epilog

681 29 3
                                    

Satu tahun kemudian...

"Fe, 30 detik lagi Fe!" Teriak Riani dari pintu kamar Febby.

Febby yang sedang mengambil botol air minum didapur terpogoh-pogoh menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

Tidak hanya Febby dan Riani disana, Fani, Kian dan juga Rizal ada disana. Sama-sama menantikan sebuah pengumuman SBMPTN yang mereka ikuti beberapa bulan yang lalu.

Febby langsung duduk dihadapan laptopnya yang sudah stand by disana. Yang lainnya juga sama, sama-sama membawa laptopnya masing-masing.

"Eh entar liat hasilnya barengan ya, awas aja lo pada duluan." Ucap seseorang dari satu ponsel yang menampilkan seorang gadis yang sama juga sedang menantikan pengumuman.

"Iya Ra, ngomul lo dari tadi ah." Sahut Rizal.

"5 detik lagiiii!" Seru Riani yang sudah tak sabar.

"4... 3... 2... 1..." Semuanya memulai hitung mundur.

"KLIK!" Seru Rizal memerintah teman-temannya.

Beberapa detik berikutnya kamar Febby ramai dengan teriakan keempatnya, saling berpelukan, saling memberi selamat dan semangat, suasana penuh haru.

"YA AMPUN GUE BAKALAN JADI ANAK JATINANGOR!" Teriak Riani ketika melihat hasil yang diperolehnya.

"I-ini serius gue bakalan ke Jogja?" Kian yang masih tak menyangka terbata-bata membaca tiap kata dari laptopnya.

"Ra lo gimana?" Tanya Fani.

"Gue bareng-bareng sama kalian." Jawab Syahira menunjukan layar laptopnya pada kamera.

"Ih tapi gue keterima di pilihan kedua." Ucap Riani melengkungkan senyumnya kebawah.

"Bersyukur, Ri. Artinya lo gak harus gap year." Febby merangkul Riani.

"Eh berarti nanti kita LDR dong sama Riri sama Kian?" Ucap Syahira.

"Iya, nanti kita disini cuma berempat-- eh Shahila gimana?" Tanya Febby.

"Gak tau sih, Ibu sama Ayah masih bingung sebenarnya antara masih harus tetap di sini atau lanjut di sana. Masa pengobatannya belum selesai." Jelas Syahira memecahkan rasa penasaran mereka.

"Terus lo bakalan balik kapan?" Tanya Rizal

"Minggu depan balik kayanya gue." Ucap Syahira.

"Pokoknya sebelum si Riri sama si Kian minggat dari sini lo harus udah di sini, Ra." Ucap Fani.

"Gak minggat juga kali, Fan ah." Sahut Riani yang dibalas kekeuhan oleh Fani.

"Iya diusahain deh, sebelum kalian pergi gue udah di sana." Ucap Syahira. "Dah ya, gue balik tidur lagi ngantuk banget serius." Imbuh Syahira  setelah dirinya menguap.

"Di sana jam berapa emang, Ra?" Tanya Riani

"Jam empat lewat lima belas pagi." Ucap Syahira yang sibuk menyimpan laptop di samping nakas.

"Eh buset gue kira jam delapan malam." Sahut Fani.

"Gigi lo jam delapan malam, dah ah gue tutup yaa. Semangat semua." Ucap Syahira sebelum sambungan telepon tertutup.

Dari beberapa bulan yang lalu selepas selesai melaksanakan SBMPTN, Syahira kembali menyusul kedua orang tuanya dan Shahila di Kanada.

Keluarga Syahira sudah menetap di sana setelah Farel mencabut tuntutan terhadap Shahila. Mereka pergi untuk pengobatan Shahila. Syahira sendiri bulak-balik Kanada-Indonesia saat musim liburan saja, lagi pula Syahira sudah terbiasa hidup sendiri jadi ya tak begitu merasa kehilangan ketika orang tuanya pergi jauh.

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang