Rasa sesak memenuhi hatinya melihat perubahan sikap Farel yang acuh pada Febby. Ini kesekian kalinya Febby mencoba memecahkan rasa canggung diantara keduanya, namun hasilnya nihil. Yang ada Febby merasa sakit hati. Febby meninggalkan dapurnya yang terasa lenggang. Febby kembali ke kamarnya.Citra dan Andra sedang keluar entah kemana. Febby dirumah hanya bersama Farel, sedari tadi mereka berdua berada diruangan yang sama untuk membereskan rumah. Untung pekerjaan rumah sudah selesai jadi Febby bisa kembali ke kamarnya.
Febby membuka ponselnya membuka pesan dari Riani yang dari kemarin mengajaknya jalan-jalan.
RianiiFauziyaa: Ayo dong Feb, udah lama jugakan kita gak jalan bareng
FebbyGloraria: Ck, males ah. Masih cape gue tuh
RianiiFauziyaa: Bentaran doang seriusan.
FebbyGloraria: Bentarannya lo tuh lamanya ayam bertelur tahu gak
RianiiFauziyaa: Heheheheheheheheh... asli dah seriusan bentaran doang. Sejaman benaran.
FebbyGloraria: Yodah gue mandi dulu
RianiiFauziyaa: Asikk. Buruan dah sana dandan yang syantik
Febby akhirnya menuruti ke inginan Riani ya walaupun sedikit mager, tapi untuk menghilangkan sesak sesaat gak ada salahnyakan?
Tiga puluh menit kemudian Febby sudah siap, dengan tampilan yang sederhana. Memang Febby bukan orang yang ribet untuk memilih pakaian jika akan pergi kemana mana. Baju apa saja dia akan kenakan selagi didalam batas wajar dan nyaman dipakai.
Febby melihat pantulan dirinya dicermin sekali lagi. Tampilan yang sangat sangat sederhana bahkan tidak menggunakan make up yang berlebihan hanya dengan beberapa tepukan bedak dan sedikit lipbam agar bibirnya lembab.
Setelah dirasa cukup siap Febby mengambil slingbag yang akan digunakan lalu keluar dari kamarnya. Febby melihat kamar Farel yang sedikit terbuka, Febby mencoba melihat Farel didalam kamarnya namun tidak ada akhirnya Febby menemui Farel dibawah berniat untuk pamit.
Bukan Farel yang Febby temui melainkan Citra yang sedang menonton televisi. "Udah cantik saja anak Mama." Puji Citra saat melihat melihat Febby menuruni anak tangga. Febby tersenyum dan menghampiri Citra, "Mama dari mana? Kapan datangnya?" Tanya Febby.
"Baru aja nyampe, Mama abis dari depan sama Papa nyari angin aja."
"Ketemu gak anginnya Ma?" Febby terkekeh
"Ada, tuh Mama bawa banyak. Mama masukin ke toples kosong." Jawab Citra ikut terkekeh. "Kamu mau kemana udah cantik gini?" Tanya Citra.
"Mau nemenin Riri main Ma." Citra hanya mengangguk membalas ucapan Febby.
Terdengar suara ketukan pintu dan teriakan seorang cewe dari luar. "Fefeeeeee!" Teriak Riani sambil menggedor-gedor pintu. "Kebiasan tuh anak memang gak hilang ya." Febby geleng-geleng kepala.
Sebelum Febby beranjak Riani sudah berlari menghampirinya terlebih dahulu. "Widih Fefe udah cantik ajaa. Yuk berangkat." Riani menggandeng tangan Febby. Sebelum kembali berjalan Riani melihat ada Citra yang duduk memandangi dia dan Febby. "Eh ada Tante, Tan aku ajak Febby main dulu ya. Dadah Tante." Riani menyalami tangan Citra.
"Jangan pulang malam-malam lho ya." Ucap Citra. "Siap Tante tenang aja."
Setelah itu mereka langsung pergi. Saat melewati ruang tamu, Farel melempar bantal sofa kepada Riani dan berkata, "berisik banget lo toa." Riani hanya membalasnya dengan memeletkan lidahnya.
Saat keluar dari pekarangan rumah Febby, keduanya memutuskan untuk berjalan sampai depan jalan. Sambil mikirin tempat asik buat dikunjungi.
"Kita mau kemana Ri?" Tanya Febby saat Riani sedang memesan grabcar. "Gue denger ada bazar makanan di balè pabukon, mau kesana?" Febby mengangguk sebagai jawaban. Riani memesan grabcar diponselnya. Tak lama kemudian grabcar yang dipesan datang. Mereka langsung masuk kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
Teen Fiction[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...