Pada akhirnya, seseorang yang bertahan akan memilih untuk merelakan. Sebab, bahagia tak datang hanya dari satu orang.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN...
Clara menanti kedatangan Alvaro yang menurutnya sudah sangat lama hingga akhirnya gadis dengan balutan long dress itu memutuskan untuk pamit kepada Akila dan yang lainnya untuk ke toilet sebentar. Saat baru beberapa langkah menjauh dari teman- temannya, Clara dikejutkan dengan kehadiran ayah Alvaro yang tiba- tiba muncul sambil mengucapkan satu kalimata yang membuat hati Clara sedikit tersentil oleh rasa tidak terima. "Saya tidak perna mengizinkan Alvaro berhubungan dengan anak broken home".
"Maksud om?" Rafi yang sedaritadi menatapnya datar kini memberikan senyum yang terkesan meremehkan Clara "Saya tau kamu anak Ferdy dan Rianty kan? Bukannya mereka sedang mengurus perceraian mereka kan?" Lanjut Rafi.
"Keluarga saya memang sedang dalam masalah. Tapi om harus tau kalau saya tidak perna memilih untuk lahir dalam keluaraga yang akhirnya akan mengalami broken home jadi jangan paksa saya untuk jauhi Alvaro. Kalau om tidak suka, silahkan suruh Alvaro yang jauhi saya"Ucap Clara tegas. Ia bukannya ingin sok berani dihadapan ayah Alvaro hanya saja ia tidak suka dijatuhkan seperti tadi. Tanpa menunggu apa balasan ayah Alvaro, Clara memilih untuk pergi ke toilet seperti rencananya tadi.
Setelah selesai, Clara langsung melangkahkan kaki menuju teman- temannya dimana Alvaro pun sudah ada disana sambil menenteng sebuah hoodie berwarna hitam ditangannya.Dengan santai clara melangkahkan kaki mendekati Alvaro meski dalam pikirannya masih terselip beban mengenai ucapan ayah Alvaro barusan. Baru saja ia akan menjalani kisah baru dengan Alvaro tapi hubungan mereka sudah ditentang oleh pria yang merupakan ayah dari pacarnya sendiri.
"Darimana?" Tanya alvaro begitu Clara tiba dihadapannya. Clara hanya tersenyum sambil menjawab "Toilet"
"pake biar nggak dingin" Ucap Alvaro sambil memakaikan hoodie miliknya pada Clara. Tentu perbuatan Alvaro menjadi pusat perhatian banyak tamu undangan tak terkecuali sang bunda yang menatapnya dari kejauhan sambil tersenyum. Alvaro yang ia kenal adalah anak yang cuek dengan sekitarnya namun kali ini ia melihat sosok yang berbeda dari Alvaro.
"Tapi aneh tau kalau pake ginian" Clara ingin menanggalkan hoodie yang terlihat kebesaran ditubuhnya namun tangan kokoh milik Alvaro lebih duluh menghentikannya "Mau aneh sekalipun kamu tetap cantik" Ucap alvaro dengan Lembut. Jangan tanyakan soal jantun Clara karena sungguh jantungnya berdegup sangat kencang saa ini.
"Aku emang Cantik dari lahir" Balas Clara mencoba menyembunyikan rona merah dipipinya.
"Ohhh... Udah mulai percaya diri yah" Clara terkekeh. Lagipula kepercayaan dirinya pun ia pelajari dari pria dihadapannya itu. Alvaro memang selalu mengungkit ketampanan, kekayaan dan ketenaran yang ia miliki saat mereka berdua sedang ngobrol ketika pulang sekolah atau saat mereka sedang telfonan. Clara sendiri hanya mendengar tanpa berniat mengomentari karena ucapan Alvaro selalu sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Alvaro tampan, lahir dari keluarga yang kaya dan memiliki popularitas yang luar biasa dikalangan anak- anak sekolah.
"Udah ihhh.... Nggak usah dibahas" Ucap Clara berniat mengakhiri perdebatan mereka. "Yaudah iya, nggak mau dibahas juga nggak apa- apa. Aku mah apa coba? Cuma seorang Alvaro yang tampan, Kaya raya dan populer". Benarkan? Bukan Alvaro namanya jika akan segera mengakhiri pembicaraan dengan baik tanpa embel- embel memuji dirinya sendiri.
"Terserah kamu ajalah" Balas Clara cuek.
"Kok ngegas?"
"Siapa yang ngegas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO (Completed)
Teen Fiction🔥SEGERA DITERBITKAN🔥 ALVARO itu egois. Pacarnya Clara tapi sayangnya sama Nadin. Disakiti sama Nadin, dilampiasin ke Clara. Giliran Clara minta putus malah nggak mau. Inilah kisah Alvaro Dirgantara. Mencintai sahabatnya yang justru mencintai laki...