35. Sekarang Jadinya Kita?

75 4 0
                                    

Halo semua, gimana kabarnya nih, semoga dalam keadaan sehat semua ya...

Oh iya btw nih yang baca cerita Dari Abby ini dari mana aja nih tinggalnya?
Ada yang dari Bali gak, soalnya author dari Bali hehehe

Buat temen-temen Jawa-Bali, semangat ya PPKM #dirumahaja masih berlaku ya jangan nongkrong-nongkrong dulu. Mending baca wattpad sambil halu aja ya nanti gibahnya virtual bareng hehehe

Oke tanpa berlama-lama aku mau ucapin makasih buat yang udah rajin ninggalin jajak vote, komen, dan masukin Abby ke perpustakaan kalian. BIG THANKS GUYSSS lope-lope paling banyak buat kalian moodbuster aku, karena emang lagi butuh moodboster banget nih si author hahaha

Happy Reading✨✨

"Karena kita gak pernah tahu kapan kita bisa jadi KITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena kita gak pernah tahu kapan kita bisa jadi KITA. Jadi gimana, bisakah Sekarang ini jadi KITA, bukan lagi nama?" - Abbynanda Wikanjaya

.
.
.
.
.
.

🌟🌟🌟

Abby di kelas memperhatikan guru sangat fokus membuat Adit heran, kenapa pandangan Abby tidak bergeser sama sekali. Padahal Adit tahu pelajaran biologi di jam akhir seperti ini rentan mendatangkn rasa kantuk, bahkan Adit merasa bu Sri di depan tidak sedang mengajar tapi sedang mendongeng, jangan di contoh ya teman-teman sifat Adit.

Adit yang merasa bosan menolek ke belakang melihat Evan menunduk dengan posisi tangan kiri memegang kepala belakangnya dan tangan kanan terletak dibawah meja, sudah ditebak Evan sedang sibuk dengan ponselnya. Kalau Dhika ya sudah pasti cowok pintar itu fokus mendengarkan bahkan mencatat. Merasa dirinya gabut, Adit mencoba memecah fokus Abby.

"Hust, Woi By tebak-tebakan yok?" Ucapan Adit bagaikan angin lalu yang tidak dihiraukan Abby.

"Elah, gue di kacangin."

"By, apa yang putih mulus tapi gak bisa dipegang?"

"Mesum lo." Abby menoyor kepala Adit dengan tidak tahu diri.

"Yee, lo yang mesum orang jawabannya AGATA."

Adit yang sibuk menahan tawanya tidak sadar dengan tatapan membunuh Abby. Ya Adit berhasil membuat fokus Abby teralihkan, bahkan hingga membuat Abby ingin menghajar Adit. Berani Adit macam-macam dengan Agatanya, ah Agatanya jangan pede dulu Abby belum juga apa-apa.

"Wis... wis... wis, santuy bro becanda gue. Abisnya lo fokus banget sama papan." Bisik Adit, ya dia tidak mungkin teriak keras-keras saat bu Sri menjelaskan, bisa kena hukuman ke kelas lain lagi dia nanti.

"Liat jam dinding tu pasti." Ujar Dhika dari bangku belakang.

"Bener?" Tanya Adit yang menatap Abby dengan tatapan berlebihan.

Dari Abby [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang