Gue gak pernah tahu kalau cinta bakalan semenarik ini. Agata yang cerewet dan rame gak karuan bisa betah dan diem-diem pengen kenal sama orang secuek gue. Hari ini liat senyum Agata di pinggir pantai, angin yang meniup anak rambunya buat gue ngerasa bersyukur ada orang yang narik gue yang kaku ini jadi lebih cair dan menikmati hidup.
-
Hari ini sambil menunggu sunset, Agata memasukan kakinya kedalam pasir. Membiarkan pasir masuk kesela-sela jari kakinya. Abby melihat itu menjadi keluar niat jahilnya. Cowok itu menarik kaki pacarnya dan menguburnya. Intinya sore itu milik mereka, dengan ditemani matari sore yang sebentar lagi tenggelam.
Abby yang telanjang dada sudah siap masuk kedalam air dan bergelut dengan ombak, menarik Agata yang menggunakan tank top crop berwarna coklat dan celana pendek sepaha. Keduanya tertawa di dalam air, menikmati air yang sudah mulai terasa hangat tapi saat mereka mengangkat tubuh kedarat rasa dingin mulai datang.
Agata duduk dipinggir pantai dan disusul Abby. Mungkin sebentar lagi bumi akan menjadi gelap. Posisi matahari akan digantikan dengan bulan.
"Ta, aku mau ngomong." ucap Abby yang mengganggu kesenangan Agata yang tengah bermain pasir basah.
"Ngomong aja sayang."
"Aku takut banget aku kayak ayah, kamu tahu itu kan?"
Agata hanya mengangguk, matanya menatap Abby yang dari tadi sudah merekam gerak geriknya. Mendekatkan tubuh keduanya, Agata bersandar dipundak Abby.
"Kamu juga tahu kan, aku takut kisah bahagia kita berakhir kayak papa sama mama aku?"
Abby mengangguk. Memeluk pinggang kekasihnya, seolah deburan ombak menjadi irama menenangkan sore itu.
"Kita sama-sama ada rasa insecure sayang. Kita jadiin itu intropeksi diri ya. Jadi kamu bisa lebih hati-hati sama cewek lain dan aku lebih bisa hati-hati sama penyakit yang mungkin bawaan aku sejak kecil."
Abby hanya mengangguk, dia mencium kening Agata. Dia yang selalu bersyukur mendapatkan Agata untuk berada disisinya. Dia harap pilihannya tidak pernah salah.
"Tapi aku takut banget kalau sampek aku kayak mama, nanti kam-"
Agata terkejut saat Abby mengangkat rahang Agata sehingga keduanya bertemu. Bibir mereka bertautan ditemani dengan matahari yang mulai kembali dari peraduan. Abby menarik pinggang Agata untuk mendekatinya dan Agata memegang bahu Abby dengan kuat. Menikmati kedua kalinya bibir mereka bertemu, dan yang ini dengan cinta.
Setelah melepaskan ciumannya, Abbya membawa rambut Agata yang masih setengah basah kebelakang telinga dan mencium dahi Agata penuh kasih.
"Jangan pernah ngomong itu, apalagi berfikir gitu. Jalanin aja dulu ya." ucap Abby dengan lembut.
Agata menarik senyumnya dan mengangguk. Memeluk Abby dan bersandar di dada bidang cowok yang paling Agata sayang itu merupakan hal paling Agata suka. Rumahnya sekarang adalah Abby, yang dia harapkan sekarang adalah kita cintanya dengan Abby akan berakhir seperti banyak pasangan lainnya. Penuh bahagia dan rasa cinta.
-
Cowok di samping gue ini gak pernah janji apa-apa selain ngasi pelukan hangat dan membuat gue berfikir bahwa 'Selamanya' ada buat kita. Saling mengisi dan saling mencintai, semoga bisa sama-sama terus ya By... Dari Abby, gue belajar gimana jadi orang yang kuat tapi ternyata lemah dalam waktu yang bersamaan. Orang yang punya banyak temen tapi ngerasa kesepian. Orang yang mandiri tapi sangat merindukan sosok Ayah. Kamu bakalan jadi versi terbaik diri kamu sayang, aku percaya itu By.
🌟🌟🌟 THE END 🌟🌟🌟
.
.
.
.
Kayaknya masih gantung ya, aku ada niat buat Sekuelnya tapi nanti ya pas mood. Lagi Author tulis kira-kira nanti isinya apa. Intinya kalo udah masuk part ini, tolong yaa bantu di vote dan share ke temen-temen kalian juga. Thank youuuu, see you reader🌟🌟🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Abby [THE END]
Teen FictionKisah cinta masa sekolah memang tiada tandingannya. Penasaran sampai mencari informasi tentang doi udah jadi keharusan entah itu cowok atau cewek. Buat kalian aku pesenin nih, jangan lewatin pokoknya jangan pernah lewatin dia yang ngambek gak jelas...