16. Honeymoon

304 51 30
                                    

Aqlan sudah memesan tiket dari jauh-jauh hari untuk pergi ke Maldives, memang ia sudah rencanakan kepergian mereka dari sebelum menikah.

"Sayang?"

"Iya mas, kenapa?"

"Kamu sudah siap? Pesawat kita akan terbang jam 9 pagi nanti. Ayo cepat kita bersiap,"

"Mas aja masih pake baju tidur, belum mandi. Mas kan kalo mandi kayak cewek lagi luluran lamaaa banget,"

"Hus kamu ini ya,"

Qabila terkekeh mendengar peringatan dari Aqlan untuk tidak melanjutkan omongannya. Akhirnya Aqlan pun pergi ke kamar mandi.

Sembari menunggu Aqlan mandi, Qabila pergi ke dapur untuk menyiapkan bahan makanan yang akan dibawa nanti.

☆☆☆☆

Tak terasa kini mereka sudah terbang diawan sana menuju ke Maldives. Didalam perjalanan entah mengapa ada saja sikap Aqlan yang membuat Qabila kesal dan malu.

Contohnya seperti tadi Aqlan berdebat dengan pramugari karena dirinya tidak mau duduk ditengah-tengah alasannya karena ia ingin mengabadikan betapa indahnya pemandangan dari atas.

Lalu, ia berdebat lagi dengan pramugara pesawat ini karena 'katanya' pramugara itu suka dengan Qabila. Bagaimana bisa?

"Mas bisa gak sih diem gitu. Malu tau gak dari tadi jadi pusat perhatian orang-orang,"

"Aku tuh gak mau ya kamu terus dipandangin sama pramugara itu. Nanti juga lama-lama matanya aku colok pakai garpu,"

"Terserah!"

Perdebatan pun selesai. Qabila sudah malas kalau sudah adu mulut dengan Aqlan karena ia tau ada saja jawaban yang tidak terduga keluar dari mulutnya itu.

Untuk menghilangkan rasa bosannya Qabila memilih untuk memainkan ponselnya. Ia melihat-melihat medsosnya.

Baru saja hendak membuka instagram miliknya, ponselnya sudah dirampas oleh Aqlan.

"Ngapain sih mas,"

"Ngapain main HP?"

"Suka-suka aku lah. Namanya juga bosen. Mas juga ngapain ngambil HP aku?"

"Suka-suka aku lah. Namanya juga bosen,"

Aqlan menirukan ucapan Qabila tadi. Untung saja suami coba kalau bukan mungkin Qabila sudah mencabik-cabik wajahnya.

Qabila mendengus kesal, kenapa setelah menikah Aqlan menjadi sangat posesif begini. Ia merasa seperti anak kecil yang sedang diawasi saja.

Melihat istrinya sedang kesal Aqlan mencoba untuk merayunya agar tidak marah dan mendiamkan dirinya lagi.

Aqlan memiringkan kepalanya agar tersandar di pundak Qabila sambil memejamkan matanya. Seolah seperti orang sedang tidur padahal ini caranya Aqlan untuk meluluhkan hati Qabila kembali.

Qabila sedikit terkejut dengan kelakuan suaminya ini. Tetapi pas ia melirik ternyata Aqlan sudah tertidur. Entah dorongan dari mana tangan Qabila mengelus kepala Aqlan dengan sangat lembut.

"Yes. Cara gue berhasil," batinnya.

Tiba-tiba Aqlan bergerak sedikit sambil memeluknya dari samping. Sungguh pelukan ini sangat erat.

CINTA AQLAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang