Lazuardi adalah pria sejati yang sekarang sudah kepala empat. Namun, tidak akan ada yang menyangka hal itu. Justru Opy yang dilihat mengimbangi usia suaminya. Lebih tua. Semua orang akan sangat membanggakan betapa menawannya Ardi diusia empat puluhnya. Memang usianya menjadi sangat matang, sekaligus meresahkan Opy. Siapa yang akan diam saja ketika suaminya yang semakin bertambah umur justru semakin tidak karuan pesonanya? Hal ini mungkin karena kesalahan Opy juga yang menggilai drama-drama Korea Selatan. Dimana para aktornya, seringkali ketahuan oleh Ardi, diberikan lambang cinta pada akun instagram mereka. Bahkan di galeri Opy ada beberapa koleksi foto aktor yang begitu digilai oleh Opy; Gong Yoo.
Ardi masih ingat betul apa yang dikatakan oleh istrinya itu ketika ia meminta perhatian dalam kondisi Opy yang asyik menonton serial drama berjudul Goblin.
"Sayang, pijit sebentar, dong."
"Iya," jawab Opy yang membuat Ardi merasa menang. Namun, pria itu salah besar, karena ternyata ketika Ardi membuka kausnya dan berharap ada sesi 'pijat plus plus' istrinya justru memijat dengan jemarinya. Bukan memijat, tapi mencubit.
"Sayang? Kayaknya kamu salah, deh, mijitnya." Ardi berusaha mengganggu Opy kembali.
"Iya," jawab Opy lagi.
Dengan menahan rasa kesalnya Ardi bertanya, "Apa kelebihan Goblin itu?"
"Gong Yoo maksud kamu?" Ardi menaikkan kedua alisnya sebagai balasan mengiyakan. "Dia makin tua makin ganteng. Ya ampun ahjussi rasa oppa."
"Oppai?" sahut Ardi dan langsung dihadiahi cubitan di puting Ardi sendiri."Akh! Kamu kok cubit disitu, sih?"
"Karena otak kamu itu harus dibersihin! Rasain, tuh, aku cubit di oppai kamu!"
Dari sanalah Ardi memiliki motivasi untuk menjadi om rasa oppa Korea. Suruh siapa membuat istrinya menggila. Maka Ardi buktikan dia juga mampu menyaingi Goblin Goblin itu!
Jadi, Ardi tidak heran jika saat ini menjadi pria yang sangat diidamkan oleh istri dan putrinya. Kalau Musesa, jelas dia tidak heran. Karena memang sosok papa adalah tipe ideal putri mereka. Namun, Opy ... ini terjadi setelah Musesa memasuki usia satu tahun. Entah perempuan itu baru sadar atau bagaimana, tapi Ardi merasakan persaingan ibu dan anak itu dalam menarik perhatiannya. Dan itu bagus. Ardi juga semakin percaya diri karena Opy semakin sering menyatakan rasa cemburunya dan itu mengindikasikan pada satu kesimpulan; Trophy Aglaea mencintainya.
Dan beginilah rutinitasnya sebelum tidur. Menidurkan putrinya dan berjanji tidak akan menutup pintu penghubung, sebelum dia meniduri ibu dari putrinya. Setelah sukses, dia melihat istrinya menyilangkan kaki hingga pahanya tersingkap duduk di sofa yang ada di balkon mereka.
Ardi mendekatinya dan mencium bahu telanjang Opy. Sepertinya perempuan itu sengaja menurunkan jubahnya hingga siku agar Ardi melihat kulit itu. "Kenapa di sini, Sayang?" tanya Ardi.
Trophy bergeser dan tidak membiarkan Ardi menyentuhnya dengan mudah. "Kamu buka pintu penghubungnya?" tanya Opy cepat.
"Hm. Anak kita akan sangat marah kalau itu nggak ditepati," ucap Ardi begitu jelas.
"Kamu sangat memenuhi janji kamu sama Esa, ya, Ar."
Pria itu mengangguk. Membuat Opy mencebik dan menyilangkan tangannya di bawah payudaranya. Ardi menahan seringainya yang ingin sekali muncul dan mencibir perempuan itu, karena jenis godaan seperti ini sangat dikenali oleh radar Ardi.
"Kamu selalu begitu sama aku, Ar. Kamu itu nggak menganggap apa yang aku mau penting, ya? Semua keinginan Esa diatas aku!"
Ardi mengamati buah dada itu yang ikut bergoyang seiring dengan istrinya yang bicara.
"Kamu denger aku nggak, sih, Ar??!!" protes Opy.
"I listen every inch of your breast—"
"Apa!?"
"Mak-maksudku aku dengar semua protes yang kamu layangkan ke aku, tapi ..."
"Tapi?"
Ardi menghela napasnya lebih dulu. Membuangnya panjang sebelum melanjutkan apa yang istrinya ingin dengar. "... tapi aku nggak bisa fokus dengan puting kamu yang tercetak jelas dan mengeras itu."
Opy terlihat tidak terlalu terkejut dengan ucapan Ardi. Sebab tiga tahun bukan waktu yang singkat bagi mereka dalam mengilhami petualangan bercinta. Hormon Opy dulu yang suka sekali bercinta dan teramat seksi ternyata terbawa hingga Musesa lahir dan bahkan sekarang berusia tiga tahun. Ardi mengalami kemajuan untuk menggoda dan mengucapkan kalimat dirty semacam itu. Meski rona di wajah pria itu tidak langsung begitu saja hilang.
"Wow. Dada nya Esa bisa bilang begini, ya."
Opy memundurkan tubuhnya saat Ardi duduk di sisinya dan pinggul perempuan itu terbentur dengan lengan sofa yang membuatnya tak bisa bergerak kemanapun lagi.
"Kamu sudah tidak memiliki jalan keluar, My Opium." Ardi berusaha menjulurkan lidahnya untuk menyapa puting istrinya yang jelas mengeras di balik gaun tipisnya itu. Namun, Opy masih ingin bermain-main dengannya.
Dengan sengaja Opy menutup mata suaminya dengan membuat harapan Ardi bahwa perempuan itu akan menciumnya lebih dulu. Sayangnya Opy loncat dari sofa dan menuju ayunan yang menyulitkan Ardi tentu saja.
"Catch me, User!"
Karena Ardi seringkali melabeli Opy dengan opium yang menjadi salah satu jenis barang yang mampu membuat efek candu, maka Opy memberi label pada suaminya sebagai user alias pemakai. Pemakai Opy sebagai opium-nya yang sedang kecanduan.
Ardi menuruti permainan itu hingga dia melihat Opy sengaja berdiri di seberang kursi ayunan itu dan menarik lepas lingerie nya dan menyisakan celana dalam yang hanya berupa tali saja. Benar-benar tali yang membuat bagian inti perempuan itu terpampang yang dibatasi tali. Hanya itu.
"Kamu bisa flu kalau telanjang di sini, Opium."
"Aku akan membuat flu itu bukan hanya menyerangku, tapi kamu juga, Sayang. Jadi, cepat lucuti bajumu sendiri."
Ini malam minggu yang nakal bagi Ardi dan Opy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE WANTS TO FIX ME / TAMAT
General Fiction{Tersedia e-book di google playbook untuk versi lengkap seperti versi buku. Di Wattpad tersedia bab tamat versi Wattpad.} Trophy Aglaea harus merasakan kecewa dan rasa sakit yang begitu panjang karena hancurnya kepercayaan akan hatinya dihanguskan...