Dari Abby [THE END]

26. TERSENTAK KENYATAAN

Hi kalian yang udah mau baca cerita aku sampai disini, makasih ya. Aku bener bener apresiasi bgt kalian yang baik mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Maaf kalo masih kurang bagus dan typo yang bertebaran.

Maaf banget karena lama update, tapi jujur aku lagi masa berkabung dan pengalihan pikiran. Dan juga kangen AbbyAgata

Absen kota kalian dong!❤️

Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
.

🌟🌟🌟

"BANGSAT! Ngapain keroyokan!?" Beo Windu yang melihat ada lebih dari dua puluh orang dibelakang tubuh Lucas.

Lucas memang anak SMA Nusantara, tapi tidak ada larangan kalau dia memilih masuk ke geng Marco yang dominan dari SMA Pelita. Tidak sedikit juga anak sekolah lain masuk geng S.O.S.

"Takut lo?" Tanya Desta, yang diketahui ketua Marco.

"Alah bacot, kita yang cuma bersegini bisa lawan lo semua!" Satria tidak mau kalah, dia yang menjabat sebagai wakil dari Windu dengan badan yang besar tidak sabar menghabisi musuh didepannya.

"Mana yang bikin lo bonyok bang?" Tanya Desta kepada Lucas yang berdiri disebelahnya.

Lucas sangat memalukan, dia sudah kelas dua belas tapi masih meminta pertolongan adik kelasnya. Memang Marco angkatan Lucas sangat kalah jauh dari S.O.S saat dipimpin Rega.

Mata Lucas mencari laki-laki yang dia yakini membuat wajahnya penuh luka. Kemudia matanya melihat Abby yang baru saja berlari masuk kedalam barisan anak S.O.S. Tepat dibelakang Gentha.

"Noh!" Tunjuknya dengan dagu dan telunjuk kanan.

Desta tidak lupa. Dia juga anak yang sama yang Desta pukuli bersama beberapa rekannya waktu itu.

"Cih, tu bocah?" Remeh Desta. Diikuti gelak tawa teman-temannya yang lain.

Eh bocah-bocah gini Abby bisa membuat Lucas bonyok dengan tangan kosong. Dan ingat, dia melawan sendiri bukan KEROYOKAN.

"Bacot lo!" Titah Rama yang langsung maju meninju wajah Desta yang masih tertawa.

BUG!!

BUG!!

BUG!!

Pertengkaran dua geng itu tidak dapat dihindari. Abby dan Gentha melawan sekitar empat sampai lima orang. Bayangkan mereka yang kalah orang tidak mungkin hanya maju satu lawan satu.

Strategi yang selalu Windu ajarkan adalah, tidak perduli seberapa banyak lawan yang menghadang. Intinya saling menjaga satu sama lain. Kita saudara dan saudara harus saling menjaga.

Windu dan Satria tak kalah kewalahan melawan tiga orang berbadan sebesar Satria dan juga Desta yang sangat licik. Salah satu anak buah Desta yang tadi tersungkur dihujani bogeman dari Rama menyingkir mundur kebelakang.

Dilahan sebelah gang menuju warung mbah terdapat proyek pembangunan rumah dan ada sisa kayu. Dasar memang geng licik, anak buah Desta itu mengambil satu buah balok kayu. Dengan tenaga yang masih tersisa dia mencoba menopang dirinya dan berat balok kayu itu. Rama yang baru menendang musuhnya melihat pergerakan anak buah Desta menuju Windu yang tengah melawan Desta.

Dengan gerakan cepat, Rama melindungi ketuanya.

BRUGHH!!

"ARGHH..." teriak Rama yang punggung hingga belakang lehernya terasa kebas.