1. Pertemuan

1.6K 363 127
                                    


Hampir satu tahun sudah Aqlan dan Qabila bertemu, sebetulnya Qabila belum kenal betul dengan Aqlan tetapi mengapa Aqlan ini selalu mengejar nya? Apa yang Aqlan sukai dari nya? Menurut Qabila ia hanya wanita biasa.

Tetapi tidak menurut Aqlan. Qabila adalah wanita idaman yang selama ia cari berparas cantik, manis, baik, murah senyum, pintar, dan pandai menutup auratnya. Bagi Aqlan jarang sekali wanita yang seperti Qabila di zaman sekarang ini.

☆☆☆☆

"Mas Aqlan lebih baik pergi deh, jangan sampai saya suruh security untuk mengusir mas dari sini," Qabila benar-benar sudah jengah dengan Aqlan kemana pun ia pergi selalu di ikuti oleh nya.

"Kenapa kamu ngusir saya? Apa hak kamu untuk mengusir saya seperti itu?" Bukan nya pergi ia malah ikut mengomeli Qabila.

"Ah ya sudah kalau mas ngga mau pergi biar saya saja yang pergi," dengan langkah yang cepat Qabila mengambil tas nya dan bergegas pergi.

"Saya ikut!" Ucap Aqlan seolah tidak mau kehilangan sosok Qabila.

"Kalau mas ikut saya tidak jadi pergi!" Qabila sudah sangat frustasi menghadapi Aqlan. Ia pun kembali menaruh tas nya di atas meja dan duduk kembali di kursi yang ia duduki tadi.

"Bagus lah kalau begitu," jawab nya ringan.

☆☆☆☆

Hari pun sudah semakin sore tetapi Aqlan belum juga pulang ia masih setia duduk di hadapan Qabila. Aqlan merasa keberadaannya tidak dianggap oleh Qabila karena dari tadi Qabila hanya fokus memainkan ponsel nya. Karena jengkel melihat sikap Qabila yang begitu tidak peduli dengannya akhirnya Aqlan menegur Qabila.

"Bil?"

Qabila hanya menatap sekilas tanpa menjawab Aqlan lalu fokus ke ponsel nya lagi.

"Qabila!"

"Apa sih mas ngga usah teriak-teriak saya juga dengar,"

"Lagian kenapa sih dari tadi kamu ngga natap saya?"

"Mau tau alasannya?"

"Iya,"

"Karena bukan mahram dosa kalau saling natap!"

"Ya sudah kita nikah saja biar jadi mahram!"

"Saya ngga mau nikah sama mas Aqlan,"

"Kenapa? Wanita lain saja selalu mengejar saya kenapa kamu menolak saya?"

"Karena saya ngga suka sama mas,"

"Kamu harus suka sama saya!"

"Ngga bisa begitu dong, kenapa mas Aqlan ngatur saya seperti itu,"

"Karena kamu adalah calon istri saya!"

"Ah sudah lah cape saya bicara dengan Mas Aqlan,"

"Kamu cape Bil?"

"Iya saya cape!"

"Sebentar tunggu di sini jangan kemana-mana,"

Aqlan beranjak dari tempat duduk nya berjalan ke arah kasir.

"Mba saya mau ke dapur. Dapur nya dimana ya?" Tanya Aqlan kepada salah satu pegawai restoran Qabila.

CINTA AQLAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang