Masih terlalu cinta

1K 90 19
                                    

Cewek butuh kepastian, bro.
-Aldo Sanjaya

"ALDO"

Sang pemilik nama menoleh. Kedua alisnya bertaut saat menatap kehadiran seorang gadis cantik yang kini tersenyum manis dihadapannya, Biasanya gadis itu terlihat dikantin atau dilapangan saat sedang berlatih dance dengan anggotanya.Namun kali ini, gadis yang sering dipanggil Lia itu muncul diperpustakaan tempat Aldo mencari jawaban untuk soal yang diberikan Gilang.

"Lo kok disini?" tanya Aldo masih penasaran.
"Emang nggak boleh gue disini?" Lia bertanya balik.
"bukan gitu, lo kan nggak biasa ada disini" Lia hanya mengangguk mengiyakan ucapan aldo. Jika dihitung- hitung dirinya tidak sampai lima kali mengunjungi tempat dngan ribuan buku itu. Hobby-nya menari bukan membaca sehingga jarang baginya untuk ada ditempat itu,
"Tapi lo juga baru sekarang gue liat rajin ke sini" ucap Lia. Matanya justru fokus pada selembar kertas milik Aldo yang berisi coretan-coretan angka "Ngerjain tugas?" tanya Lia sedikit kepo.
Mata aldo ikut tertuju pada hasil pekerjaannya yang tak kunjung membuahkan hasil. Gilang hanya memberinya satu soal tanpa rumus dan contoh sehingga dirinya harus bersusah payah mencari rumus yang paling tepat untuknya. Dari duluh yang paling Aldo benci adalah saat ia harus bergelut dengan soal matematika seperti ini.
"Cuma latihan soal aja sih" jawab Aldo sambil tersenyum.
Lia hanya mengangguk lalu menopang dagunya dengan sebelah tangan dan menatap aldo lamat- lamat. Sejak pertemuan tidak disengaja ditaman hari itu, sosok Aldo sering menjadi teman curhatnya ketika sedang dalam masalah. Cara pria itu menanggapi dengan santai dan dibumbui dengan hal-hal lucu membuat Lia merasa lebih baik.
"Akhir-akhir ini gue liat lo rajin banget belajarnya" ujar Lia masih setia menatap pria dihadapannya.
Aldo hanya terkekeh pelan sambil menjelaskan " nyokap gue maksa supaya gue nantinya lanjutin kuliah di luar negeri jadi mulai sekarang gue harus lebih serius buat belajar" Aldo berpaling pada Lia dan membalas tatapan gadis itu "yakali gue kesana pake otak pas- pasan gini".
"Emang kuliahnya mau dinegara mana?" tanya Lia dengan ekspresi yang berubah seratus delapan puluh derajat dari ekspresinya tadi. Ia sedikit kecewa dengan penjelasan Aldo barusan.
Kali ini Aldo hanya mengendikan bahunya. Ia pun belum memilih Negara mana yang akan ia jadikan tempat menuntut ilmu diperguruan tinggi nantinya. Untuk sementara dirinya baru memikirkan bagaimana meningkatkan kemampuannya. Mungkin Amerika akan menjadi pilihan yang tepat.

"Btw, kemarin lo kok bareng sama arjun di kantin?" Aldo mengalihkan pembicaraan mereka tantang rencana kuliahnya diluar negeri. Ia sedikit terusik dengan kejadian yang kemarin ia lihat dikantin. Bukannya ia tidak suka namun dirinya memahami betul betapa cemburunya Akila saat itu.

"oh itu, Arjun nanyain gue soal barang yang cocok buat dikasih ke cewek. Katanya mau nanya kalian tapi pasti jawabannya pada ngawur" penjelasan dari Lia membuat Aldo terkekeh. Pasti Arjun tidak ingin dijadikan bahan ejekan karena ingin memberikan Akila hadia.

"Lo yakin mau kuliah di luar negeri?" Lia kembali membahas masalah itu membuat kedua alis Aldo bertaut karena merasa gadis itu terlalu tertarik dengan topik tersebut " emang kenapa kalau gue kuliah diluar negeri?"

"Kalau gue kangen gimana?"

***

"Kalau gue kangen gimana?"

"kalau gue kangen gimana?"

"Kalau gue kangen gimana?"

"Sial, kebayang terus" Aldo melempar buku yang sedang ia pegang kesembarang arah. Kalimat terakhir yang keluar dari mulut Lia sebelum gadis itu pergi tanpa pamit membuat Aldo kepikiran.Dirinya benar- benar penasaran dengan arti kalimat itu namun bingung harus bertanya apa pada Lia.

Ini adalah kali pertama Aldo memikirkan masalah wanita dengan serius. Meski dikenal sebagai pria buaya darat yang hobbinya menggoda gadis-gadis cantik namun perlu diketahui bahwa Aldo tidak perna serius melakukannya. Ia hanya melakukan semua itu untuk bersenang- senang.
Pria tampan itu lalu membaringkan tubuhnya diatas ranjang yang ia cintai. Hubungannya dengan Lia memang terbilang dekat namun tidak perna sekalipun ia berfikir untuk menyukai gadis itu. Kenapa? Karena ia merasa tidak pantas.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang