53. KUAT BERSAMA

46 1 0
                                    

Tiba hari dimana Agata dijemput Abby dirumahnya. Andrea sempat bercerita kalau memang dirinya akan lama melakukan perjalanan kantor ini dan meminta maaf apabila Agata merepotkan. Abby sama sekali tidak merasa di repotkan, malah dia merasa senang saat Andrea mempercayakan Agata padanya.

"Om sayang banget sama dia, cuma dia yang om punya." Andrea tertawa renyah seolah memang hidupnya terlalu monoton dan kadang menyedihkan.

"Saya paham om, kalau saya jadi om pasti akan sama." 

"Om titip Agata sama kamu ya. Om lihat dia sayang banget sama kamu, bahkan kamu juga sepertinya serius sama dia. Apa om benar?"

Abby hanya mengangguk menjawab ucapan Andrea. Benar, Abby sangat mencintai Agata bahkan. Sekarang Agata adalah dunianya, penyembuh lukanya dan juga tempatnya untuk pulang.

"Oh iya, orang tua kamu apa kabar?" tanya Andrea memecah keheningan saat menunggu Agata yang sedang berberes dibantu Asisten Rumah Tangga.

"Baik om semua baik-baik aja." 

"Abby, om pernah kehilangan orang yang om saangat cintai. Om harap kamu ataupun Agata tidak merasakan apa yang om rasakan.

"Bahkan Om berharap, om lah yang pergi meninggalkan Agata duluan. Bukan sebaliknya."

Abby terkejut mendengar sambungan ucapan Andrea yang membuat tenggorokannya merasa kering.

"Kenapa Om bilang gitu?"

"HAHAHA iya, supaya bukan om yang menangis. Karena om sudah pernah merasakannya dulu." Andrea berkata seperti itu sembari melihat foto yang terpajang di nakas dengan kursi pria itu.

Tidak lama setelah pembicaraan tersebut, Agata terlihat akan menuruni tangga. Dengan cepat Abby menghampiri Agata untuk membantunya turun tangga, sebab ART nya sudah membawa koper Agata yang mungkin juga lumayan berta.

Andrea melihat Abby yang terlihat sangat perhatian kepada putri semata wayangnya itu bergumam, "Ranti, aku sekarang tenang saat melihat ada pria baik yang bisa aku percaya untuk menamani putri kita satu-satunya."

Setelah berpamitan dengan papanya Agata melepas pelukannya bertepatan dengan Andrea yang akan menuju bandara bersama supirnya. Mereka terpisah saat tujuan mereka merupakan tempat yang berbeda. Sepanjang perjalanan Agata terlihat sangat tenang, tapi Abby menangkap rasa sedih di mata kekasihnya itu.

"Kenapa?" tanya Abby yang sesekali menoleh ke arah Agata dan juga jalan raya yang sekarang nampak agak ramai.

"Sedih papa mesti perjalanan kantor lama, tapi seneng bisa bareng-bareng kamu terus."

"Gak lama kok, bentar juga balik. Lo jangan sedih."

Agata hanya mengangguk menjawab ucapan Abby. Sebenarnya bisa saja Agata menginap di Jeslyn atau Felicia. Tapi dirinya kemarin hanya iseng saat bilang ingin menginap dirumah Abby karena kangen dengan bunda Abby. Eh tahunya papa Agata malah mengizinkan, apa karena topik 'ibu' itu sangat sensitif untuknya? 

Tidak tahu, tapi ya sudah lah juga dia akhirnya bisa bersama Abby dan juga keluarganya. Walaupun Agata agak takut dengan Ayah Abby. Tapi bodo amat lah, Abby juga mengizinkan dan tidak ada mengucapkan apa-apa tenantang pendapat Ayahnya.

"Udah sampek nih."

"Bunda seneng gak ya liat aku?" 

"Pertanyaan macam apa itu? ya pasti seneng. Tadi pagi bunda belanja biar sore ini bisa masakin calon mantu katanya."

Ucapan panjang Abby tersebut membuat semburan kupu-kupu di perutnya serasa tak karuan bahkan mempu membuat wajahnya merah. Syukur cowok itu tidak melihat karena sedang mengeluarkan kopernya dari bagasi dan membantunya turun dari mobil.

Dari Abby [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang