Setelah satu tahun kembalinya Aqlan, kehidupan mereka kembali seperti sedia kala. Qabila sibuk mengurus Kaira, Aqlan yang sibuk dengan dunia perbisnisannya, begitu juga dengan Revan yang sibuk menemani kemanapun Aqlan pergi.
Revan sudah memastikan bahwa ia akan menjaga Aqlan selagi ia mampu melakukannya. Dan pelaku penyebab kecelakaan juga sudah berada di jeruji besi dengan hukuman penjara selama lima tahun.
Tadinya hakim ingin memberi hukuman lebih kepada terdakwa, namun Aqlan menolak dan meringankan hukumannya. Revan sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Aqlan, tapi mau bagaimanapun juga itu haknya. Jadi mereka hanya mendukung setiap keputusan yang Aqlan ambil.
Orang tua Aqlan dan juga mertuanya kini tinggal berdampingan. Satu minggu lalu Aqlan sengaja memberikan rumah untuk mereka. Berlebihan memang, tapi itu kepentingan bersama, Aqlan tau musuhnya saat ini semakin banyak dan pasti akan mengincar keluarganya.
Mengingat bisnisnya semakin berkembang tidak menutup kemungkinan banyak orang yang membenci kesuksesannya.
.
"Van, kamu kemana?"
"Aku masih ada rapat penting Sel. Kamu hati-hati ya disini?"
"Aku mau ikut."
"Gak bisa sayang. Ini rapat penting, kalau kamu ikut aku pasti jadi gak fokus."
"Hem, yaudah tapi jangan lama-lama ya? Biar kita bisa ngurus persiapan untuk pernikahan kota. 'Kan tinggal dua minggu lagi."
"Iya sayang. Aku janji akan kerjain pekerjaan aku dengan cepat biar kita bisa ngurus itu semua. Kalau memang mendesak aku bakalan ajukan cuti."
Sella tersenyum.
Dan tepat enam bulan lalu Revan tak sengaja bertemu dengan sosok perempuan yang mampu menarik dirinya untuk membuka hati kembali setelah dikhianati oleh Raisya.
Sella Mazaya. Ia adalah karyawan baru di perusahaan Aqlan, lebih tepatnya ia baru delapan bulan bekerja di perusahaan Aqlan ini. Kebetulan Revan tidak sedang menjaga hati siapapun, jadi ia mengambil kesempatan untuk mendekati Sella.
Siapa sangka dari pertemuan singkat itu hubungan mereka menjadi serius dan akan melanjutkan kejenjang yang lebih serius lagi.
Sebenarnya ia juga tidak menyangka akan menikah lagi dalam waktu dekat ini. Ia kira, butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan rasa trauma yang diciptakan oleh Raisya. Tetapi takdir berkata lain, Revan sudah menemukan obat yang dapat menyembuhkan rasa traumanya untuk membangun sebuah hubungan lagi.
.
"Mah, Ira mau main ke rumah teman Ira boleh?"
"Teman yang mana sayang? Rumahnya dekat tidak dengan rumah kita?"
Kaira terdiam kemudian menggeleng singkat.
"Teman Kaira yang bernama Alicia. Rumahnya dekat sekolah Kaira mah, tapi masih agak jauhan sedikit."
Qabila yang tadinya sibuk membuat adonan kue, kini berbalik menatap putrinya. "Yaudah mama anter ya? Tapi nanti jam empat mama jemput. Kalau papa pulang kamu gak ada di rumah, mama yang akan kena omel."
Wajah Kaira langsung berseri mendengar ucapannya Qabila. "Oke, mah! Aku siap-siap dulu ya."
"Iya sayang."
Kaira sudah memasuki sekolah dasar. Ia baru kelas satu, tetapi pemikirannya sudah sangat dewasa dan berbanding jauh dari teman-teman sebayanya. Semenjak Aqlan dikabarkan meninggal, Kaira menjadi berubah.
Ia menjadi lebih pendiam dan tertutup. Tetapi disisi lain, Kaira juga berubah menjadi sedikit dewasa. Ia tidak mudah merengek kalau menginginkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA AQLAN (On Going)
Humor⚠️(SLOW UPDATE)⚠️ ROMANCE COMEDY "Ya sudah kita nikah saja biar jadi mahram!" ☆☆☆☆ Bagaimana rasanya jika kalian di kejar-kejar oleh laki-laki tampan, kaya raya, dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan rasanya bahagia bukan? Jika mempunya...