50. Akhir yang bahagia

99 3 0
                                    

Satu tahun kemudian.

Kaira sudah dimasukkan ke sekolah dasar dan tidak hanya itu, keluarga mereka kehadiran anggota baru lima bulan lalu. Ya, Aqlan dan Qabila memiliki anak lagi. Dia laki-laki. Tubuhnya yang gembul, matanya yang bulat, bibirnya yang mungil nan ranum membuat orang lain yang melihatnya menjadi gemas sendiri. Dia adalah Alfan Jafar Ridauddin. Putra kedua dari pasangan Aqlan dan Qabila.

Betapa bahagia Aqlan ketika mengetahui bahwa Qabila hamil anak keduanya. Terlebih lagi ia juga sangat menginginkan anak laki-laki. Seperti miracle, anak keduanya adalah laki-laki. Sebenarnya tak masalah kalaupun mendapatkan anak perempuan lagi, namun Aqlan ingin memiliki sepasang anak perempuan dan laki-laki.

Setelah kehadiran Alfan ditengah-tengah mereka, kehidupan mereka menjadi lebih berwarna. Terutama untuk Kaira, ia selalu meminta adik kepada Qabila agar dirinya tidak kesepian. 

"Mama! Dede Alfan haus, mau susu." teriak Kaira dari kamar.

"Iya, nak. Sebentar." jawab Qabila.

Hari ini ia benar-benar disibukkan oleh  pekerjaan rumah. Karena semalam rumahnya habis kedatangan tamu. Tidak hanya kotor, ruang tamunya juga menjadi berantakan sekali. Sampai-sampai Qabila pusing ingin membereskan dari mana. Karena teriakan Kaira, ia menjeda pekerjaannya dulu.

"Mama datang, sayang."

"Oekk...oekk...oekk..."

"Tuh, mah. Dari tadi dede Alfan nangis terus, 'kan Ira jadi panik sendiri." adunya.

"Iya, maaf ya kak. Habisnya rumah berantakan banget, jadi mama beres-beres dulu." ucapnya sembari menggendong Alfan kemudian memberikan ASI kepadanya.

Semenjak kehadiran Alfan, Kaira dipanggil kakak oleh seluruh anggota keluarga mereka. Tak hanya itu Revan dan Sella juga ikut memanggilnya kakak.

Bagaimana hidup Revan dan Sella saat ini? Mereka pun tak kalah bahagia dari keluarga Aqlan, ia dikaruniai sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan. Nama anak mereka adalah Zafar Izzuddin Kamil dan Zafarani Izzati Kamila. Mereka lahir setelah Alfan lahir. Usia mereka hanya terpaut dua bulan saja.

Sekarang sudah memasuki bulan Oktober, jadi usia mereka sudah lima bulan, seperti Alfan. Hanya saja mereka beda di bulan, kalau Alfan bulan April, kalau si kembar bulan Juni.

.

Ditempat lain.

Aqlan, Revan, dan Haiden masih bergelut dengan tugasnya. Pertemuan dengan clien besok membuat mereka benar-benar sibuk, banyak berkas serta materi yang harus dipersiapkan secara matang. Aqlan dan Revan sudah izin kepada istri mereka kalau hari ini pulang terlambat. Terkecuali Haiden, sampai saat ini dia belum menemukan orang yang cocok untuk mengisi hatinya.

Ya, walaupun tak jarang Aqlan menggodanya untuk cepat-cepat mencari pasangan hidup, tapi Haiden masih sabar menunggu waktu dan orang yang tepat untuknya.

Hari sudah semakin gelap, namun mereka belum selesai menyiapkan semuanya. Rasa lelah, letih, pusing semua sudah bercampur aduk.

"Bos, ini apalagi yang kurang?" tanya Revan.

Aqlan yang tengah fokus didepan laptopnya langsung menatap Revan. "Semua berkasnya sudah?"

Revan mengangguk.

"PowerPointnya untuk menjelaskan materi besok sudah?"

Revan mengangguk lagi.

"Ya sudah. Yang belum adalah persiapkan mental masing-masing." jawaban Aqlan tidak membuat Revan puas. Malah membuat dia kesal.

CINTA AQLAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang