Ini Yang Terakhir

2.2K 137 17
                                    

Seorang pria sejati, Ia tidak berjanji tapi ia berkomitmen


JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

Lagi dan lagi, Clara harus menunggu lama kedatangan sang supir yang tak kunjung tiba untuk menjemputnya. Sudah sejak tadi ia menunggu didepan gerbang, mulai dari suasana yang masih begitu ramai hingga kini suasana yang sudah sangat sepi.Tidak seperti kemarin, hari ini Clara memutuskan untuk tetap stay disalah satu halte yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Ia tidak ingin berjalan terlalu auh karena ia masih parno dengan cerita Alvaro kemarin menngenai anak- anak sma mentari yang mencari mangsa disekitaran sma galaksi.

Jantung Clara tiba- tiba berdetak dengan sangat cepat saat dihadapannya muncul anak- anak dengan seragam yang sangat mirip dengan yang ia liat kemarin. Tangan Clara yang mulai bergetar mencoba untuk membuka ponsel miliknya dan menghubungi nomor milik Alvaro.

Belum juga teleponnya diangkat oleh Alvaro, tiga orang siswa yang Clara yakini sebagai anak- anak Mentari itu sudah menuruni motor mereka masing- masing dan mendekati Clara.

"Lo yakin ini pacarnya Alvaro?" Tanya salah sat anak mentari kepada temannya

"Yakinlah Boss, Gosipnya itu udah kesebar. Lagian Lo nggak liat Alvaro posting foto nih cewek diinstagram?"

"Wow... Gue suka informasi itu"

Pandangan Pria berkulit putih dengan wajah yang begitu menyeramkan itu pun beralih pada sosok gadis dihadapannya yakni Clara. Sebisa mungkin Clara menyembunyikan ponselnya dan berharap Alvaro segera mengangkat telpon darinya.

Ditempat Lain,

" ini pesanannya" Nadin mengalihkan pandangannya dari ponsel. Dihadapannya Kini seorang pelayan sedang meletakan dua gelas cappuccino yang tadi ia pesan.

"Makasih" Ucap Nadin saat sang pelayan hendak pergi.

"Sama- sama" Balas sang pelayan sambil tersenyum ramah.

Setelah sang pelayan pergi, Nadin mulai menikmati secangkir Cappuccino miliknya sambil menunggu kedatangan seorang pria yang sudah mengadakan janji dengannya untuk bertemu sore ini. Sesekali gadis itu mengamati kedatangan para pengunjung restaurant yang sibuk dengan makanan mereka masing- masing.

"Sorry Gue telat" Nadin menoleh, dihadapannya sudah ada alvaro yang masih berseragam sekolah namun pria itu menutup baju seragamnya dengan balutan Hoodie berwarna putih.

"Nggak juga. Gue juga baru selesai pesan" Balas Nadin sambil tersenyum.

"Lo kesini sama Arya?"

"Nggak. Hari ini arya mau ngebaliin motor temannya"

Alvaro hanya mengangguk paham. Ia Lalu duduk dihadapan Nadin dan menyeruput sedikit Cappuccino yang sudah dipesan oleh gadis itu. Hari ini alvaro mengajak Nadin untuk bertemu bukan tanpa alasan, ada hal penting yang sangat ingin pria itu sampaikan. Hal penting yang mungkin akan mengubah segalanya.

"Ada yang mau gue omongin" Alvaro mulai membuka pembicaraan.

"Kayaknya serius" Balas Nadin dengaan nada bercanda membuat alvaro tersenyum simpul.

Drrtt...Drrtt...Drrt.....

Getaran ponsel milik Alvaro yang ia letakkan diatas meja membuat perhatiannya dan juga Nadin teralih, keduanya sama- sama melirik layar ponsel milik Alvaro yang berisi panggilan dari Clara.

"Clara?" Tanya alvaro pada dirinya sendiri, sangat jarang Clara yang menghubunginya terkebih duluh. Meski begitu Alvaro tetap menerima panggilan tersebut

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang