Hi kalian yang udah mau baca cerita aku sampai disini, makasih ya. Aku bener bener apresiasi bgt kalian yang baik mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Maaf kalo masih kurang bagus dan typo yang bertebaran
Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
."Sahabat itu masalah satu jadi masalah bersama.
Yang sedih satu yang ngerasain semua"
- Jeslyn Wijaya🌟🌟🌟
Sekumpulan siswa laki-laki yang bertubuh tegap dan hobi nongkrong itu sedang memenuhi kantin. Bukan ada acara khusus tapi kalau mereka sekedar ingin cemilan ya larinya ke kantin. Istirahat kedua juga tidak sepadat istirahat pertama maka dari itu merek suka ngumpul di kantin sekolah, itu juga karena durasi istirahat kedua lebih singkat.
Abby dan teman-temannya sedang meminum teh poci dengan rasa yang berbeda-beda sambil memperhatikan Rama yang tengah belajar menjadi fucekboy bersama Satria. Mungkin karena sudah lama menjomblo membuat Rama akhirnya jadi salah jalan.
"Cewek, piyuwit, kir kir." Rama mendapat toyoran keras dikepalanya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Satria.
"Lo manggil cewek apa burung, atau ayam?" Tanya Satria dengan wajah serius.
Laki-laki bertubuh besar dan baju tidak rapi itu memberikan teori dasar kepada Rama.
"Ram, lo tu cakep jadi tolong pergunakan kecakepan lo dengan benar." Ucap Satria yang tangan kirinya menepuk pundak tegap Rama.
Yang diberi wejangan hanya mengangguk paham dengan wajah susah diartikan. Wajahnya seperti sedang mencerna rumus fisika yang susah dikerjakan. Bukan bagaimana, Rama ini terlalu sibuk dengan game bahkan chat cewek yang masuk sekedar mengajak kenalan saja tidak dihiraukan.
"Rama udah jadi pro player game aja lo, jangan pro player hati. Berat." Ucap Rehan yang sedang ngebucin dengan Rege dipojokan ditemani Agnes dan Windu.
"Anak buah lo Ndu?" Tanya Agnes dengan suara lembut perempuan itu disertai cekikikan diakhir pertanyannya.
"Temen lo tu Han." Ujar Windu mendorong pundak Rehan yang malah modus memeluk Rege. Padahal dorongan Windu tidak sekeras itu.
"Yaampun, kepeluk kan." Nadanya seolah dibuat-buat. Ya kalau modus ke cewek sendirinkan tidak masalah.
Yang membagongkannya. Rege yang tidak sengaja dipeluk Rehan malah menanggapi pelukan Rehan membuat siulan dan teriakan gaduh dari anggota S.O.S yang ada di kantin. Tidak lain mulut beo Adit dan siulan menggoda Evan. Abby dan Dhika hanya tertawa. Tawanya karena melihat ekspresi Rehan yang terkejut.
Devinisi, mau ngerjain malah balik dikerjain ya gitu.
Saat semua orang tengah tertawa di kantin langakah cepat dua orang perempuan yang satu berkacamata dan poni yang satunya lagi berwajah cantik dengan pipi tembam dengan gigi terkunci seolah sedang menahan amarah. Keduanya melangkahkan kaki gusar menuju kantin. Sebelumnya kedua orang itu sudah mencari ke kelas Abby tapi yang dicari tidak ada.
Jeslyn dan Agata memasuki kantin yang terlihat ramai dan didominasi laki-laki disana. Ada Rega dan anak kelas 12 lainnya juga. Agata yang menyadari keberadaan banyak kakak kelas awalnya merasa jengah tapi melihat langkah yakin Jeslyn. Rasanya semangatnya tumbuh dan membara untuk memberi pelajaran Abby.
Jeslyn menuju meja Abby dan menggebrak meja dari triplek yang dibalut taplak meja plastik. Suara nyaringnya membuat orang-orang yang tadi tertawa keras menjadi hening seketika. Belum lagi Evan yang tidak kalah terkejut, Jeje-nya yang terlihat polos dan tidak banyak bicara bisa terlihat sangat marah seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Abby [THE END]
Fiksi RemajaKisah cinta masa sekolah memang tiada tandingannya. Penasaran sampai mencari informasi tentang doi udah jadi keharusan entah itu cowok atau cewek. Buat kalian aku pesenin nih, jangan lewatin pokoknya jangan pernah lewatin dia yang ngambek gak jelas...