masa lalu Anggi

1.9K 130 19
                                    

"Ada cara untuk melihat masa lalu. Jangan bersembunyi darinya. Itu tidak akan menyergapmu- jika kamu tidak mengulanginya." -

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN....

Anggita Faradila. Gadis itu terihat sedang menikmati terpaan angin sejuk yang menyapu wajah cantiknya. Ia duduk disalah satu bangku sambil memejamkan matanya dan membiarkan semua beban pikirannya hilang,Cukup sudah ia berfikir terlalu keras tentang hidupnya yang sulit.Sekarang ia hanya ingin tenang dengan menikmati sepoi- sepoi angina di rooftop SMA Mentari.

Anggi terus diam namun ia menyadari kehadiran seseorang yang tanpa pamit duduk disebelahnya.Anggi tau itu siapa karena di sekolah ini hanya dua orang yang berani seperti itu. Tapi untuk Ain, ia yakin gadis itu sedang sibuk dengan Osis."Ngapain?" Tanya Anggi tanpa berniat membuka matanya.Ia seratus persen yakin bahwa disampingnya itu adalah Arya.

Tidak ada jawaban dari arya.Pria itu justru sibuk memperhatikan wajah tenang Anggi yang masih setia memejamkan matanya. Ada yang berbeda dari Anggi saat gadis itu memejamkan matanya, terlihat lebih teduh dan menenangkan.

"Mata lo minta dicolok?" Ucap Anggi masih dengan mata terpejam namun ia seolah tau jika arya sedang memperhatikan dirinya. Arya terkekeh, lalu memalingan wajahnya dan menatap lurus kedepan sambil berkata dengan lembut "Gue minta maaf soal yang kemarin".Lalu tatapannya kembali pada Anggi.

"Anggi, jangan jauhin gue.Kita tetap temenan yah?"Pinta Arya dengan nada memelas yang mampu membuat Anggi membuka matanya perlahan dan menatap sosok pria yang sedang duduk disampingnya.

"Kenapa lo pengen banget jadi teman gue?" Tanya anggi penasaran.

"Karena gue tau lo punya alasan jadi manusia antisosial gini. Dan lo juga sebenarnya mau kan punya banyak orang- orang disekeliling lo?". Anggi bungkam, Ia tak percaya Arya mampu mengenal dirinya lebih dari yang ia bayangkan. Duluh Anggi tidak peduli jika ia harus jadi manusia tanpa pergaulan namun semakin kesini ia semakin merasa dirinya butuh orang lain. Ia bukan meragukan Ain, hanya saja ia juga manusia normal yang juga merupakan makhluk social. ia bersyukur karena ain mendukungnya untuk bisa bergaul meski banyak yang justru lari hanya dengan melihat wajah dinginnya.

"Anggi,maafin gue nggak?"Tanya Arya lagi.

Anggi mencoba untuk berfikir dengan baik.Jika Dahlia menjadikan arya sebagai ancaman bagi Anggi maka Anggi harus menunjukkan pada wanita itu bahwa Anggi tidak takut sama sekali.Ia justru bisa bersisihan dengan ancaman itu."Gue mau tapi dengan satu syarat"Ucap anggi akhirnya.

"Syarat?"

"Iya,mau nggak?"

"yaudah...apa?"

"Temenin gue bolos" Arya melongo. Syarat dari Anggi benar- benar membuat dirinya bimbang,bagaimana jika ada yang melihat dan melapor pada guru lalu ia mendapat surat panggilan?.Tamatlah riwayatnya dari sang ayah .Saat pertama kali ia ingin bolos saja mati- matian ia meyakinkan dirinya hampir semalaman penuh hanya untuk bisa mengenal Anggi.Lah ini mendadak ia diajak bolos,mana bisa ia melakukannya. Tapi jika ia menolak maka Anggi akan menjahuinya detik ini juga.Sial, Arya merasa dilemma yang luar biasa.

Anggi menyadari kebimbangan arya.Gadis itu lalu bangkit dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya berlalu begitu saja dari hadapan Arya.Pria itu pun langsung ikut bangkit dari tempat duduknya dan berlari kecil mengikuti Anggi.

"Kok pergi?" Tanya Arya begitu ia bisa menyamai langkahnya dengan Anggi yang sedang menuruni tangga.

"Gue pikir lo nggak mau"jawab Anggi.

"Gue mau.Tapi ini yang terakhir yah....?"

"Nggak janji"

Arya mendengus kesal.Anggita selalu berkata dan bertindak sesuka hati tanpa mempedulikan orang lain,bagaimana ia bisa punya banyak teman?. Sebelum tiba dipagar belakang sekolah,arya mengeluarkan ponsel miliknya dan mengirim pesan pada wanitanya, siapa lagi kalau bukan nadin.

ALVARO (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang