hide and seek sudah pulang," ucap Dave dengan senyuman yang tidak disembunyikan.
Karyna tidak peduli ucapan suaminya, dia sibuk menciumi wajah putrinya dan memeluk Opy dengan erat. Tentunya sebelum suara wanita itu menyentak Opy bersamaan dengan bokongnya yang ditampar cukup keras oleh Karyna secara tiba-tiba.
"Kemana aja kamu selama tiga tahun lebih!!??"
Ya ampun, tangan maminya sepanas itu meninggalkan jejak di bokong Opy yang sudah banyak menghabiskan waktu untuk duduk.
"Mami ...."
"Jangan panggil-panggil sebelum kamu tanggung jawab sama semua informasi yang papi kamu kumpulkan!" Opy menatap maminya dengan pandangan terkejut, tapi Karyna tidak peduli. "Masuk! Jelaskan di dalam!" seru Karyna mengeraskan ekspresi.
Dave hanya mengangkat kedua bahunya, seolah pria itu tidak akan memberikan dukungan apa-apa. Pria itu terlalu santai untuk ukuran seorang ayah yang anaknya sudah berbuat diluar kendali. Sudah sebanyak itu mereka tahu? Ya, sebanyak itulah orangtuanya mengetahui apa yang Opy sembunyikan.
Saat masuk ke rumah, ada jejak-jejak orang lain di rumah itu. Sepertinya ada seseorang yang berada di rumah orangtuanya.
"Apa ... ada yang di sini, Mi?"
"Kakak kamu dan istrinya ada di sini," jawab Dave.
"Kak Umay?"
"Siapa lagi."
Karyna menyentak dengan menepukkan tangan. "Jangan bahas hal lain! Mami belum selesai minta penjelasan kamu."
"Oke. Aku nggak akan nyari pembahasan lain, jadi, apa yang perlu aku jelasin?"
Dave duduk di sofa dengan wajah yang berubah. Karyna di samping suaminya dan tidak membantu sama sekali. Keduanya menghadapi Opy dengan wajah terlalu serius. Jika tahu seperti ini, Opy akan menyetujui ajakan Ardi untuk datang bersama. Ternyata menghadapi orangtuanya yang marah tidak semenyenangkan itu.
"Jadi, sampai mana kamu akan membiarkan semua ini berjalan, Opy?" tanya Karyna dengan tangan bersedekap.
Trophy membungkam mulutnya lebih dulu, sepertinya memang Dave dan Karyna sudah mengetahui apa yang terjadi.
"Itu pertanyaan mami kamu, tapi kalo papi mau tanya langsung ke intinya. Dimana pria yang menghamili kamu itu? Dan dimana cucu papi?"
Shit. Dave langsung menjurus pada keberadaan Ardi dan Esa. Namun, yang sedikit membuat Opy merasa ngilu adalah kata 'pria yang menghamili kamu' keluar dari mulut papinya. Sebab bukan Ardi yang seharusnya mendapatkan tuduhan itu. Bukan Ardi yang harus dihakimi dengan keberadaan Musesa.
"Aku nggak akan jelasin banyak hal yang udah papi dan mami tahu. Tapi aku mau menjelaskan kalo aku nggak bisa membiarkan papi menghakimi Ardi."
"Sebegitu cintanya kamu dengan pria itu sampai kamu nggak rela papi menyentuhnya?" balas Dave.
"Papi, bukan itu masalahnya!" Opy langsung menaikkan nada bicaranya.
"Lalu apa? Papi kamu akan melakukan hal yang benar, Opy! Sekasar-kasarnya papi kamu, dia nggak pernah membawa lari mami. Papi kamu pria yang bertanggung jawab sejak awal, meskipun dia tetap salah—"
"Sayang, berhenti memojokkan aku dengan kalimat pujian samar itu."
Yang sekarang membuat Opy menghela napas karena orangtuanya masih sempat berdebat sendiri.
"Gini, aku sengaja nggak membawa Ardi dan Musesa ke sini karena aku nggak mau papi lepas kendali dan bikin Musesa jadi nggak mau dekat dengan kalian, kakek dan neneknya. Besok, kami akan datang bertiga. Tapi ingat untuk nggak membuat drama—"
"Nggak akan ada yang boleh larang papi untuk bikin drama karena selama tiga tahun putri papi disembunyikan."
"Aku yang mau sembunyi! Ardi bisa aja bawa aku ke mami dan papi dengan jet pribadinya! Tapi aku yang nggak mau!" seru Opy.
"Kenapa? Bisa kamu jelaskan ke kami untuk semua itu?" Karyna masih santai menanggapi putrinya yang hampir kehilangan kendali.
"Intinya aku nggak mau merusak momen bahagia Ery dan keluarga ini dengan kabar kehamilanku. Aku nggak mau semakin stres karena mami dan papi membandingkan aku dan Ery."
"Opy, dengar. Mami dan papi nggak pernah membandingkan kalian. Sejak awal itu hanya ada dalam sugesti kalian aja." Karyna menghela napasnya keras. "Gini, deh. Kenalkan kami ke Musesa dan pacar kamu itu. Kita segera ambil jalan keluar yaitu dengan kalian yang menikah, segera!"
"Tapi ... kami memang sudah menikah, Mami."
"Di luar negeri?" Karyna mengernyit dan Dave membuang muka. "Kamu pasti tahu bahwa kami nggak menganggap itu sebuah pernikahan, kan? Kamu mau lihat papi kamu semakin kecewa? Kamu anak perempuan keluarga ini, ikuti aturannya dan kami akan dengan ikhlas menyebut pacar kamu itu sebagai suami kamu. Paham? Kalau mami yang jadi papi kamu, Opy. Kamu akan tahu cara brutal mami untuk datang ke negara sialan itu dan membawa penghulu serta seluruh saksi ke sana. Kalau mami yang jadi papi kamu, mami akan menempatkan diri sebagai wali kamu. Nggak peduli itu di luar negeri dan nggak akan ada acara di tempat ibadah yang lain. Paham? Berhenti bermain-main, dan mami akan tetap menjaga papi kamu dari kemarahan. Bawa, pacar, kamu, sekarang!!!"
Tidak ada yang bisa menentang Karyna. Itu aturan tak tertulis tapi selalu dilakukan. Dan sekarang, Opy harus meminta Ardi datang tanpa menunggu besok sesuai permintaan Karyna.
[Karyna yang bar-bar, nih, soalnya papi Dave makin tua makin nahan. 😏]
KAMU SEDANG MEMBACA
HE WANTS TO FIX ME / TAMAT
General Fiction{Tersedia e-book di google playbook untuk versi lengkap seperti versi buku. Di Wattpad tersedia bab tamat versi Wattpad.} Trophy Aglaea harus merasakan kecewa dan rasa sakit yang begitu panjang karena hancurnya kepercayaan akan hatinya dihanguskan...