27. ADA APA?

51 3 0
                                    

Hi kalian yang udah mau baca cerita aku sampai disini, makasih ya. Aku bener bener apresiasi bgt kalian yang baik mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Maaf kalo masih kurang bagus dan typo yang bertebaran

Selamat hari minggu✨

Kasi tau dong kebiasaan kalian kalau udah libur itu ngapain aja?

Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
.

Heran sama mbak Agata, gini aja Cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heran sama mbak Agata, gini aja Cantik. Coba dah author. Cantik kagak, jijik iya😭
🌟🌟🌟

Kalau boleh jujur, latihan kali ini sangat menguras tenaga dan juga perasaan. Bagaimana tidak, Agata terang-terangan melihat Dhika menemani Felicia. Mana tu cewek sok manja membuat Agata kepo sendiri dengan kejelasan hubungan keduanya.

Tidak mau kalah, Jeslyn yang sejak tadi duduk disebelah Agata terus-terusan diganggu Evan. Tapi bukan hanya mengganggu, Evan seperti sedang berjuang menarik perhatian Jeslyn secara terang-terangan. Agata sesekali memutar bola matanya malas mendengar gombalan dan berbagai usaha Evan.

"Dasar komodo," desisnya.

Males banget kan jadi manusia ngenes ditengah pemandangan ke-uwu-an. Syukur sekarang didekatnya ada Adit. Ya jadi ada sedikit lawakan garing yang mampu membuatnya tertawa kecil bahakan kadang ngakak.

Patut diakui, rasa setia kawan teman-teman Abby tidak bisa diremehkan. Walaupun yang latihan hanya Evan dan Abby. Tapi sejak tadi Dhika dan Adit tetap berdiri disana bersama beberapa anak S.O.S yang menjadi suporter dasakan.

"Ngapain dah lo pada disini? Gak kangen rumah?" Sewot Agata melihat Adit yang tidak jelas dari tadi.

"Dasar jomblo, iri aja. Inget Ta, iri tanda tak mampu." Ujar Felicia dengan nada penuh ledekan.

"Mampu gue, timingnya gak pas." Gerutu Agata.

Matanya menelusup mencuri-curi pandang kepada cowok yang sedang asik men-dribble bola disaat yang lain tengah istirahat dipinggir lapangan. Jadwal pemandu sorak dan anak basket latihan menjadi lebih padat, tapi lebih sering anak basket sih. Kembali, tanding intern itu juga mempertaruhkan nama sekolah.

Memang sekolahnya diem aja, tapi mulut siswa kalau saling ejek kadang gak kontrol. Bahkan bisa buat tawuran, ya lagi-lagi tawurannya pake baju sekolah. Nanti yang dibawa-bawa nama sekolahnya. Kasihan kan sekolahnya, diem aja ter-dzolimin terus.

Balik ke lapangan basket SMA Nusantara. Disusana siang yang panasnya lumayan menyengat, Abby dan Windu serta kak Rey masih sibuk ditengah lapangan. Sesekali Abby mencoba memasukan bola ditengah lapangan, awalnya susah tapi setelah mencoba terus akhirnya berakhir.

Agata yang melihatnya sontak dengan gerakan reflek menepuk tangan. Membuat cewek-cewek pemandu sorak serta beberapa anak basket cowok dan anak S.O.S menatapnya heran. Tidak terkecuali Abby.

Dari Abby [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang