MILIK ALVARO

2.2K 129 34
                                    

 Tidak ada pria yang lebih hebat daripada pria yang bisa mengakui wanita yang berdiri tepat di sebelahnya.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

Alvaro melangkahkan kaki dengan rahang yang sudah mengeras,ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak emosi. Ini tentang Clara, ia tidak akan membiarkan satu orang pun menginginkan gadis yang sudah menjadi miliknya apaun alasannya.

Setibanya dilapangan basket, yang menjadi fokus Alvaro adalah sosok yang sedang sibuk mendribel bola sambil sesekali bercanda dengan teman- temannya. Tanpa berfikir panjang, Alvaro langsung menghampiri pria itu dan melayangkan satu tinjuan keras tepat pada sudut bibir pria itu.

Bug

Azka terkejut saat tiba-tiba mendapat serangan dari Alvaro. Sudut bibirnya dipukul dengan sangat keras hingga mengeluarkan darah segar.Beberapa siswa yang ada ditempat itupun ikut terkejut namun tak ada satupun yang mencoba menghentikan Alvaro.

"Lo apa- apaan sih?" Tanya Azka sambil menghapus setetes darah segar pada wajahnya.

Alvaro mengangkat selembar surat yang tadi ia ambil dari Clara dan menunjukannya tepat dihadapan Azka dan disaksikan oleh hamper seluruh siswa yang mulai gempar dengan kejadian itu.

"Ganteng, kaya, ketua osis dan anak basket. Lo sempurna banget bro, tapi percuma kalau selera lo cewek yang udah milik orang lain".Ucap alvaro dengan senyuman meremehkan yang mampu membuat Azka merasa harga dirinya jatuh dan dinjak- injak oleh Alvaro.

"JAGA MULUT LO "Ucap Azka keras.

"Lo sendiri bisa jaga sikap lo nggak? Jangan kayak orang nggak mampu yang berusaha nyuri punya orang lain" Balas Alvaro sinis. Pria itu langsung berbalik hendak pergi namun langkahnya terhenti dengan ucapan Azka "Clara Cuma mainan lo doang kan?".

Alvaro kembali membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Azka dan menatap pria itu dengan tatapan seolah ia sedang bertanya apa maksud pria itu. Azka yang mengerti pun langsung berkata "Semua orang juga tau kalau lo cinta mati sama Nadin, terus tiba-tiba lo macarin Clara yang notabane-nya anak baru dan nggak tau apa- apa soal gossip lo sama Nadin.Disebut apa lagi si Clara kalau bukan cewek mainan lo?".

Alvaro mengepal jari- jarinya dengan sangat kuat.Kali ini ucapan azka berhasil memancing emosi seorang Alvaro pada level tertinggi. Tanpa mempedulikan suasana sekitarnya yang mulai ramai dengan kehadiran siswa- siswi di tempat itu alvaroo kembali melayangkan pukulan bertubi-tubi pada wajah Azka.

Bug...

Bug...

Bug...

Azka tersungkur ke tanah dengan wajah yang sudah dipenuhi babak belur membuat seluruh siswa merasa takut pada kemarahan alvaro.Bahkan Azka dipukul habis-habisan tanpa diberi kesempatan untuk membalas. Aldo dan Gilang yang berada tidak jauh dari sana pun hanya bisa menjadi penonton karena mereka tau bagaimana sikap Alvaro saat sedang emosi,Lebih baik dijauhi.

Clara, Arini dan AKila berlari melewati kerumunan siswa siswi disepanjang koridor hingga kelapangan basket.Semua pasang mata tertuju pada sosok alvaro yang sedang memegang kerak baju Azka,Pria itu terlihat lemah dengan babak belur diwajahnya.

"Sekali lagi lo ganggu cewek gue, nyawa lo taruhannya" Ucap alvaro kesal.Tidak bisa dipungkiri bahwa tatapan alvaro sungguh menakutkan sehingga tidak ada satupun dari antara mereka yang berani maju untuk melerai pertengkaran alvaro dan Azka.

"Seingat gue lo belum move on dari Nadin.So,deketin Clara nggak masalah kan?". Alvaro kehabisan kesabaran.Ia berulangkali memukul wajah Azka dengan membabi buta membuat azka mengerang kesakitan. Setelah puas dengan pukulannya terhadap azka, Alvaro langsung mengarahkan pandangannya pada kerumunan siswa- siswi disana "Ini peringatan buat lo semua.Siapapun yang berani deketin cewek gue berarti dia dalam masalah besar" Ucap Alvaro sebelum ia berbalik dan hendak pergi meninggalkan Azka yang saat ini sudah tidak berenergi lagi. Namun,langkah Alvaro terhenti dengan kehadiran sosok yang menjadi alasan ia melukai sang ketua osis.Clara terlihat ketakutan saat matanya bertabrakan dengan mata Alvaro, untuk pertama kalinya wajah dingin Alvaro berubah begitu lembut dengan kehangatan yang belum perna Alvaro berikan untuk orang lain.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang