33

942 52 8
                                    

Salma, cewe yang menyelamatkan Febby dan juga dirinya sendiri sejak diangkutan tadi membawa Febby sampai rumahnya.

"Duh gila, gak tahu jadinya gimana kalau kita benar-benar tetap diangkutan tadi." Cerca Salma. "Ngeselin banget tuh bapak-bapak, minta gue pites palanya kalau gue berani." Lanjut Salma kesal.

Febby yang dituntun Salma untuk menuju rumahnya hanya tertawa pelan melihat kawan barunya. "Tadi aja ketakutan, gimana mau pites palanya?" Ucap Febby seperti meremehkan dengan candaan.

"Yakan gue bilang kalau berani, haha" balas Salma tertawa.

Akhirnya Febby dan Salma sampai di depan rumah Febby. "Dirumah lo ada siapa?" Tanya Salma.

Febby memerhatikan rumahnya sejenak, "ada mama mungkin." Ucap Febby membuka pintu gerbang rumahnya.

"Lo tuh punya abangkan? Kenapa gak bareng aja coba tadi? Lagian kan satu sekolah juga kalian."

Mendengar pertanyaan dari Salma membuat Febby hanya tersenyum, tak berniat untuk menjawabnya. Mungkin dengan senyum cukup untuk mewakili semua kata.

Salma mengetuk pintu rumah Febby, tak lama pintu terbuka menampilkan Citra dengan tampilan ibu-ibu rumahan biasa.

"Eh, kenapa Fe?" Tanya Citra panik ketika melihat anaknya yang terlihat jelas kurang sehat.

"Tadi aku seangkutan sama Febby tante, dia keliatan sakit gitu, mana tadi diangkutannya banyak bapak-bapak yang mengerikan tante. Jadi tadi Salma ajak Febby turun aja, lumayan agak jauh sih jalannya. Tapi lo gapapakan Fe?" Jelas Salma dengan memandang Febby bertanya.

Yang ditanya hanya tersenyum dan mengangguk saja menjawabnya.

"Ya ampuun, makasih ya.. siapa tadi namanya?"

"Salma."

"Ah iya, makasih ya Salma udah nganterin Febby."

"Iya tante, kalau gitu Salma pamit ya tante."

Setelah Citra mengangguk, Salma berbalik untuk menlanjutkan langkahnya pulang. Citra membawa masuk Febby yang sudah lemas.

Sampai di ruang tengah, Febby menjatuhkan tubuhnya. Rasanya lega sekali akhirnya bisa merebahkan tubuhnya yang sedari tadi ingin sekali berbaring.

"Kamu tuh kenapa gak minta bareng sama teman-temanmu?" Tany Citra panik. Citra memeriksa suhu tubuh Febby, dari mulai dahi sampai leher.

"Pada gak bisa ma, mereka ada acara." Ucap Febby memejamkan matanya. Terdengar suara decakan dari Citra.

"Riri? Rizal?"

"Riri tadi dijemput sama cowo."

"Pacarnya?"

Febby menggeleng dalam meramnya, "gebetannya."

Citra menghela nafasnya, "awas aja tuh si Riri, mama marahin nanti kalau dia kesini." Ucap Citra. Febby hanya bisa diam, setuju juga dia sama mamanya. Lagian tahu temannya sakit malah mentingin cowo, sinting.

"Terus si Rizal kemana, biasanya dia selalu nganterin kamu. Sekarang lagi sakit malah di tinggal." Ucap Citra kesal.

"Rizal kan pas berangkat bareng sama temannya, terus tadi pulangnya juga barengan sama temannya ma." Jelas Febby yang sudah capek dengan segala pertanyaan Citra.

"Farel? Kamu gak minta sama Farel?"

Sedari tadi Febby sudah mendapatkan pertanyaan ini, sedari tadi juga Febby menjawab pertanyaan ini dengan kebohongan. Tapi haruskan Febby berbohong pada mamanya sendiri?

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang