2. SI BINTANG LAPANGAN

243 10 1
                                    

Hi kalian yang udah mau baca cerita aku sampai disini, makasih ya. Aku bener bener apresiasi bgt kalian yang baik mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Maaf kalo masih kurang bagus dan typo yang bertebaran

Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
.

🌟🌟🌟

"Oh mantan." Ucapan Abby yang menggantung seolah menyadarkan Agata bahwa sesi curhatnya sudah selesai dan kembali ke dunia nyata.

Agata mengangguk, seolah cerita panjangnya soal Martin usai dan keheningan mulai masuk diantara mereka. Sambil menatap langit yang pelit bintang malam ini tidak mendung tapi memang bintang tidak terlalu banyak. Mereka masih seolah-olah sibuk dengan pikiran masing-masing dan terjebak pada situasi yang tidak mengenakan. Apalagi seorang Agata bukan tipe pendiam, selalu ada saja yang di bahas.

"Gue diajak lomba mingkem sama ni cowok." Batin Agata sambil sedikit curi-curi pandang ke Abby dari ujung matanya saat meminun air mineralnya.

"Ayo pulang."

Hanya itu yang keluar dari bibir Abby, sungguh Abby juga bingung pada disituasi seperti ini dan dia menyesali tindakannya mengajak perempuan ini pulang.

Yang diajak bicara hanya mengangguk patuh lalu naik keatas motor Abby. Mereka perlahan menembus jalan yang dipenuhi cahaya temaram lampu jalanan, angin bertiup sepoi tapi ditambah kecepatan motor Abby membuat Agata memeluk erat tas bantu kainnya yang dia taruh tengah-tengah tubuhnya dan Abby.

Abby kembali menepi di jembatan yang ramai lalu lalang motor dan mobil. Tepatnya tidak gelap, masih terang bahkan sangat terang dengan posisi mereka dapat dilihat pengguna jalan yang lewat. Agata sudah berfikir macam-macam. Dia tidak kenal Abby makanya dia takut diapa-apain Abby.

Abby melepas jaketnya makin membuat Agata mundur satu langkah dari tempatnya berdiri. Mengerti gelagat perempuan yang diboncengnya takut Abby langsung menetralisir keadaan. Dia tidak mau di cap jelek apalagi oleh warga sekolah, cukup tugas yang harus dia jawab bukan cibiran aneh dari warga sekolah.

"Nih pake nutupin." Abby mengulurkan jaket hitam miliknya kepada Agata.

Agata menggerti dan mengangguk. Tapi dia bingung, lengan bajunya panjang jadi apa yang harus ditutupi?

Mengerti bahwa orang didepannya mematung memandang jaketnya malah membuat Abby menepuk jidat. Ternyata lemot juga ni cewek, pikirnya.

Abby mendekatkan tubuhnya mengambil jaket hitamnya dan diikat dipinggang Agata dengan bagian depan tubuh Agata tertutup oleh jaket hitam milik Abby.

"Biar kalo naik motor gak masuk angin ya?" Tanya Agata polos dengan memandang Abby sambil tersenyum.

Yang ditanya malah hanya mengangguk dan langsung menaiki motor. Rasanya diperut Agata ada bintang jatuh atau gemuruh konser yang tidak sadar membuatnya tersenyum. Kaget pastinya ternyata seorang Abby bisa perhatian juga pikirnya.

"Udah sampek." Agata sadar saat melihat gerbang berwarna hitam dengan ornamen emas dijerujinya.

"Oh iya, maaf tadi udah merem-merem gitu soalnya ngantuk." Kata Agata sambil menyengir dan menggaruk belakang telinganya.

"Iya, gue balik." Jawab Abby singkat.

"Ni cowok sariawan apa gimana sih, irit banget ngomong." Batin Agata karena lawan bicaranya sungguh menyebalkan.

Abby menunggu Agata yang masih tersenyum memandanginya. Iya Abby memang tidak menatap Agata langsung karena pandangannya menatap jalanan kompleks yang dilewati pedagang nasi goreng gerobak.

Dari Abby [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang