24. AGATA NURBAYA

52 3 0
                                    

Hi kalian yang udah mau baca cerita aku sampai disini, makasih ya. Aku bener bener apresiasi bgt kalian yang baik mau baca cerita aku, semoga kalian suka. Maaf ya kalo masih kurang bagus dan ada banyak typo yang bertebaran

Dan untuk teman-teman Muslim dunia orange aku yang tersayang. Selamat menikmati hari-hari terakhir Ramadan, semoga puasa kalian berkah. Semangat😇

Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
.

🌟🌟

Bukan kali pertama Abby melihat wajah cemberut Agata. Tapi ada yang aneh pagi ini. Dengan sedikit berlari kecil Abby mencoba menyamakan langkahnya dengan langkah gadis yang hanya sepundaknya itu.

Ada rasa ingin tahu yang membuat Abby penasaran. Walaupun terkenal cuek, tapi soal bibir lemes Adit kemarin cukup membuat Abby takut suasana prsahabat Agata dan Anya rusak.

"Selamat pagi." Ucap Abby, basa-basi untuk melihat respon Agata.

"Pagi." Jawab Agata ketus.

Oke Abby tidak suka diajak main tebak-tebakan. Dia kira Agata akan cerewet seperti biasanya. Tapi ini beda. Seperti bukan Agata.

"Tunggu." Abby menagan pergelangan tangan Agata.

"Kenapa? Cerita coba." Lanjut Abby.

Matanya menatap langsung manik mata coklat perempuan yang ditanya. Agata hanya menatap matanya sebentar langsung beralih ketangan Abby.

Sadar Agata menatapnya bingung Abby memegang kedua bahu Agata. Membuat posisi mereka saling behadapan dengan jarak setengah lengan Abby.

"Abby jangan diliatin. MALUUU!!"

Teriak Agata ditengah kerumunan siswa lain yang baru datang. Salting, mungkin itu yang dirasakan Agata. Mendapat tatapan intens dari si bintang lapangan.

Agata menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dan ekspresi yang ditampilkan Abby adalah ekspresi bingung plus gemas dengan kelakuan Agata. Sadar mereka menjadi objek tontonan warga sekolah, lantas Abby menarik tangan Agata dan membawanya ke belakang sekolah.

Langkah kecil Agata agak kewalahan mengikuti langkah besar Abby. Tapi melihat Abby dari belakang membuat Agata ingin memeluk laki-laki itu. Dasar Agata cewek agresif. Tidak terasa langkah kaki mereka sampai di pohon rindang belakang sekolah dekat gerbang belakang.

"Ngomong coba, kenapa?" Tanya Abby langsung to the point.

Agata mengerutkan dahinya. "Emangnya kenapa?" Membalikan pertanyaan Abby.

Abby menepuk dahinya. Memang susah memahami betina. Ditanya kenapa kalau tidak jawabannya gak papa ya ditanya balik dia kenapa. Emang dasar susah dipahami.

"Itu kenapa masih pagi udah cemberut. Disapa juga jawabnya jutek banget." Ucap Abby. Tangannya mencubit pipi bulat Agata.

Salting gak? Salting gak? Salting gak? Salting lah masak enggak.

Agata bahkan langsung merasa pipinya yang di cubit Abby menghangat. Rasanya tangan laki-laki itu masih menempel disana. Dengan wajah masih melongo, Agata menatap gamang wajah Abby.

"Sekarang malah bengong." Ucap Abby lagi.

Sadar gak sih, cuma karena perubahan raut wajah Agata pagi-pagi membuat Abby lebih cerewet. Ini karena rasa bersalah sebab Adit kemarin atau memang Abby perhatian?

"Apaan sih Abby. Gue gak papa, lo juga ketumbenan banget sok perhatian." Ucap Agata. Jurus jitu Agata bicara manja dengan bibir sok di tarik keatas. Sengaja dimanyun-manyunkan.

Dari Abby [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang