15

1.5K 86 0
                                    

Farel sampai di rumah pukul 18.15, Farel menghabiskan waktunya bersama Luna. Mereka memang jarang bertemu, karena mereka tidak satu sekolah. Dan bertemu jika Farel ingin, tapi Farel pun tidak akan menolak jika Luna yang mengajaknya untuk bertemu. Mereka lebih sering bertemu lewat ponsel.

Farel membuka sepatunya di dekat pintu kemudian menyimpannya dirak sepatu yang disediakan di dekat pintu. "Tumben baru pulang, dari mana dulu?" Tanya Febby yang sedang menonton televisi. "Ketemu teman." Ucap Farel singkat kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Tanpa melakukan apa-apa lagi dikamarnya, Farel langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan badan.

Dua lima puluh menit kemudian Farel sudah merebahkan dirinya dikasur dengan ponsel ditangannya. Farel mengecek ponselnya yang ternyata sudah ada beberapa pesan yang dikirim oleh Luna. Dengan segera Farel membalas pesan itu

AlunaGarnetaP: Rel?
AlunaGarnetaP: Udah sampe rumah?
AlunaGarnetaP: Kalo udh sampe kabarin ya

RaffarelEll: iy udh

AlunaGarnetaP: Syukur deh klo udah. Jngn lupa mandi sama makan ya rel

RaffarelEll: iya

Luna memang perhatian sekali pada Farel. Kedekatan keduanya bermula pada saat SMP dimana saat itu Luna menjadi anggota OSIS yang sedang melaksanakan tugasnya berpatroli ke sekeliling sekolah, saat itu juga sedang asa razia disekolah.

Luna yang sedang berkeliling kesegala penjuru sekolah memastikan tidak ada murid yang bersembunyi ataupun kabur dari razia dengan Farel yang kebetulan saat itu sedang menyendiri dibelakang sekolah.

Saat itu Farel tidak sedang menghindari razia tapi memang hari-hari Farel selalu berdiam diri disana. Namun Luna terus mendesak Farel agar mengaku bahwa dia bersembunyi agar terhindar dari razia. Mereka sempat berdebat saat itu.

Tidak hanya saat itu Farel kepergok Luna saat berdiam diri disana, setiap Luna tugas patroli selalu saja kepergok. Luna selalu menegur Farel saat itu karena masih kegiatan belajar, belum waktunya istirahat.

Semakin hari, Farel semakin muak dengan teguran Luna. Saat Luna menegurnya untuk kesekian kalinya Farel melawannya dengan kalimat-kalimat ketus yang mengartikan Farel tak suka diperlakukan seperti itu, Luna yang merasa tersinggung merasa tak enak dengan perkataan Farel dan akhirnya mereka berdebat sampai tak sengaja Farel membentak Luna membuat Luna semakin membenci Farel.

Setiap bertemu atau berpapasan dengan Farel pasti Luna akan memalingkan wajahnya dari Farel. Tapi pada suatu ketika, Luna tak sengaja melihat Farel tengah mengobrol dengan Putra dan Ariel membahas sesuatu yang tak Luna pahami tapi Luna mampu menyimpulkan bahwa sebenarnya Farel membutuhkan seseorang untuk berbagi cerita.

Perlahan Luna menghampiri Farel yang sedang melamun kursi dekat lapang. Pandangan Farel menyorot jelas bahwa dia terlihat kesepian. Luna menepuk pelan bahu Farel membuat Farel sedikit terkejut.

"Ngapain lo disini? Mau marah marah lagi?" Tanya Farel saat mendapati Luna. "Eh? Nggak kok, gue.. gue mau minta maaf, maaf kalau cara gue salah dalam menegur lo." Ucap Luna tertunduk. "Lo kalau ada masalah bisa cerita sama gue kok, gak usah mabal pas jam pelajaran. Gue siap kok dengerin cerita lo." Lanjut Luna sambil tersenyum tulus menatap Farel.

Farel sedikit bingung. Hatinya merasa hangat menerima uluran tangan Luna. Namun disisi lain dia tak mau menerima itu. "Siapa lo?" Tanya Farel datar membuat Luna sedikit gelagapan. "G-gue teman lo." Ucap Luna, "gue udah punya teman." Balas Farel lagi. "Yaaa siapa tahu lo butuh teman yang bisa berbagi cerita disaat teman lo yang lain gak mau tahu cerita lo, gue siap jadi teman berbagi cerita itu." Jelas Luna.

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang