Semakin Memburuk

1.4K 130 22
                                    

Kamu membingungkan
Kadang hangat
Kadang Dingin....
Kadang menyenangkan
Kadang menyebalkan
Kadang aku berfikir...
Mungkinkah kamu hanya ilusi?

Jangan Mau jadi Silent riders*
PLEASE VOTE AND COMMENT

Alvaro dan Nadin mendatangi panitia pendaftaran yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Sion, lo daftarin team basket kita dong" Ucap Nadin dan disambut dengan anggukan dari pria yang sipanggil Sion itu.
"Sini gue tulis namanya" Alvaro menarik selembar kertas dan menulis nama-nama anggotanya.
"Nih" Alvaro menyerahkan kertas tersebut lalu segera pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan pamit.

Setelah Alvaro pergi,tatapan Sion langsung tertuju pada Nadin "Ngapai didaftar lagi?" Tanya Sion bingung.
Nadin hanya menggeleng kepalanya lalu segera pergi sebelum ia diajukan pertanyaan lagi. Sebenarnya ia bohong mengenai nama anggota basket yang belum ia daftarkan. Ini semua ia lakukan hanya supaya bisa mengambil sedikit waktu Alvaro. Namun sayang,pria itu terlalu buru-buru.

***
"Hay Sayang" Clara menoleh. Entah dari mana datangnya namun tiba-tiba sosok wanita paru baya dengan penampilan kekinian yang menyapanya itu muncul.
"Hay Bunda" Balas Clara sambil tersenyum.

Siswa disekitar Clara sama-sama mencuri pandang pada keakraban gadis itu dan ibu dari pacarnya.
"Liat Alvaro ?" Tanya Rihana pada gadis yang ia tau sangat Alvaro Cintai.
"Nggak liat bun" Jawab Clara. Meski ia baru saja melihat kepergian Alvaro bersama Nadin namun dirinya enggan untuk memberitahu.
"Alvaro tuh selalu aja sibuk kalau ada olimpiade" Jelas Rihana mengingat bagaimana kerasnya sang anak untuk memenangkan pertandingan basket nanti.

Clara ikut mengangguk. Ia juga menyadari betapa Alvaro memberikan sebagian besar waktunya untuk berlatih. Untuk Clara, ia tidak mempersalahkannya hanya saja ucapan Nadin tentang perasaan gadis itu sangat mengganggu Clara. Bagaimanapun Alvaro perna mencintai gadis itu.

"Kita sarapan sama-sama yuk?" Ajak Rihana pada Clara. Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum.

****
Clara dan ibu Alvaro memasuki sebuah restauran yang terletak tidak jauh dari SMA Galaksi. Sebenarnya mereka bisa makan dikantin sekolah namun Rihana memilih untuk menghindar dari jangkauan Suaminya.Pasti Sang suami tidak akan senang.

Begitu duduk ditempat kosong, mereka memesan makanan lalu menikmatinya sambil sesekali berbincang. Rihana begitu menikmati kebersamaan mereka.

Clara dan Rihana banyak menceritakan banyak hal terutama Clara yang memaparkan pengalaman-pengalamannya selama masih tinggal di Bandung. Cerita terus berlanjut sampai matanya menangkap sosok pria yang memasuki restaurant dengan senyum tipisnya. Untuk sesaat Clara terdiam, bingung bagaimana sebenarnya ia harus berinteraksi dengan Alvaro.

"Hay Bunda" Sapa Alvaro begitu tiba dihadapan dua wanita yang sangat ia cintai. Rihana tersenyum pada anaknya lalu matanya mengarah pada Clara "Bunda yang minta Al kesini" Jelas Rihana.
"Iya Bund" Jawab Clara.

Alvaro langsung mendekati Clara, mengecup singkat kening wanita itu lalu duduk disampingnya. Jika biasanya Clara akan marah-marah saat diperlakukan seperti itu didepan umum maka untuk kali ini tidak. Bukan karena kehadiran ibu Alvaro disana tapi karena Clara benar-benar rindu. Ia merindukan sikap manis Alvaro, ia merindukan kasih sayang dari pria itu. Kasih sayang yang akhir-akhir ini sedikit sulit ia dapat.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang