80 LAZUARDI
Kaki-kaki kecil itu saling bertubrukan. Ujung kaki mereka menempel, terkadang digerakkan dan sengaja disentuhkan satu sama lain. Tawa kecil sering tersambung dari kegiatan tak seberapa pentingnya itu. Mata mereka bertemu meski terkadang menyipit karena tawa. Hidup ini menyenangkan bagi Arro dan Musesa kecil. Keceriaan tidak henti mereka rasakan, meski ada kegundahan yang diketahui.
"Kamu kenapa, Esa?" tanya Arro yang begitu mengerti situasi hati Musesa. "Aku tadi bingung mau ajak kamu mainnya, soalnya ada Om Ardi gendong kamu sambil melotot ke aku."
"Alo dipeyoyotin Dada Eca?"
"Bukan dipelorotin, tapi dipelototin. Kalo yang suka pelorotin itu temen sekolah aku. Namanya Bobon, suka iseng di sekolah."
Esa mengerutkan dahi dengan dalam. "Peyoyotin cama peyoyotin apa beda, Alo?"
"Kamu omong apa, sih, Esa? Aku bingung," balas Arro yang memang seringnya tak menangkap gaya bicara Esa. Namun, mereka akan dengan cepat melupakan apa yang menjadi akar kebingungan diantara mereka.
"Tadi kamu nangis, ya? Om Ardi juga kayak marah-marah."
Musesa langsung mengangguk-angguk. "Eca cedih," ujar Musesa yang langsung mengubah ekspresi Arro. Seolah kesedihan bisa turut Arro rasakan.
"Sedih kenapa? Siapa yang nakalin kamu?"
"Om. Ayah Alo. Nyamana Delaka, youl Dada."
"Ayah aku? Ayah aku nakalin kamu apa, Esa? Aku kirain ayah cuma nakalin bunda aku aja, soalnya suka bikin bunda nangis. Ayah aku juga nakalin kamu, ya? Kenapa ayah aku nakal, sih? Maafin ayah aku, ya, Esa? Ntar aku bilangin ayah aku biar nggak nakal-nakal lagi sama anak cewek."
Musesa memajukan bibirnya pertanda bahwa dia masih tidak menyukai Draka. Anak itu memang terkadang membingungkan antara kesal atau mencari perhatian. Sepertinya dalam kasus kali ini Esa menggunakan keduanya di depan Arro yang suka memberikan perhatian lebih kepada Esa.
"Onti Ely biyang, om Delaka mo Eca panggiy ayah. Eca ndak ngelti, Alo. Eca yakut om Delaka bikin Dada mayah cama Eca. Eca cayangnya buat Dada aja, ayah Eca tu Dada, bukan yang yain."
Arro menghela napasnya seolah mengerti saja dengan apa yang dilakukannya. Kedua anak itu bak dewasa saja yang sedang merenungkan pemasalahan hidup mereka. Aneh tapi nyata. Jika ada yang merekam bagaimana cerdasnya mereka membagi cerita dan kegundahan begini, mungkin akan masuk dalam video viral.
"Ayah aku kenapa gitu? Apa ayah nggak mau punya anak kayak aku?" gumam Arro yang tertunduk lesu.
"Alo cedih, ya?" tanya Esa yang melihat Arro mengangguk. "Cini Eca kasih hug bial kita cedih balengan."
Arro tertawa kencang. "Kalo aku sedih, kamu sedih, nanti nggak seru!"
Musesa tertular tawa Arro yang entah bagaimana merasa bahwa ajakan Musesa untuk merasakan sedih bersama itu adalah lelucon yang paling lucu.
"Oiya, hahaha. Alo beney, ciapa yang bikin funny kayo kita bedua cedih."
Keduanya tertawa tanpa mengerti bahwa permasalah itu tidak akan selesai dengan bahasa serta cara yang suka melompat-lompat dari satu ke pembahasan lain. Mungkin Esa memang sedih, tapi yang lebih menyedihkan adalah ketika ia paham nanti ayah kandungnya tak lebih mengerti dirinya dari ayah yang mengurusnya sejak di dalam kandungan. Lebih sedih lagi, karena sosok Arro yang menjaganya adalah anak yang diurus oleh ayah kandung Esa. Kerumitan itulah yang mungkin nantinya akan menghapus tawa mereka tanpa sadar.
"Alo," panggil Musesa.
"Iya?"
"Eca mo mely you kayo besal nantiy."
Arro mengernyit. "Meli you apa, Esa?"
"Ih, itu yoh ... kayak Dada cama Moma nya Eca."
"Ohhh! Nikah maksudnya?" Musesa menggangguk dengan ceria.
"Iya. Nanti aku juga mau nikah sama Esa kalo gede. Soalnya Esa lucu banget, aku suka."
Mereka begitu senang, Esa lebih dulu berdiri di atas ayunan dan menubruk Arro untuk memeluk anak lelaki itu. Tanpa perkiraan apa-apa, ayunan itu berat sebelah dan membuat keseimbangan mereka goyang. Terjadilah insiden terjatuh dari ayunan yang membuat tangisan Esa menguar dan Arro yang mengalami memar di dahinya karena terantuk besi ayunan. Ah, sudahlah, kacau. Apa itu pertanda bahwa ucapan mereka tak mudah untuk dilalui?
"Momaaaa! Huhuhu ... cakiyyyttt."
Ardi pasti akan marah jika tahu insiden ini. Putrinya tersayang jatuh dari ayunan bersama Arro, sudah pasti akan membuat Ardi bertanya banyak pada Arro mengenai kronologinya. Opy yang mengerti sifat cemburu Ardi pada Arro meminta kedua orangtuanya untuk membawa Arro pulang sebelum Ardi kembali dari agenda membeli singkong keju pesanan Opy.
"Sabar, ya. Ini nggak apa-apa, kok, Sayang. Cuma tergores sedikit, dikasih obat merah nanti langsung kering."
Masih menangis, Opy mencoba bertanya pelan. "Esa ngapain sampe jatuh sama Arro?"
"Huhu ... abis mo melly Alo."
"Hah!? Marry? Nikah?" Musesa dengan lugunya mengangguk. "Ya ampun, Sayang. Kalo Dada kamu tahu, nanti Dada marah sama Esa."
"Janan! Eca nda mo Dada angli ke Eca, Momaa."
Opy mengangguk. "Iya, makanya jangan bilang Dada, ya?"
"Okey, Mom."
Sudah. Masalah ini jangan sampai memancing kecemburuan Ardi, apalagi jika nantinya ada kabar dari Alini. Bisa merambat kemana-mana kemarahan suaminya. Sudah, Opy ingin sejenak saja tenang. Urusan anak-anak jangan sampai dianggap terlalu serius, tapi bagi Ardi terhadap putrinya tidak akan pernah santai. Maka dari itu Opy akan bersatu untuk membuat suasana hati Ardi tenteram dan damai. Selalu.
[YEAY!!! Kisah ini sudah tamat di sini untuk versi Wattpad, ya. Untuk versi cetak nanti kurang lebih akan ada konflik yang belum muncul dari sisi keluarga Ardi. Soal Musesa menurutku di sini udah jelas, dia nggak mau menerima Draka. Terus bonus kisah Alini juga hanya ada di versi cetak, insyaallah, semoga bisa dijadikan satu buku. Kalo kebanyakan, mungkin dua buku. Untuk versi e-book pasti ada, tapi sudah pasti kisah Alini dijual terpisah. Belum kelihatan total kata akhirnya, tapi ini baru bab 80 aja udah banyak beut. Santai aja, kalian nabung dulu. Mungkin juga nanti bakalan ada bundling sama buku Nemesis kalo ada yang ketinggalan.
Makasih buat yang ngikutin kisah ini di Wattpad dan versi cetak nanti. Mari kita nantikan kisah lengkap yang eksklusif bagi pengikut setia abang Lazuardi. Mature content kisah ini juga nggak aku pasang di KK karena memang eksklusif untuk terbit. Spesial bagi yang beli versi cetak atau e-book aja.
Sampai jumpa di kisah saudara Opy yang lain. :))
KAMU SEDANG MEMBACA
HE WANTS TO FIX ME / TAMAT
General Fiction{Tersedia e-book di google playbook untuk versi lengkap seperti versi buku. Di Wattpad tersedia bab tamat versi Wattpad.} Trophy Aglaea harus merasakan kecewa dan rasa sakit yang begitu panjang karena hancurnya kepercayaan akan hatinya dihanguskan...