Semua baik- baik saja

1.1K 105 29
                                    

Jangan Lupa vote dan komen

Plak

Setetes darah segar mengalir disudut bibir seorang gadis yang kini terkulas lemah. Entah sudah kali keberapa ia ditampar dengan begitu keras oleh seorang pria berpakaian serba hitam.

Gadis itu sama sekali tidak menunjukan  sakit yang ia rasakan meski dirinya tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

"Kamu pantas mendapatkan semua ini" Suara seorang wanita tiba- tiba terdengar bersamaan dengan kehadirannya yang membuat semua orang ditempat itu menunduk padanya.

"Anggita Faradila, bagaimana rasanya?"

Anggi menatap tajam wanita yang ia anggap sebagai iblis itu. Iblis yang menghancurkan keluarganya dan membuat dirinya kehilangan sang ibu.
"Wanita rendah" Ujar Anggi pelan namun penuh penekanan. Seketika tubuh lemahnya kembali dihantam oleh pukulan kasar dari anak buah dari ibu tirinya. Rasanya begitu menyakitkan hingga untuk bernafas pun Anggi kesulitan.
"Saya tidak perlu mengotori tangan saya untuk menyakiti anak sialan seperti kamu. Sama seperti yang saya lakukan pada Arya" Wanita dengan senyuman penuh kemenangan dibibirnya itu mendekati Anggi yang masih terkulas lemah dengan ikatan disekeliling tubuhnya. Ada banyak bekas pukulan dan memar yang mengeluarkan darah segar pada tubuh gadis itu.
"Selanjutnya sahabat kamu yang akan saya singkirkan karena dia pasti tidak akan tinggal diam"

***
Alvaro dkk kembali mendatangi SMA Mentari untuk menjemput Ain yang akan menjadi sumber informasi bagi mereka. Sedangkan Clara dan yang lainnya sudah lebih duluh mendatangi rumah sakit.

"Kita harus mulai dari mana?" Suara Aldo terdengar saat mereka berempat sibuk menanti kedatangan Ain. Seketika tatapan Alvaro, Arjun dan Gilang beralih pada pria itu.
"Kita pasti dapat rencana kalau ada sedikit info dari Ain" Jelas Gilang.
"Gue rasa yang harus kita lakuin duluan adalah mantau ibu Dahlia.Walau sejujurnya Gue masih nggak nyangka dia sejahat itu" Sambung Alvaro tak habis fikir. Duluh ia sering dipaksa oleh sang ayah untuk menghadiri acara pertemuan dengan rekan bisnis ayahnya saat Arya masih diluar negeri. Beberapa kali bertemu dengan ibu Dahlia membuat Alvaro menyimpulkan bahwa wanita itu adalah sosok yang baik, ramah dan penuh kasih sayang. Tapi ternyata kenyataannya justru berbanding terbalik dengan apa yang ia fikirkan sejauh ini tentang wanita itu.
"Tapi emang ayah kandungnya Anggi nggak bisa ngelindungin putrinya yah?" Kali ini Gilang yang bersuara.

"Karena ayahnya nggak punya kekuatan apa-apa" sambung Ain yang kehadirannya tidak disadari oleh keempat pria itu. Wanita yang tau betul seluk beluk kehidupan Anggi pun mendekati keempat pria itu lalu menjelaskan "Kedudukan ayahnya Anggi yang jauh lebih rendah dari bu Dahlian yang membuat dia hanya dia setiap Anggi diperlakukan sesuka hati"

"Tapi dia berani selingkuh?" Tanya Arjun yang masih belum paham betuk dengan penjelasan Ain.
"Itu cuma bagian dari drama yang dia buat untuk menghancurkan bu Dahlia yaitu dengan perasaan" Jawab Ain santai. Apapun yang tidak dipahami oleh orang lain mengenai keluarga Anggi akan dengan mudah dijelaskan oleh Ain yang merupakan tempat Anggi berteduh.
"Gila sih keluarganya Anggi" Sambung Aldo sambil geleng-geleng kepala.

"Yaudah, lo langsung ikut kita dan kasih informasi apapun yang lo dapat supaya kita bisa langsung selidiki" Ain mengangguk lalu mengikuti Alvaro dan yang lainnya menaiki mobil.

"Jadi gimana?" Tanya Gilang begitu mobil dilajukan oleh Arjun.
"Kemarin gue udah ketemu sama kak Angga"

Flashback on

Ain menghembuskan napas untuk yang kesekian kalinya. Sudah hampir satu jam lamanya ia menanti kehadiran pria yang telah menyetujui pertemuan ini namun tak kunjung muncul.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang