Selepas lepas sekolah ada sekitar 7 remaja yang masih diparkiran sekolah, membagi-bagi tebengan agar adil.
"Gue sama siapa ini woi?" Tanya Riani kesal karena sedari tadi mereka masih bingung. Jika ditanya sama siapa, jawabannya selalu 'terserah', 'bebas', 'ngikut aja gue mah'.
Kalau begitu terus kapan berangkatnya coba.
Yap. Ketuhuh remaja itu akan pergi kerumah Farel, untuk menjenguk Febby. Disana ada Farel sang tuan rumah, Putra, Ariel, Riani, Rizal, Fani, dan Kian.
"Jawab terserah gue tampol nih satu-satu!" Ujar Riani.
"Bebas" jawab Rizal menaikan bahu santai. Riani hampir naik pitam. "Woi anj- sakit anjir. Lagian lo bilangnya yang jawab terserahkan, lah gue kan jawab bebas. Ngapain dipukul anjir." Rizal meringis mendapat pukulan dari Riani.
Putra dan Ariel tertawa bangga dengan ucapan Rizal, diselangi tos ala cowo pada Rizal.
"Lama deh. Yaudah gue tentuin." Ucap Riani. Riani melihat keempat lelaki itu, "aduh sama siapa ya? Ni semuanya kalau bawa motor kaya rosi." Ucap Riani pelan.
"Ki, lo sama Putra ya."
Kian yang terpanggil sedikit terkejut, tapi mau gak mau harus tetap mau. Lagian mau sama siapa lagi coba, yang bawa motornya cowo semuakan. Akhirnya Kian mengangguk mengiyakan.
"Rel gue barengan sama lo ya." Ucap Riani memasang muka memohon. "Gue mau jemput cewe gue." Balas Farel tanpa menatap Riani.
Riani membulatkan matanya, seketika Putra dan Ariel ricuh lagi menggoda Farel. "Wadidaw, udah jadi emang bro?" Ucap Putra.
"Gak usah ngaku-ngaku deh Rel kalau belum jadi, kasian cewenya haha." Ucap Ariel.
Riani menghela nafasnya, "yaudah gue sama Rizal, lo sama Ariel ya Fan. Dah yok berangkat!" Seru Riani.
Semuanya sudah siap diatas motor, hampir aja semuanya melesat menjauh dari sekolah. Tapi teriakan Ariel menghentikan gerakan semuanya.
"Woi! Ini kita mau ngikutin Farel jemput cewenya?" Tanya Ariel dibalik helmnya. Semuanya saling pandang meminta persetujuan. "Gass ae lah ikutin, anggep aja seserahan." Putus Ariel akhirnya dengan semangat.
Farel sudah berjalan lebih dulu jadi ketiga motor dibelakang mengejarnya. Semuanya mampir di depan sekolah Luna, semua mata memandang kearah empat motor itu.
Luna yang sudah berdiri didepan sekolahnya menganga melihat Farel beserta rombongannya. Mereka semua berhenti tepat dihadapan Luna.
"Ini mau pada konvoi apa mau nengok orang sakit sih?" Tanya Luna mengeleng heran. "Seserahan dulu jemput lo, terus kita konvoi menuju rumah Farel, baru kemudian kita menengok orang sakit." Jelas Ariel
"Udah kak Lun naik aja kita konvoi bareng-bareng." Ucap Riani.
Luna akhirnya naik diboncengan motor Farel, setelah itu semuanya melesat meninggalkan sekolah Luna dengan orang-orang yang masih menatapnya.
"Sumpah ya Rel, ini kita kaya bukan mau nengok tau. Rame-rame gini." Ucap Luna setengah berteriak dari belakang Farel. Farel membalasnya dengan tawa pelan.
-
Febby yang merasa terganggu dengan gerungan motor yang terdengar banyak dirumahnya turun dari tempat tidurnya, mengintip siapa yang datang.
"Wah anjir!" Bertepatan dengan itu, Citra mengetuk pintu kamar Febby memberitahu ada teman-temannya dibawah.
Dengan segera Febby turun menemui teman-temannya yang baru saja tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
Teen Fiction[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...