50. ADA BUAT AGATA

54 0 0
                                    

Dokter mengatakan dalam enam bulan kedepan Agata harus rajin kontrol untuk melihat perkembangan tulangnya. Diruang rawat ini sudah dua hari sejak malam dirinya di operasi, Agata masih setia meratapi dirinya. Mata yang sembab, hidung yang memerah dan selalu berair, bagaimana dia bisa menerima kalau dia harus berusaha berjalan padahal dia akan ada latihan untuk event basket sekolah.

"Cucu oma kenapa?" 

Wanita paruh baya dengan paras cantik walaupun kerutan terlihat di samping-samping mata dan dahinya. Dia lah orang setiap hari Agata liat saat bangun tidur, oma yang menemaninya saat papanya harus menyelesaikan pekerjaan kantor lebih cepat agar sore bisa menemani Agata.

Menyambung soal papa Agata, ya Andrea sudah melaporkan Martin dengan semua bukti tertulis. Untuk menimbulkan efek jera dengan mediasi bersama kedua orangtua Martin memperlihatkan hasil cctv di depan rumah tempat Agata kecelakaaan dan hasil CT scan patah tulang paha Agata. Bahkan orangtua Martin pun kecewa dengan perbuatan anaknya. Dikarenakan mereka merupakan colega bisnis, jelas berita ini merebak dimana-mana.

"pengen jalan lagi kayak biasa." ucap Agata dengan nada sendu, bibir pucatnya sangat kentara menunjukan Agata masih belum baik-baik saja.

"Iyaa sabar, sebentar lagi pasti bisa jalan lagi ya." 

Agata mengambil ponselnya yang ditaruh di nakas dekat ranjangnya. Dia melihat beberapa pesan dari teman-temannya dan Abby. Abby suka mengiriminya foto-foto lucu yang kadang membuat Agata sangat merindukan cowok dingin itu. Mulai dari pengaduan Abby soal sepatu putih yang baru di cucinya terkena injak Adit dan lain sebagainya.

Seperti sekarang saat mereka tengah istirahat di kantin, Abby melakukan panggilan video dengan Agata yang masih tergeletak lemas. Mereka semua berebutan untuk menyapa Agata, mulai dari Adit, Evan, Dhika dan beberapa anak S.O.S lain yang kebetulan ada disana.

"Aku kangen." bisik Agata saat melihat Abby tersenyum menerima ponsel yang tadinya ada di tangan Rama dan Satria.

"Sama." 

"Ta, lagi pengen makan apa?" tanya Abby spontan karena tahu pasti Agata merasa sangat tidak enak makan dengan menu rumah sakit.

"Mau kamu aja kesini."

"Alah, manja bangett." 

Suara oma Agata membuat Abby membulatkan mata, ternyata Agata tidak sendiri di kamarnya. Dia merasa malu saat tadi suara teman-temannya pasti terdengar ramai dan agak mengganggu.

"Ada oma?"

Agata hanya mengangguk, wajah pucatnya tetap menunjukan cahaya yang membuat Abby samapi tersihir dan terpesona. Kenapa cewek secantik Agata harus merasakan duka saat bersamanya, harusnya Agata bisa bahagia.

"Yaudah gue mau makan, bubar sekolah gue bawain Nutella apa Lotus buat isi roti. Tapi kayanya lo lebih seneng Nutella ya?"

Agata tertawa sendiri mendengar omelan Abby, entah kenapa mulai kemarin Abby sedikit agak cerewet. Apakah karena Agata sakit atau lainnya. Tapi karena apapun itu, Agata tetap bahagia dengan Abby yang selalu ada untuknya.

🌟🌟🌟

Abby tiba di rumah sakit dengan membawa beberapa cemilan untuk Agata, dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu Agata dan mungkin akan menarik-narik pipi lembut dan kenyal seperti jeli itu. Bahkan senyum Abby tidak luntur dari baru saja memarkirkan motornya. Langkahnya panjang menuju ruangan tempat Agata dirawat. Menaiki lift hingga lantai tiga, akhirnya Abby sampai. Disana ada oma Agata yang sedang membaca sebuah buku dan Agata yang tertidur dengan manis. 

"Oma, Agata udah dari tadi tidur?" 

"Lumayan, Abby kalo oma tinggal pulang gak papa kan?" 

Abby mengangguk, jelas dia tidak keberatan menunggu pujaan hatinya. Memang keinginan Abby ingin selalu ada untuk Agata. Oma Agata menenteng tas berisikan beberapa pakaian kotor yang ingin dibawa pulang untuk di cuci. Sayangnya oma Agata menolak di antar, katanya sudah memesan taksi online saja.

Dari Abby [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang