47. TROPHY

7.3K 1.4K 93
                                    

Pada masanya semua orang akan memiliki jalan pikiran yang berbeda. Tidak akan memandang hal sebenar-benarnya buruk, tidak pula akan menilai sesuatu yang buruk sepenuhnya buruk. Akan ada tempat untuk terus mengeluh dan menyadari keluhan diri mereka tidak akan berguna apa-apa. Dan Trophy percaya adik iparnya juga akan melakukan hal demikian. Dia tidak akan bisa terus menerus menyalahkan Opy ataupun Ardi ketika dia menyadari apa yang sedang terjadi dalam hubungan yang Ardi dan Opy jalani.

"Kamu mau ke mana?" tanya Ardi yang melihat istrinya berjalan menuju Alini yang sedang sendirian berjalan di taman luas rumah Ardi. Rumah yang tidak pernah Alini ketahui juga sebelumnya.

"Bicara sebentar sama Alini," jawab Opy pada suaminya yang berjemur dengan celana pendek dan tubuh atas terbentuknya dipamerkan di depan matahari tanpa malu-malu.

Jika saja Opy maniak seks, dia akan menyutubuhi Ardi saat itu juga tanpa peduli ada adik iparnya atau orang lain melihat mereka. Karena ... ini Hawaii. Siapa yang akan peduli dengan apa yang mereka lakukan? Ini bukan Jakarta yang melihat pasangan berciuman, seperti melihat binatang kawin. Sungguh menarik perhatian mereka, norak, padahal sudah pasti mereka merasakannya diam-diam.

Tapi tunggu dulu! Kenapa Opy tidak sadar bahwa dirinya sangat menggilai bentuk tubuh pria 37 tahun itu? Bahkan Opy belum yakin apakah perasaannya sudah utuh untuk Ardi, tapi ... matanya tak bisa berhenti menitik pusatkan perhatian pada setiap lekukan tubuh suaminya itu. Kenapa Lazuardi sangat menggoda ditengah aktivitas berjemurnya? Oh! Maksud Opy, pada seluruh aktivitasnya, Ardi sangat menawan. Sekalipun pria itu tak memakai sehelai kain di tubuhnya—itu lebih menawan lagi bagi Opy.

"Bicara apa? Kalian nggak akan bertengkar di tengah cerahnya matahari, kan?" Ardi duduk dan menepuk sisa ruang dekatnya. "Sini. Kita berjemur bersama," ajak Ardi tanpa memedulikan bahwa pakaian Opy tidak cocok untuk berjemur.

"Aku nggak pake baju yang cocok," tolak Opy sengaja.

"Aku ambilkan bikini kamu!"

Belum sempat Opy menolak apa yang diusulkan suaminya, pria itu sudah lebih dulu berlari kecil masuk ke rumah untuk mencari bikini istrinya. Bodohnya pria itu, karena terlalu semangat mengajak Opy berjemur, tapi tidak memikirkan bagaimana Opy bisa berganti pakaian di halaman luas itu. Ardi terkadang memang gila.

Jadi, Opy ikuti pria itu masuk dan menahan langkah Ardi saat membawa bikini berwarna hitam yang sepertinya menarik perhatian pria itu.

"Kok, kamu malah ke sini? Aku bawain kamu bikini supaya kamu nggak perlu jalan lagi, Sayang."

Opy memutar bola matanya dengan kesal. "Kamu mau aku telanjang di depan sana? Ganti pakaian di halaman kamu? Rela kalo tubuh aku dilihat tetangga kamu?"

Mension sebesar itu memang jauh dari rumah tetangga, tapi tetap disebut tetangga karena bukan rumah Ardi saja yang ada di sana walau jarak sangat jauh. Ardi mengelengkan kepalanya. Baru menyadari bahwa itu adalah hal terbodoh yang akan terjadi jika istrinya tidak memberikan penjelasan.

"Maaf, Sayang. Aku lupa."

"Itu karena kamu terlalu semangat lihat aku pakai bikini," ucap Opy. Sengaja menyindir suaminya dan Ardi memang langsung merasa dan berdehem untuk menghilangkan serak karena bayangan tubuh indah Opy memakai bikini.

"Ini akan jadi pertama kalinya, Opy."

Opy tertawa pelan sembari masuk dan memakai bikini pesanan suaminya. Menarik lepas pakaiannya. Membiarkan Ardi termenung di tempat.

"Sebegitu penasarannya kamu aku pakai bikini? Padahal harusnya kamu lebih excited kalo aku telanjang."

Ardi memutar, berniat untuk lebih dulu keluar ketimbang digoda terus menerus oleh istrinya. Namun, saat itu juga kepalanya membentur pintu karena terlalu panik melihat bagian belakang tubuh istrinya.

"Argh—sial ...."

Opy menertawakan saja sikap suaminya. Setelah selesai, dia mendekati Ardi dan sengaja menyentuh bahu pria itu. Semakin membuat Ardi terkejut.

"Ayo, suami. Kita berjemur, kalo nunggu nanti keburu mataharinya hilang karena badan kamu di atasku."

Ardi murung seketika. "Kamu adalah perempuan paling suka merayu, Opy. Saya bahkan nggak bisa menggoda kamu."

Karena gemas dengan sikap Ardi, Opy menyentuh wajah suaminya dan mencium pipi pria itu.

"Jangan. Kalo kamu rayu aku, bisa makin kacau aku, Ar."

"Kenapa?"

"Karena aku udah mati kutu waktu kamu diatasku, dan mendengar kamu merayuku ... kamu mau aku lemas?"

Saling bertatapan, keduanya menginginkan sesuatu yang belum terucap hingga kini. Meski Ardi yakin dengan perasaannya pada Opy, tidak dengan perempuan itu.

"Ayo, berjemur. Sebelum seperti kata kamu, aku akan diatas kamu."

Cara Ardi mengucapkan kalimatnya memang biasa, tapi tengkuk Opy langsung meremang tak tahu karena apa. Padahal Ardi tidak bermaksud merayunya. Jika tahu dibalas begini, Opy tidak akan berani menggoda lebih awal tadi. Karena sekarang, Opy berharap Ardi menutupi matahari di atas tubuh Trophy.

[Makin maju, makin ekhem. Hati-hati aja. Btw, kita akan semakin dekat pulang ke Jkt. Siapa yang pengen ngumpulin bala bantuan buat Opy sama Ardi?]

HE WANTS TO FIX ME / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang