Selepas pulang dari kediaman Qabila entah mengapa Aqlan dan Raihan menjadi gugup. Memikirkan tes apa yang akan dilakukan oleh Ilham. Apapun tesnya mereka berdua berusaha menjadi yang terbaik.
Kini pikiran Raihan menjadi runyam. Ia tau saingannya bukanlah orang biasa. Dia adalah Aqlan. Orang yang selalu ambisius mendapatkan sesuatu. Apalagi ini berurusan dengan Qabila pastinya Aqlan tidak main-main untuk mendapatkan Qabila. Seketika Raihan berubah menjadi pesimis.
☆☆☆☆
Pukul 03.00
Di kediaman Aqlan.
Sengaja ia memasang alarm pukul 03.00 pagi agar tidak terlewat dari sholat sepertiga malamnya. Getaran demi getaran, suara demi suara mampu membangunkannya dari alam mimpi yang indah.
Beep...beep...
Drrttt...drrttt...
"Astaghfirullah," Aqlan terbangun dengan posisi terkejut.
Setelah sadar ia langsung membaca doa bangun tidur.
Turunlah kedua kakinya kelantai, kemudian perlahan berdiri dan berjalan kearah kamar mandi hendak cuci muka serta mengambil wudhu.
Selepas selesai berkekuatan dikamar mandi tadi, Aqlan langsung mengambil sajadah yang terletak diatas samping kanan dekat lampu tidurnya kemudian mengambil peci yang bersih dilemari bajunya.
Dimulai dengan membaca niat sholat tahajud, dilanjut dengan takhbiratul ikram. Mulutnya berkomat-kamit membaca doa beserta surat-surat pendek.
10 menit sudah ia melaksanakan sholat tahajud dengan sangat khusyu. Sambil menunggu adzan shubuh berkumandang Aqlan mengambil Al-Qur'annya yang berada direntetan buku-buku miliknya.
Lantunan-lantunan ayat suci Allah SWT. dibaca dengan perlahan dan berirama. Ketika Aqlan melantunankan salah satu ayat, suaranya seperti Hafidzh Qur'an sangat merdu. Pembacaan tajwid yang benar menambah merdu dan membuat hati seseorang menjadi sejuk ketika mendengar lantunan ayat tersebut.
Sejenak ia melupakan urusan dunia. Kini ia terfokus keurusan akhirat untuk menambah bekalnya nanti. Mata yang masih kantuk, raganya yang masih lelah tidak menjadi halangan Aqlan untuk terus bertaqwa kepada-Nya.
Sungguh lelaki idaman.
Tak terasa ia bertadarus sudah 1 jam 32 menit lamanya. Ia sangat bersyukur masih bisa membaca Al-Qur'an. Tentu selama ini Aqlan tak pernah lalai akan ibadahnya. Setelah selesai membaca Al-Qur'an Aqlan kembali mengambil wudhu. Meskipun wudhunya tadi tidak batal tetapi tetap Aqlan mengambil wudhu lagi biar lebih afdol.
Suara adzan shubuh pun sudah berkumandang.
Tok...tok...tok
Pintu kamar Aqlan ada yang mengetuk.
"Aqlan? Buka pintunya," perintah seseorang yang berada diluar pintu kamar Aqlan.
"Iya pah sebentar," teriak Aqlan dari dalam.
"Kenapa pah?" tanya Aqlan.
"Sholat di masjid bareng papa yuk," ajak Iqbal.
Tak biasanya Aqlan punya waktu berduaan bersama kedua orangtuanya. Aqlan sangat memanfaatkan momen ini untuk menjaga keharmonisan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA AQLAN (On Going)
Humor⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ ROMANCE COMEDY "Ya sudah kita nikah saja biar jadi mahram!" ☆☆☆☆ Bagaimana rasanya jika kalian di kejar-kejar oleh laki-laki tampan, kaya raya, dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan rasanya bahagia bukan? Jika mempunya...