Sudah satu minggu hubungan Aqlan dan Qabila merenggang. Tidak ada lagi kata romantis, yang ada hanya suasana asing karena Qabila selalu menjauh darinya.
Aqlan sangat tidak menyukai suasana seperti ini. Qabila yang masih diselimuti dengan rasa kesal dan cemburu membuatnya tidak bisa bersikap manis dihadapannya.
Setiap kali Aqlan mencoba untuk mendekati Qabila, ia langsung pergi dari hadapan Aqlan. Sebegitu marahnya dia dengan Aqlan? Aqlan bingung sekali untuk mengakhiri keadaan yang seperti ini.
Tetapi ia tidak boleh menyerah. Ia akan terus berusaha membuat Qabila seperti kemarin-kemarin lagi. Ya! Sudah cukup semua ini. Jangan dibiarkan hubungan ini merenggang.
Lalu Aqlan keluar dari kamarnya mendapati Qabila sedang berada didapur menyiapkan sarapan untu mereka berdua. Apakah ini waktu yang pas untuk membujuk Qabila? Semoga saja.
Perlahan Aqlan mendekati Qabila yang tengah sibuk dengan bahan makanan yang akan ia racik setelah ini. Aqlan memberanikan diri untuk mendekati bidadarinya itu.
Grepp
Aqlan memeluk Qabila dari belakang, tangan kekarnya sedang bergelayut manja dipinggang Qabila. Sontak saja Qabila terkejut dengan kedatangan Aqlan secara tiba-tiba.
Karena sedang tidak pakai hijab, Aqlan menyingkirkan rambut Qabila agar wajah cantiknya bisa dilihat oleh Aqlan. "Maafin mas. Jangan marah lagi ya? Aku gak tahan dicuekin sama kamu gini, Bil,"
Seolah tidak mengidahkan ucapan Aqlan, Qabila terus melanjutkan kegiatannya tanpa menoleh kearah Aqlan sedikit pun. Sebenarnya ia juga tidak tega melalukan ini kesuami tersayangnya. Namun mau bagaimana lagi? Kalau ia tidak melakukan ini pasti Aqlan masih sering bertemu dengan Raisya.
"Yah, sayang. Kok masih ngambek sih?" tanya Aqlan yang sedikit frustasi.
Sikap Qabila masih sama. Cuek dan bahkan tidak peduli dengannya.
Setelah selesai membuatkan sarapan, tanpa berkata lagi Qabila meletakkan piring yang berisi nasi goreng dimeja makan.
Arghhh. Aqlan tidak suka istrinya bersikap begini. Kali ini usahanya akan berhasil. Disaat Qabila ingin pergi dari dapur Aqlan menarik tangannya cukup kuat agar tubuh Qabila berada dipangkuannya.
"Awss. Sakit mas,"
"Siapa suruh nyuekin aku? Siapa suruh diemin aku?"
"Salah kamu!"
Qabila mencoba untuk menjauhi tubuhnya dari Aqlan namun tetap saja tidak bisa. Tenaga Aqlan dua kali lebih kuat darinya. Karena masih sedikit kesal Qabila menundukkan pandangannya dari Aqlan.
Perlahan tangan Aqlan memegang dagu Qabila. Diangkatnya dagu Qabila agar bisa menatap dirinya. "Kalau didepan aku jangan pernah menunduk!" kemudian Qabila menuruti perintah suaminya. Kini ia menatap wajah tampan Aqlan.
Cukup lama mereka saling bertatap-tatapan. Sungguh Aqlan sangat merindukan tatapan Qabila yang teduh seperti ini.
Cup
Cup
Cup
Cup
Empat ciuman melayang dikening , pipi kanan dan kiri, dan dibibir mungil Qabila. Seperti habis lari marathon jantung Qabila berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Tubuhnya bagaikan tersengat listrik akibat ciuman dari Aqlan.
Aqlan tersenyum miring. Ia tau kalau Qabila sedang berusaha untuk mengkontrol jantungnya. Tanpa sadar pipi Qabila merah seperti kepiting rebus.
"Mas minta maaf ya? Waktu itu pertemuan kami tidak disengaja. Tapi kalau Raisya memang sengaja bersikap seperti itu kepadaku supaya kamu cemburu dan hubungan kita hancur. Maka dari itu pinta aku cuma satu, tolong percaya sama aku ya? Aku nggak akan selingkuhin kamu kok,"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA AQLAN (On Going)
Humor⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ ROMANCE COMEDY "Ya sudah kita nikah saja biar jadi mahram!" ☆☆☆☆ Bagaimana rasanya jika kalian di kejar-kejar oleh laki-laki tampan, kaya raya, dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan rasanya bahagia bukan? Jika mempunya...