Gosip

1.3K 112 8
                                    

Jangan Lupa Vote dan Komen

"Aku bisa pulang sendiri"
Entah sudah kali keberapa kalimat itu keluar dari mulut Clara namun masih dibalas dengan gelengan kepala dari pria yang berstatus sebagai pacarnya, Alvaro Dirgantara
"kamu bukannya ada acara sama orang tua kamu?" Kali ini Alvaro mengangguk.Namun langsung ia lanjutkan dengan penolakan darinya "Tapi aku nggak mau ikut"

"Tadi pagi kamu bilang mau ikut"

"Tadinya mau. Tapi aku terlanjut kesal sama ayah"

Clara mendengus kesal. Inilah sikap keras kepala dari Alvaro yang sering membuatnya kualahan.
"Pokoknya kamu harus ikut" Ucap Clara tegas.
"Tapi Ra.... Aku udah nggak mood" Tangan Alvaro baru ingin menggenggam tangan Clara namun segera ditepis oleh gadis itu "Aku nggak suka cowok yang suka ingkar janji"
Alvaro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jika sudah begini,sekeras Apapun seorang Alvaro Dirgantara pasti akan luluh juga. Clara Aulia adalah satu-satunya gadis yang bisa membuat Alvaro seperti ini.
"Yaudah, aku tetap ikut. Tapi kamu pulang sama aku" Clara menggeleng. Lalu matanya tertuju pada lapangan basket dimana ada beberapa siswa dengan seragam basket SMA Galaksi yang sedang melakukan pemanasan dibawah sinar mentari sore "Kamu kan ada latihan"
"Anterin Kamu duluh" Sambung Alvaro.
"Aku udah nelpon supir buat jemput. Kamu latihan aja" Balas Clara meyakinkan Alvaro.

Mau tidak mau, Alvaro pun mengiyakan keinginan Clara. Lagipula tim basket mereka memang sedang sibuk menyiapkan olimpiade nanti. Disatu sisi Alvaro bersyukur memiliki kekasih yang pengertian.
Ia tidak ingin menjadi kapten yang mengutamakan kepentingan pribadi.

"Kamu Hati-hati" Ucap Alvaro sebelum Clara pergi. Gadis itu hanya mengangguk sambil melambaikan tangannya pada pria berseragam olahraga itu.

Clara melangkahkan kakinya menuju halte yang terletak didekat sekolahnya. Disana, ia akan menunggu kedatangan sang supir. Begitu tiba dihalte, Clara mendapati seorang wanita yang sedang berdiri dengan ekspresi yang sulit untuk Clara mengerti. Dari yang Clara lihat sepertinya umur wanita itu tidak jauh berbeda dari ayahnya.

"Kamu siswa SMA Galaksi?" Clara menoleh. Akhirnya wanita itu bersuara. Suaranya terdengar sangat lembut bagi Clara.
"Iya tante" Jawab Clara sambil tersenyum.
"Istri direkturnya itu teman saya. Dia model terkenal kan?" Clara mengangguk. Mengiyakan ucapan wanita itu. Clara juga sering melihat wajah tante Rihana memenuhi sampul majala yang ia baca. Ibu dari pacarnya itu memang memiliki wajah yang sangat fresh sehingga wajar jika namanya didunia modeling tidak redup hingga saat ini.
"Tante lagi nunggu jemputan?" Tanya Clara mengalihkan topik. Entahlah,  ia hanya kurang nyaman membahas tentang keluarga Alvaro. Kejadian tadi siang masig menyakitkan untuknya.
"Iya, tadi saya ke butik. Tapi ada masalah sedikit jadi saya pulang aja.
Kamu juga nunggu jemputan?" Clara mengangguk.

Tiba-tiba wanita itu mengeluarkan sebuah syal rajutan dari tas miliknya lalu menyerahkan pada Clara.
"Cuaca lagi berangin jadi kamu pakai ini yah?" Clara tersenyum kikuk namun tetap menerima syal tersebut "Makasih tante" Ucapnya lembut.
"Nggak tau kenapa tapi saya berharap suatu saat nanti saya memiliki seorang anak gadis seperti kamu. Cantik sekali" Tanpa diduga wanita itu mengelus rambut Clara dengan lembut. Dan Clara hanya mebiarkannya. Percayalah, ada kerinduan dihatinya dengan sosok seorang ibu. Entah kapan terakhir kali sang ibu mengelus rambutnya seperti ini. Ia sangat rindu.

***
"Anggi sekolah?" Arya menggeleng.
Suasana sepi diperpustakaan sejak kepulangan seluruh siswa dijadikan Ain untuk menjelaskan beberapa materi yang diprediksi akan keluar saat olimpiade nanti.
"Gue telfon nggak diangkat, gue SMS nggak dibales. Tiba-tiba gue jadi khawatir" lanjut Ain sembari merapikan lembaran soal diatas meja.
"Emang dia punya masalah?" Tanya Arya pada gadis dihadapannya.
"Anggi selalu punya masalah Ar" Jawab Ain dengan suara pelan. Ia tau betul dengan kehidupan Anggi dan bagaimana gadis tomboy itu selalu dihadapkan dengan semua masalah. Kesalahan masa lalu dari orang tuanya justru membawa gadis itu pada kesulitan sekarang ini.
"Kita mampir ke apartemen dia aja" Saran Arya pada Ain namun gadis berkacamata itu menggeleng " Untuk sekarang gue nggak bisa. Rencananya gue kesana malam nanti"
"Gimana kalau gue cek duluh setelah itu gue kabarin lo" Ain mengiyakan ide Arya. Lagipula ia harus membawa ibunya kerumah sakit terlebih duluh.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang