ingin jujur

3.5K 165 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

Lebih baik bersedih setelah mendengar kejujuran daripada bahagia karena kebohongan.

Hari baru, suasana baru, dan kegiatan baru. Itulah yang ada dalam pikiran Alvaro setiap ia terbangun dari tidur malamnya dan meraih sebuah kehidupan dihari yang baru. Setelah selesai dengan aktivitas paginya mengucap syukur kepada Tuhan, Alvaro memutuskan untuk mempersiapkan diri kesekolah.

Waktu menunjukkan pukul 06.30 saat Alvaro selesai bersiap-siap dan menuju ke meja makan untuk sarapan pagi.Namun, ada yang aneh saat Alvaro tiba ditempat berkumpul seluruh anggota keluarganya dipagi hari, disana hanya ada sang ibu yang sedang membantu bibinya menyiapkan makanan. Tak terlihat batang hidung dari sang Ayah dan Arya.

"Ayah sama Arya mana bun?" Tanya Alvaro yang langsung mengisi tempat yang kosong.

Sang ibu yang sedang menyiapkan makanan pun menoleh pada alvaro dan memberikan jawaban yang dinantikan oleh anak laki-lakinya itu " Ayah udah berangkat dari tadi soalnya ada client yang minta ketemuan pagi-pagi. Kalau Arya juga udah berangkat, katanya mau jemput calon istri"

Alvaro tak lagi bertanya lebih lanjut pada sang ibu, dalam diam ia merasakan ada perasaan yang aneh ketika ia tau bahwa kini ia harus benar- benar melepas Nadin,gadis yang sangat ia cintai.Seketika, nafsu makannya hilang begitu saja sehingga ia pun memutuskan untuk pamit dan segera kesekolah

"Bun, Alvaro berangkat duluh yah" Pamit Alvaro

"Kamu nggak makan?"

"Masih kenyang"

"Yah udah, hati-hati yah sayang"

Tak ada lagi jawaban dari Alvaro, pria itupun bangkit dari tempat duduknya dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Sang ibu hanya menatap kepergian anaknya dengan tanda tanya dihati tentang apa yang terjadi pada Alvaro hingga sikapnya sedikit berbeda. Dari duluh, Alvaro memang sosok yang lebih suka menyimpan sendiri masalahnya, berbeda dengan Arya yang selalu menceritakan apapun yang bisa ia ceritakan pada sang ibu.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, pikiran Alvaro selalu berpaku pada dua sosok yaitu Arya dan nadin. Entah bagaimana reaksi gadis itu saat ia melihat Arya yang tiba-tiba berdiri didepan rumahnya sambil tersenyum.ahhh, memikirkannya hanya membuat hati Alvaro semakin sesak. Baru saja Arya muncul, rasanya perjuangan Alvaro selama ini untuk mendapatkan hati Nadin akan sia-sia.

Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya alvaro tiba di sekolah, ia segera memarkirkan motor kesayangannya dan hendak menuju kekelas, nemun matanya melihat kemunculan sebuat mobil berwarna hitam yang sangat ia kenali. Tak salah lagi,sang pengemudi yang tak lain adalah Arya pun terlihat menuruni mobil tersebut dan membukakan pintu untuk seorang gadis yang tak lain juga adalah Nadin. Entah dorongan darimana, hingga kaki Alvaro tiba-tiba saja melangkah mendekati Arya dan Nadin yang terlihat begitu bahagia, tak sedetikpun senyuman diwajah mereka luntur.

Sesaat sebelum Alvaro sampai ketempat yang ia tuju, dari arah yang berlawan terlihat juga arjun yang kini tengah menghampiri Arya dan berbicara dengan pria itu.

"Weitss Bro kapan pulangnya, kok nggak kabarin sih?" Tanya Arjun dengan posisi berdiri membelakangi Alvaro sehingga ia ta menyadari kedatangan pria itu yang semakin mendekat.Sedangkan Arya hanya menjawab sambil tertawa ringan "Loh kayak pacar gue aja harus dikabarin duluh" Arjun pun ikut tertawa dengan candaan ringan dari Arya .

"Lagian gue udah ngasih tau Alvaro kok. Emang dia nggak ngasih tau ?"Lanjut Arya

"Dia nggak mungkn ngasih tau gue"

"Nggak usah ngegosip deh". Suara dengan nada sindiran tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya, membuat Arjun berbalik dan mendapati Alvaro yang sedang mentapnya tajam, namun hanya dibalas dengan senyuman mengejek darinya.Nadin yang mengetahui konflik kecil antara kedua sahabat lama itupun hanya bisa menunduk,walau sebenarnya yang paling ia hindari disini adalah alvaro.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang