Tak tau kenapa semenjak kedua orangtua Aqlan membicarakan soal pernikahannya ia jadi sangat pendiam, dan selalu mengurung diri dikamar.
Aqlan keluar hanya ketika ingin sholat di masjid dan mencari makan, tak hanya itu ia juga sekarang jadi jarang makan dirumah.
Ketika keluar dari kamarnya matanya selalu sembab, hidungnya merah, penampilannya selalu berantakan tidak seperti biasanya.
Sekacau itu kah Aqlan?
Walaupun penampilan seperti itu, sama sekali tidak mengurangi ketampanannya.
"Aqlan? Ayo sarapan dulu nak," ajak Ruqayah.
"Tidak!" jawab Aqlan dengan sedikit membentak.
"Aqlan!" Beraninya kamu membentak ibumu sendiri! Kurang ajar!" Iqbal tidak tinggal diam, tangannya sudah siapa membogem wajah Aqlan. Namun Iqbal mengurungkan niatnya ketika hendak ingin memukulnya.
"Kenapa ditahan? Pukul saja!" ucap Aqlan menantang.
Iqbal hanya diam.
"Buang-buang waktu saja!" umpat Aqlan kemudian pergi keluar rumah.
☆☆☆☆
Ia tak tau lagi ingin pergi kemana untuk menenangkan dirinya. Andai saja masih ada Raihan pasti Aqlan datang kerumahnya.
Aqlan berniat untuk ke taman yang ia sering kunjungi. Untuk menuangkan perasaannya saat ini, ia hanya ingin dimengerti bukan diperlakukan seperti ini.
Tak lama taman yang Aqlan kunjungi pun sudah bisa terlihat oleh mata, Aqlan mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai ke taman itu.
Ia memarkirkan mobilnya tak jauh dari tempat duduk yang akan Aqlan tuju. Entah mengapa langit semakin gelap yang menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.
Namun Aqlan tak peduli hal itu ia terus berjalan memasuki taman itu. Taman yang dimana ia pernah kunjungi bersama Qabila, sungguh kenangan yang amat manis.
Dari kejauhan ada yang memerhatikan Aqlan. Melihat gerak geriknya Aqlan. Siapa sebenarnya yang sedang memerhatikannya?
"Sudahlah mas, berenti ngepranknya kasihan tuh Aqlan jadi sedih terus,"
"Nanti. Kalau Aqlan sudah pulang kerumah baru aku berenti,"
Tak disangka mereka adalah kedua orangtua Aqlan, yaitu Iqbal dan Ruqayah sebenarnya permainan apa yang sedang dimainkan oleh mereka?
Hari pun sudah semakin gelap tetapi Aqlan masih enggan beranjak dari sana hingga pada akhirnya ia basah kuyup akibat kehujanan.
Setelah merasa menggigil barulah ia pergi kemobil untuk pulang kerumahnya dan segera menghangatkan tubuhnya yang sudah dingin seperti es.
☆☆☆☆
"Assalamu'alaikum," ucap Aqlan sembari menaruh sepatu basahnya.
"Wa'alaikumsalam mas,"
Suara itu? Sontak Aqlan langsung menoleh kepemilik sumber suara itu.
"Loh Bil kamu kapan kesini?"
"Pas tau mas pergi ke taman sampai basah kuyup gini, Saya langsung kerumah mas," jawabnya tersenyum.
Senyumannya membuat Aqlan tidak kuat untuk menatap Qabila lebih lama lagi. Mungkin sekarang pipi Aqlan berubah menjadi merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA AQLAN (On Going)
Humor⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ ROMANCE COMEDY "Ya sudah kita nikah saja biar jadi mahram!" ☆☆☆☆ Bagaimana rasanya jika kalian di kejar-kejar oleh laki-laki tampan, kaya raya, dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan rasanya bahagia bukan? Jika mempunya...