Pagi berikutnya, Febby berangkat bersama Farel. Hal yang membuat mereka berangkat bersama adalah Andra yang tidak bisa mengantarkan Febby karena Andra sudah berangkat dari jam lima subuh.
Farel menjalankan motornya dengan laju kecepatan yang sedang, tidak seperti Rizal yang membawanya dengan laju kecepatan diatas rata-rata seperti tidak membawa nyawa. Hal itu membuat Febby merasa aman.
Saat motor Farel memasuki kawasan sekolah, semua mata tertuju pada kedua manusia diatas motor itu. Farel yang sudah biasa menjadi pusat perhatian disekolahnya hanya bersikap bodoamat mengabaikan semuanya, beda halnya dengan Febby, mendapatkan tatapan dari para masyarakat sekolah dengan tatapan yang berbeda-beda membuatnya sedikit takut.
"Lo duluan ke kelas sana." Suruh Farel tanpa menatap Febby saat Febby berhasil turun dari motor Farel. Febby yang masih memperhatikan sekitar hanya mengangguk lalu berlalu dari hadapan Farel.
Hari ini sekolah masih sibuk dengan peserta didik baru, mungkin lusa sudah belajar seperti biasa. Surga dunia bagi para siswa. Belajar tidak bersenang-senang iya.
Febby memasuki kelasnya yang masih kosong, hanya ada sekitar empat orang dikelas. Dan salah satunya adalah Rizal. Pandangan Febby berhenti saat matanya beradu pandang dengan mata Rizal. Dunia seakan berhenti dan de javu yang dirasakan Febby.
Seperti kembali ke beberapa tahun silam, saat Febby menemukan seseorang yang berhasil menemukan tawanya kembali.
Dengan cepat Febby mengalihkan pandangannya dan melanjutkan langkahnya menuju mejanya yang bersebelahan dengan Rizal.
'Huft harus ya emang kaya gini?'
Seakan lelah dengan semua perasaan de javu yang Febby rasakan saat bersama Rizal. Bagaimana tidak, saat maat Febby memandang Rizal, kemudian de javu menghantam dirinya seketika dan fikirannya pasti tak akan henti-hentinya memikirkan itu membuat dirinya bingung, kesal, lelah, dan mungkin dia bisa depresi karenanya.
Padahal baru saja dua hari Febby bertemu dengan Rizal tapi waktu singkat itu sudah berhasil membuat Febby gila setengah mati dibuatnya.
Febby menyimpan tasnya perlahan diatas meja, lalu menenggelamkan wajahnya diatas tasnya. "Masih pagi udah lemas aja." Ucap Rizal tanpa mengalihkan dari ponselnya. Mendengar ucapan Rizal, Febby langsung menghembuskan nafasnya kesal. Febby pun mengabaikan Rizal, walaupun masih saja terfikirkan.
Tak lama pun Riani datang dengan kedua temannya Fani dan Kian yang langsung membuat seisi kelas ricuh seperti keadaan pasar. "Ian lo tahu gak?" Tanya Fani heboh saat memasuki kelas, "nggak, apaan memang?" Balas Kian.
"Anjiran lo masa gak tahu sih Ian?" Kaget Fani
"Ya makanya kasih tahu dong." Balas Kian masih santai sambil menyimpan tasnya di meja samping Fani dan Riani.
"Nct Dream mau konser woy di Jakarta. Lo masa gak tahu sih?" Ucap Fani sambil melompat-lompat. Kian yang terkejut dengan informasi yang di berikan Fani hanya melotot tak percaya, "kata siapa sih Fan anjir, seriusan?" Akhirnya Kian ikut heboh.
Mendengar kehebohan teman-temannya membahas Nct Dream salah satu boygrop korea, membuat jiwa Febby sebagai fansgirl bergejolak dan berhasrat ingin menimbrung dalam obrolan.
"Lo seriusan gak tahu, Kian?" Tanya Febby tak percaya, masalahnya berita itu sudah tersebar dari beberapa bulan yang lalu, malah belakangan ini sudah ada beberapa akun fanbase yang menjualkan tiket-tiket tersebut.
Kian menggeleng, "seriusan anjir gak tahu gue. Kenapa gue sekudet itu yaAmpun." Ucap Kian dramatis.
Riani yang merasa terasingkan menghentikan obrolan para fansgirl-fansgirl itu, "udah deh bahas kpop kpopannya, gue gak paham nih sama obrolan kalian." Kesal Riani.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
أدب المراهقين[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...