53(end)

1.9K 70 7
                                    

Hari ke lima dimana Febby dirawat di rumah sakit. Sampai hari ini Febby belum diperbolehkan pulang oleh dokter, katanya keadaan Febby belum sepenuhnya stabil walaupun Febby sudah merasa enakan dan terlihat baik-baik saja.

Febby juga sudah lebih ceria dibanding sewaktu dia siuman. Teman-temannya sering menengokinya selama lima hari ini- ah tidak, bukan teman-temannya. Hanya Rizal.

Dan hari ini, teman-temannya datang lagi. Riani, Fani, Kian, dan tentu saja Rizal, bersama walikelas mereka juga.

Kabar tentang disekapnya Febby dan Syahira oleh Shahila sudah menyebar disekolah. Tapi tidak semuanya tahu apa penyebabnya kecuali PHP sendiri.

"Kalau begitu, nak Febby cepat pulih ya. Supaya bisa cepat-cepat kembali kesekolah." Ucap walikelas Febby.

"Iya Bu, terima kasih." Balas Citra yang ada disana.

Kemudian walikelas Febby pamit lebih dulu dibanding teman-teman Febby. Bersamaan Citra keluar dari ruang rawat inap Febby. Karena Citra sekalian mengambil obat di apotek.

"Eh Fe, terus Shahila gimana sekarang?" Tanya Fani penasaran sudah seperti reporter-reporter gosip.

"Farel jadi nuntut dia Fe?" Tambah Riani

"Ha? Dituntut?" Kian terkejut dengan kabar yang baru didengarnya.

"Iya jadi, udah tiga apa empat harian yang lalu deh Farel ngasih tuntutan itu. Beberapa hari yang lalu ada polisi yang nyusulin Farel, minta penjelasan atas kejadian hari itu. Farel pergi bareng Putra sama Papa sih. Dan Papa juga nyerahin semuanya sama Farel aja mau gimana-gimananya. Ya berakhirlah begitu." Jelas Febby disela mengemil buah-buahannya.

Riani, Fani, dan Kian mengangguk paham dengan penjelasan Febby.

"Gue dengar Syahira gak setuju tuh." Ucap Rizal membuat semuanya terkejut.

"Lah kok gitu, padahal dia jugakan korban." Sahut Fani yang disetujui oleh Fani dan Kian.

Rizal mengangkat bahunya tanda tak mengerti, "gak tau juga gue Fan. Bang Putra yang bilang." Jelas Rizal.

"Orang tuanya dia gimana ya kira-kira." Ucap Kian tak jelas.

"Orang tua siapa?" Tanya Riani

"Shahila. Apa orang tuanya kecewa? Marah atau apa gitu." Lanjut Kian memperjelas.

"Ya pasti sih Ki, secara tindakan dia udah berlebihan banget. Mungkin dulu orang tuanya ada dipihak dia karena cuma memisahakan Febby sama Farel doang, walaupun itu gak bisa dibilang benar juga. Tapi kalau sekarangkan, sampe main fisik gini hampir ngilangin nyawa orang." Jelas Rizal yang lagi-lagi membuat ngangguk seisi ruangan. "Tapi gak tau deh, itu cuma persepsi gue doang haha." Lanjut Rizal yang membuat teman-temannya menatap nyalang Rizal.

"Yeu kampret, udah iya iya aja nih gue." Ucap Fani

"Tapi masuk akal juga gak sih hey. Kaya mungkin-mungkin aja orang tuanya Shahila kaya gitu." Sahut Riani yang setuju akan persepsi Rizal.

"Kalau kaya gitu, memungkinkan juga gak sih buat orang tuanya mohon-mohon ke Farel buat cabut tuntutan itu?" Tanya Kian.

Semuanya mendadak sunyi, seolah sedang mencari solusi dalam masalah itu.

"Kalau orang tuanya merasa anaknya salah mah, gak akan minta buat cabut tuntutannya karena mereka menyadari anaknya salah. Tapi kalau mereka minta buat cabut tuntutannya, itu namanya membagongkan. Gila aja udah tau anaknya salah masih aja dimanjain begitu." Jelas Fani mengemukakan pendapatnya.

"Fe, semisal nanti dia beneran minta buat cabut tuntutan nih ya, gue saranin. Lu cabut tuntutan itu terus masukin dia ke rumah sakit jiwa. Emang sakit jiwa tuh anak." Tambah Riani menyarankan, yang membuat seisi ruangan tergelak.

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang