Chapter 39

81 11 17
                                    

Gue nggak mau bikin lo kecewa sama sikap gue.

.

Ucapan itu masih terbayang dipikiran Revan dan berhasil membuat ia jadi tersenyum-senyum sendiri, ternyata begini rasanya kalau sudah jatuh cinta. Semua hal selalu dianggap indah.

Jujur saja, ia jadi tidak fokus kerja karena ucapan Raisya malam itu. Ia juga tidak menyangka akan seperti itu tanggapan Raisya, Revan pikir Raisya masih ingin mengejar cintanya Aqlan. Ternyata ia sudah salah besar.

Ia tau Raisya lambat laun akan menerimanya menjadi pedampingannya kelak, walaupun butuh waktu yang cukup lama dan menguras emosi jiwa.

Pletak

"Aduh! Sialan pulpen siapa nih?! Berani-beraninya lempar ke gue," umpat Revan sembari mengelus kepalanya.

"Kalau sampai kepala gue peyang, gue langsung laporin si pelaku kepolisi nih biar dipenjara," ia pun masih menggerutu dan tidak tau kalau bosnya sudah ada diruangannya yang sedang berkacak pinggang sambil menatapnya yang sedari tadi menghayal terus.

"Sudah menghayalnya?" suara bariton itu mampu mengejutkannya.

Revan pun langsung memutar kursi kearah siempunya suara.

"HAH! Lo kapan ada disini bos?" kejutnya.

Muka Aqlan sudah yang datar namun dingin, susah sekali ditebak siapapun termasuk Revan.

Aqlan pun melihat arlojinya. "Sudah sejak dua puluh menit yang lalu!"

"Makanya kalau mau masuk ketika pintu dulu biar gue tau," ujar Revan.

"Ini gue yang bego apa lo yang budeg ya? Daritadi gue udah manggil nama lo REVAN  tapi lo asyik ngelamun nggak jelas sampai kerjaan terlantar semua," Aqlan menekan nama Revan.

"Tidak usah banyak alasan. Nanti jam dua siang ada meeting direksi, selesaiin tuh pekerjaan lo. Kalau nggak bulan ini gaji lo gue potong!" ancaman Aqlan benar-benar membuat Revan takut.

"Eh jangan dong Van. Gue lagi nabung buat nikah sama Raisya masa gajinya mau dipotong tega banget," ucap Revan memelas.

"Masa bodoh. Siapa suruh kerja nggak becus. Kerjain sekarang atau gaji lo gue potong?"

"Iya-iya gue kerjain. Tapi gaji gue jangan dipotong ya,"

"Tergantung. Kalau lo selesai tepat waktu gue nggak akan motong gajinya tapiiii kalau sebaliknya lo tau apa konsekuensinya 'kan?"

"Jahat sekali engkau Kakanda. Kau tidak punya hati!"

"Tidak usah banyak akting. Cepat kerjain, gue mau siap-siap juga untuk meeting nanti,"

Aqlan pun langsung melangkah keluar dari ruangan Revan.

"Tapi gaji gue jangan dipotong Aqlaann,"

"Tidak usah banyak omong nanti mulut lo gue sumpel pake sepatu gue nih!" teriak Aqlan dari luar ruangan Revan.

"Kejem bener jadi bos huh!"

.

Ditempat lain.

Ada Qabila yang sedang menyirami tanamannya dihalaman rumah. Sudah sekitar lima belas menit ia bermain dengan tanaman dan air. Itu membuatnya sedikit kedinginan.

Walaupun begitu Qabila tidak mengeluh, melainkan ia bahagia karena bisa merawat makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT. Dan tidak menyia-nyiakan pemberian sang suami yang sudah mau membelikannya tanaman sebanyak ini untuk mengisi kesibukannya dirumah.

CINTA AQLAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang