Arjun untuk Akila

3.2K 174 8
                                    


PLEASE VOTE AND COMMENT

Terkadang kamu memilih untuk mengabaikan seseorang, hanya karena itu cara termudah untuk menghindarkan dirimu dari luka.


Seorang pria bertubuh atletis dengan ketampanan yang tak bisa diremehkan kualitasnya, kini tengah duduk manis dihadapan seorang wanita parubaya yang sedang sibuk membolak balik beberapa lembar kertas ditangannya

"Arya Dirgantara, bagaimana kabar Ayahmu?" Ucap wanita parubaya tersebut masih dengan tatapan mata yang belum beralih dari kertas-kertas dihadapannya

"Ayah saya baik-baik saja bu" jawab Arya sambil tersenyum manis pada Bu Dahlia, Wanita paruh baya dihadapannya yang merupakan kepala sekolah SMA MENTARI, sekolah yang dituju Arya untuk menyelesaikan masa SMA-nya

"Syukurlah, Sampaikan salam saya untuk ayahmu. Bilang saja dari saingannya"Balas bu Dahlia dengan sedikit bercanda. Sedangkan Arya hanya menanggapinya dengan senyuman lagi sebab ia kenal betul dengan bu Dahlia sebagai saingan ayahnya dalam mengangkat nama baik sekolah mereka masing-masing. Namun, Arya percaya bahwa diluar persaingan , ada persahabatan yang terjalin diantara mereka

"Lalu bagaimana dengan saya bu? Saya bisa sekolah disini kan?" Tanya Arya

"Kamu ngapain pake nanya segala sih.Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak menerima kamu disekolah ini, apalagi prestasi kamu yang luar biasa ini" Jawab bu Dahlia, beliau memang dari awal sudah sangat kagum dengan capaian nilai yang diraih oleh Arya di Amerika. " Saya harap, kedatangan kamu disekolah ini bisa lebih mengangkat nama baik sekolah ini, khususnya dibidang akademik"Lanjut bu Dahlia.

Terlihat jelas dimata Arya ada begitu banyak harapan dari ucapan bu Dahlia barusan membuat Arya tak bisa menolak keinginan baik kepala sekolah itu, " saya akan berusaha bu" ucap Arya pada akhirnya.

"ibu tunggu usaha kamu Arya. Oiya, sekarang kamu boleh pulang dan persiapkan diri kamu.Besok kembali kesini dengan seragam lengkap agar kamu boleh langsung ikut kegiatan belajar"

"Baik bu. Terima kasih untuk kebaikan bu Dahlia"

Bersamaan dengan ucapan terima kasih yang disampaikan oleh Arya untuk bu Dahlia, tiba-tiba saja pintu ruangan dibuka dengan sedikit kasar oleh seorang siswi dengan penampilan seperti seorang preman

"Anggita, kamu bisa nggak masuk ruangan itu ketuk pintu duluh?" Ucap Bu Dahlia pada siswi yang dipanggil dengan nama Anggita itu.

Bukannya merespon ucapan bu Dahlia, Anggita justru melangkahkan kakinya menuju kursi disamping Arya yang berhadapan dengan kepala sekolah tersebut.Gadis itu langsung menduduki kursi tersebut tanpa melirik sedikitpun kearah Arya yang duduk tepat disampingnya.

"Ibu panggil saya lagi?" Tanya Anggita dan hanya dijawab dengan anggukan dari bu Dahlia

"Ck, ini masih pagi bu. Bisa nggak biarin saya bebas sehari aja"Lanjut Anggita

"saya tidak mungkin menyuruh kamu kesini tanpa alasan. Sampai detik ini, entah sudah berapa banyak laporan yang saya terima akibat ulah kamu. SAYA MALU ANGGITA" Suara bu Dahlia kini mulai bergetar akibat menahan emosi. Arya yang melihat hal itu pun merasa iba, namun tidak untuk Anggita, ia tidak peduli sedikitpun.

"Yah ibu cuekin ajalah, yang nyuruh dipikirin siapa? Gue aja nggak peduli kok" Arya terkejut dengan jawaban dari gadis disampingnya. Bagi Arya, apa yang dikatakan Anggita sudah diluar batas

"Lo nggak seharusnya ngomong kayak gitu sama orang yang lebih tua, apalagi status loh Cuma siswa dan bu Dahlia itu kepala sekolah. Loh nggak diajarin sopan santun sama orang tua?"

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang