Kamu cukup bertahan

1.3K 107 8
                                    

"Senyum terus dari tadi" Clara terkekeh. Ia sejak tadi tidak henti-hentinya tersenyum. Pemandangan ribuan lampion yang mereka terbangkan masih terekam jelas dalam pikirannya.
"Senyum itu ibadah" Ucap Clara membuat Alvaro tertawa pelan.
Ada rasa bahagia yang tidak bisa Alvaro jelaskan saat melihat wanitanya tersenyum. Ia yakin sejak pembicaraan mereka ditaman sekolah tadi siang pasti membuat Clara sedikit kepikiran. Hal itulah yang membuatnya memutuskan untuk mengajak Clara melakukan hal menyenangkan seperti tadi. Ia perna membuat Clara menangis karena keegoisannya dan sekarang ia hanya ingin Clara tersenyum. Biarlah perjuangan ini menjadi kewajibannya.
"Besok aku jemput yah?" Clara hanya mengangguk dengan semangat.

***
Keesokan paginya.....

Kediaman keluarga Dirgantara seperti biasanya hanya dihiasi suara dentingn sendok dan garpu diruangan makan.
"Hubungan kamu sama Nadin gimana?" Suara Rafi tiba-tiba menghentikan pergerakan Arya,begitu juga Alvaro.
Jujur, Alvaro juga penasaran dengan kelanjutan hubungan Kakaknya dan Nadin namun sejak kejadian saat itu mereka berdua belum membahas mengenai hal itu.
"Baik" Jawab Arya singkat.
Rafi dan Rihana sama-sama tersenyun. Namun lain lagi dengan Alvaro. Pria itu tau ada kebohongan dari jawaban Arya.
"Pertahankan hubungan kalian. Dan juga, malam ini ada pertemuan dengan rekan bisnis ayah jadi kalian berdua harus ikut" Ucap Rafi.
"Iya" Seketika ruangan tersebut langsung hening. Pasalnya yang menjawab barusan adalah Alvaro yang selama ini akan selalu menolak jika diajak keacara seperti itu.

Alvaro yang merasa sekelilingnya terdiam langsung mengangkat wajahnya dan mendapati sang ayah, ibunya dan Arya sedang menatapnya tanpa berkedip.
"Kenapa?" Tanya Alvaro bingung.
"Kamu mau ikut?" Tanya Rihana masih dengan ekspresi yang sama.
"Emang kenapa?" Arya yang duduk disamping Alvaro tiba-tiba menempelkan telapak tangannya pada jidat pria itu "Lo sakit?"
Alvaro menepis tangan Arya sambil mendengus kesal "Anjir Lo"
"Jaga bahasa kamu. Kalau sampai ucapan kamu dari dengar orang bisa malu-maluin" Suara bass milik Rafi seketika langsung mengembalikan suasana hening diruangan tersebut.

Arya kembali sibuk dengan makanannya sedangkan Alvaro melirik jam pada ponselnya yang kini menunjukan pukul 06.20, saatnya ia menjemput sang kekasih.
"Alvaro berangkat duluan" Ucap Alvaro sembari tangannya merapikan piring yang ia gunakan untuk makan. Tidak ada respon dari yang lainnya kecuali sang ayah yang sepertinya akan kembali memulai perang dingin dengan ucapannya "Mau jemput perempuan itu lagi?. Ayah kan udah ingatin kamu kalau dia bukan perempuan yang baik untuk keluarga kita"
Alvaro yang sudah berdiri dan akan pergi akhirnya kembali diam. Ia menghembuskan nafasnya perlahan sambil mencoba mengatur emosinya agar tidak kelewatan. Awalnya Alvaro tidak ingin cari ribut dengan ayahnya namun sepertinya sekali lagi ia harus memberikan sebuah keyakinan pada sang ayah bahwa Clara adalah pilihannya.
"Perempuan baik nggak selalu datang dari keluarga yang baik" Ucap Alvaro sambil tersenyum dan mampu membuat Rafi bungkam.
"Alvaro pamit" Lanjutnya sambil melangkahkan kaki menjauh dari ruang makan tersebut.

Rihana tersenyum simpul. Ia kagun dengan anak bungsunya itu yang mampu menurunkan egonya untuk wanita yang ia cintai.
'Hanya perempuan hebat yang bisa meruntuhkan ego seorang pria. Dan Clara adalah perempuan hebat yang berhasil melakukannya pada Alvaro'batin Rihana bahagia.

Arya ikut tersenyum. Ada sekilat rasa iri dalam hatinya tentang bagaimana Alvaro mampu mempertahankan pilihannya. Bagaimana dengannya? Ia hanya bisa berjalan menurut skenario yang disusun oleh ayahnya.
Entah apa yang terjadi jika nantinya Ia malah jatuh cinta pada wanita yang jauh lebih buruk dari Pilihan Alvaro dimata ayahnya.

***
"Aissss gue iri banget Ra" Clara hanya menggelengkan kepalanya sembari tangan-tangannya mengeluarkan buku pelajaran pertama.
Sejak kedatangan Clara, Akila selalu membahas tentang foto yang sejak tadi ia lihat pada instagram milik Alvaro. Sebuah foto yang menunjukkan potret Alvaro dan Clara dengan ribuan lampion dilangit.
"Udahan liatnya mba" Ucap Clara bercanda.
"Fix, Alvaro benar-benar udah berubah. Dia bahkan ngehapus foto dia sama Nadin" Clara mengernyit. Ia bahkan tidak tau soal itu.
"Kok lo tau?" Tanya Clara kebingungan.
"Clara, foto diinstagram Alvaro nggak banyak. Jadi waktu gue stalking ternyata foto dia yang duluh sama Nadin udah dihapus" Jelas Akila dengan bangganya "Dan artinya Lo satu-satunya cewek yang bersanding sama tante Rihana di instagram Alvaro. Oh my God, lo udah jadi wanita satu-satunya buat Alvaro" Lanjut Akila yang masih begitu tertarik dengan topik mengenai Clara dan Alvaro.
"Sejak kapan lo stalking instagram Alvaro?" Tanya Clara.
"Barusan" Jawab Akila menunjukkan layar ponselnya yang masih menunjukan akun milik Alvaro.
"Lo ngestalking instagram cowok didepan pacarnya?" Akila mengendikkan bahunya. Ia tidak peduli karena memang ucapan Clara lebih terdengar seperti candaan. Lagipula Clara tidak mungkin cemburu pada dirinya.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang