Yang sebenarnya

1.9K 140 35
                                    

Tuhan tidak pernah keliru memberikan anugerah cinta kepada hambanya, karena sebuah cinta yang datang itu pasti ada makna dan alasannya...

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT......


"Anggi tega banget nggak datang ke acara gue" Ucap arya membuyarkan lamunan singkat Ain. Gadis itu hanya tersenyum sambil berkata "Sebenarnya malam ini anggi kerja juga"

"Kerja dimana?" Ain sempat melirik ke arah Angga yang sepertinya juga sedang menanti jawaban mengingat selama ini pria itu selalu berusaha mencari tahu semua tentang Anggi namun selalu gagal.Hanya ain yang tau semuanya.

"Tanya langsung aja ke orangnya" jawab Ain. Arya mendesah pelan begitu juga angga yang kecewa dengan jawaban tidak pasti dari Ain.

Setelah berbincang- bincang dengan Arya, akhirnya Ain dan angga menjauh dari tempat itu membiarkan tamu lain yang menghampiri pria tersebut.

Disisi lain...

Alvaro yang mulai bosan dengan acara tersebut pun menarik tangan Clara lembut untuk menjauh dari kerumunan menuju balkon dilantai dua rumahnya yang berhadapan langsung pada kolam renang dirumah mewah tersebut.

"Acara mau dimulai Ro" ucap Clara mengingatkan Alvaro yang terlihat santai duduk disalah satu kursi dihadapannya. Alvaro hanya menghedikkan bahunya tidak peduli membuat Clara kesal.

"Yaudah lo disini aja. Gue mau kesana" Clara langsung bangkit dari tempat duduknya hendak pergi namun tubuhnya ditarik kembali oleh Alvaro "Gue lebih suka liat bintang disini daripada liat orang- orang diluar sana".

Clara terdiam.Menatap Alvaro yang sibuk mengamati bintang- bintang dilangit dengan tangan yang masih setia mengenggam tangannya entah mengapa membuat dirinya enggan untuk beranjak dari tempat itu. Clara kembali duduk ditempatnya, diamatinya pria tampan yang berhasil membuatnya jatuh cinta lagi meski perasaan itu terasa menyakitkan.

"Lo nggak apa-apa liat Nadin sama Arya?" Tanya Clara pelan. Pertanyaan itu telah bertengger dalam otaknya sejak ia melihat Alvaro yang menatap Nadin dan arya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Tatapan Alvaro beralih pada gadis disampingnya. Untuk sesaat Alvaro terdiam, ia kagum dengan kecantikan Clara yang terlihat natural dengan polesan make up yang tipis.Mungkin banyak yang mengatakan bahwa Clara tidak secantik nadin bahkan ada yang jauh lebih cantik dari gadis itu tapi percayalah, kepribadian gadis itu begitu memikat hati Alvaro.

"Tadi ngomong apa sama Bunda?" Tanya Alvaro.

"Ck, ngalihin pembicaraan" Balas Clara dengan nada kesalnya. Alvaro hanya terkekeh sambil mengacak lembut rambut Clara yang dibiarkan tergerai "Asal lo tau aja, Gue nggak perna ngenalin cewek kebunda"

"Kenapa?"

Alvaro bangun dari tempat duduknya dan menarik tangan Clara lembut menuju pinggiran balkon dimana mereka bisa melihat dengan jelas suasana malam hari di rumah Alvaro. Dari arah taman, keduanya bisa mendengar suara tepukan tangan yang berasal dari tamu- tamu undangan, mungkin acara telah dimulai.

"Gue nggak akan kenalin cewek sama bunda kalau gue belum yakin sama cewek itu bahkan untuk Nadin sekalipun gue nggak perna ajak dia kerumah. Paling gue cerita- cerita sedikit tentang dia sama bunda"Ucap Alvaro dngan suara parau.

Clara hanya diam membiarakan satu persatu kata dari mulut Alvaro masuk ke telinganya.Hembusan angin malam yang dingin mebuat Clara yang hanya memakai long dress dengan bahan tipis dapat merasakan sapuan angin diseluruh tubuhnya. Namun tidak berselang lama saat tiba- tiba Alvaro memeluk tubuhnya dari belakang dan menyandarkan kepalanya pada bahu Clara yang membuat gadis itu membeku ditempatnya.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang