Hi kalian yang udah mau baca cerita aku sampai disini, makasih ya. Aku bener bener apresiasi bgt kalian yang baik mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Maaf kalo masih kurang bagus dan typo yang bertebaran.
Btw biasanya aku update subuh, karena tadi suduh gak update. Yuk double update!!Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
.🌟🌟🌟
"Assalamualaikum, bunda?"
Abby membuka pintu rumah berwarna putih yang bergantung gordern renda berwarna coklat. Tidak ada jawaban dari bundanya. Padahal tadi bundanya yang menyuruhnya cepat pulang.
"Eh Bang, maaf bunda tadi di toilet." Ujar Sania Wikanjaya. Wanita dengan rambut sebahu berwarna agak kecoklatan itu.
Walaupun umurnya tidak muda lagi tapi Sania terlihat awet muda. Wajahnya memang sudah ada kerutan, tetapi wajahnya bersinar dan aura keibuannya sangat terlihat.
"Apa yang penting bun?" Tanya Abby tak sabaran.
"Ayah kamu kan ulang tahun, kira-kira kita enaknya buat acara apa ya?" Seru Sania.
Selama ini Sania hanya bertugas merawat anak dan rumah. Dulu dia dan Adi bertemu saat sama-sama tes CPNS. Pertemuan awal yang panjang hingga mengajak makan lalu saling berhubungan. Walaupun hanya Adi yang lolos CPNS tapi dia berjanji akan menikahi Sania hingga buktinya sekarang mereka sudah dikaruniai seorang putra yang tampan dan seorang putri cantik.
"Abang kira apaan." Ujar Abby merasa tidak tertarik dengan topik pembicaraan itu.
"Abang jangan gitu dong, bunda jadi sedih." Sania lalu menuju sofa di ruang tengah.
"Yaudah apa aja bun atau bunda tanya adek aja." Abby mengikuti bundanya ke sofa sambil memijit pundak Sania.
Jurus manja Abby. Kalau ingin kode apapun atau membujuk Sania agar tidak marah dari dulu pasti cara Abby sama, dia akan memijit pinggang, punggung, atau kaki Sania sambil merayunya. Sania selalu bangga pada kedua anaknya. Menurutnya Abby dan Alluna memiliki cara mereka sendiri untuk berprestasi meskipun apa pendapat Sania sangat berbeda dengan pendapat Adi Wikanjaya, suaminya.
Untuk Adi, orang pintar adalah dia yang menguasai pelajaran. Adi sering memarahi Abby karena nilainya turun atau karena bolos les hingga bolos sekolah yang membuat Adi mendapat surat teguran. Kalau Alluna, gadis muda yang berotak encer itu selalu marah bila Ayahnya membandingkannya dengan Abangnya. Abby mungkin tidak sepintar Alluna, tapi Abby sangat berprestasi dibidangnya dan sangat menyayangi Alluna.
"Ah abang ngerayu ni." Ujar Sania.
Tidak lama, seorang gadis muda menggunakan rok biru dengan rambut dikepang satu membuka pintu rumah dan langsung disuguhkan pemandangan sang Abang yang memijit manja Bundanya.
"MAUU!!" Rengek Alluna menuju sofa.
"Apaan dah curut." Abby mengacak puncak kepala Alluna yang mencoba menerobos duduk ditengah-tengah dirinya dan Sania.
"Bunda, adek dibilang curut." Ujar Alluna dengan bibir yang sengaja dimaju-majukan dan nada seolah menjadi korban.
"Abang astagaa ini juga adek udah ah. Sekarang kalian berdua bantuin bunda nyiapin buat ulang tahun ayah nanti malam ya." Kata Sania sambil merapikan rambut Alluna dan berganti menyugarkan rambut Abby menggunakan tangan yang juga dia gunakan membesarkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Abby [THE END]
Fiksi RemajaKisah cinta masa sekolah memang tiada tandingannya. Penasaran sampai mencari informasi tentang doi udah jadi keharusan entah itu cowok atau cewek. Buat kalian aku pesenin nih, jangan lewatin pokoknya jangan pernah lewatin dia yang ngambek gak jelas...