jangan salahin siapa-siapa kalau gue cium

2.1K 124 4
                                    

"aku bukan seorang pejuang, aku hanya seorang pecinta, tapi aku akan memperjuangkan sesuatu yang aku cintai"

jangan lupa VOTE DAN KOMEN

Keesokan paginya

Clara terbangun dari tidur malamnya dengan suasana hati yang berbeda dari hari-hari biasanya. Jika biasanya ia yakin bahwa hari- harinya akan sangat membosankan maka hari ini ia yakin akan ada hal luar biasa yang terjadi pada dirinya. Apalagi jika ia mengingat kejadian semalam saat ia dan Alvaro menikmati keramaian kota Jakarta dimalam hari, sangat LUAR BIASA.

Seperti biasa, Clara menyempatkan diri untuk mengucap syukur kepada Tuhan sebelum akhirnya ia bersiap- siapa untuk pergi kesekolah. Dengan Semangat Clara melangkahkan kakinya menuju meja makan.Disana sudah ada Ferdyan sang ayah yang entah mengapa akhir- akhir ini selalu sarapan dirumah sebelum berangkat kerja.

"Pagi ayah" Sapa Clara sambil mengecup singkat pipi Ferdyan. Sang ayah yang sedang sibuk makan hanya tersenyum.

"Bunda mana?" Tanya Clara saat ia sedang sibung mengoles selai pada roti yang menjadi menu sarapan pagi ini.

"Udah berangkat"

Clara hanya mengangguk tanpa mempedulikan alasan sang bunda berangkat kerja begitu pagi karena hal itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi Clara. Dengan lahap Clara menikmati roti yang sedang ia makan tanpa mempedulikan sang ayah yang kini sedang menatapnya sambil tersenyum.

"Kita Liburan yuk?" Tiba-tiba suara Ferdyan memecah keheningan. Clara pun menghentikan aktivitas makan paginya dan menatap Ferdyan bingung sambil bertanya "Ayah kenapa sih?"

"Emang ayah kenapa?" Tanya balik Ferdyan.

"Kayaknya akhir- akhir ini ayah beda dari yang biasanya" Jawab Clara.

Ferdyan hanya tersenyum. Ia memang sedang berusaha menjadi sosok yang berbeda dari biasanya, ia ingin menjadi seorang ayah yang mampu membagi waktu yang lebih untuk sang anak daripada pekerjaannya.Apapun alasannya, Clara akan menjadi prioritas Ferdyan saat ini.

Ferdyan merasa kini ia telah menjadi suami yang buruk karena tidak bisa menjaga hati istrinya dengan baik. Dan sebab itu, ia tidak ingin menjadi ayah yang buruk juga bagi anaknya. Ia bertekad untuk menjadi ayah terbaik sepanjang masa bagi Clara Aulia, putri tunggalnya.

"Ayah kok malah ngelamun sih?" Suara Clara tiba- tiba membuyarkan lamunan Ferdyan mengenai kerasnya hidup yang harus ia tagging sekarang. "Kamu nggak suka ayah yang sekarang?" Tanya Ferdyan.

"Suka. Tapi pasti ada alasannya kan?"

"Ayah Cuma mau jadi sosok yang orang tua yang baik untuk kamu"

Clara terdiam. Tatapannya tak lepas dari sang ayah, ia berusaha mencari kebohongan pada Mata indah milik ayahnya namun tidak ia temukan.Rasanya seperti sebuah mimpi. Ia berharap apa yang ayahnya katakan bukanlah kebohongan sesaat.

***

"Besok ayah udah pulang" Ucap sang ibu saat Alvaro dan Arya sibuk menikmati makanan mereka. Mendengar ucapan sang ibu membuat alvaro mendesah pelan, ia terlalu malas untuk berhadapan lagi dengan sikap perfeksionis sang ayah. Begitu juga dengan Arya, ia akan kembali menjadi anak yang selalu dikekang dengan kesempurnaan yang diinginkan ayahnya. Arya Lelah namun ia bukan Alvaro yang bisa memberontak dari sang ayah.

"Cepat amat?" Tanya Arya menanggapi ucapan ibunya.

"Ayah bilang mau nyiapin acara untuk ulang tahun Arya"Jawab sang ibu. Tatapan alvaro langsung beralih pada arya. Ia tau Arya bukan sosok yang menyukai perayaan ulang tahun seperti itu dan alvaro pun yakin ini adalah keinginan sang ayah yang tidak bisa dibantah oleh abangnya.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang