(((hari setelah ujian selesai)))
"Oke waktunya sudah habis, silahkan kumpulkan kertas ujian kalian." Ucap pengawa setelah melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya.
Farel menghela nafas samar begitu dengan teman-teman seruangan lainnya. Akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu datang juga setelah melewati hari-hari yang berat dengan segala persoalan angka dan teori yang membuat otak seakan ingin meledak.
"Akhirnya gue bisa bebas dari bisikan setan yang menyesatkan." Terdengar suara bagai toa dari depan meja Farel.
"Siapa yang lo maksud setan?" Balas seseorang dari belakang Farel.
"Ya elo lah siapa lagi yang tiap hari tiap pelajaran sering nanya jawaban sama gue?" Sahut cewe itu dengan penuh kekesalan.
"Ngga, gue gak nanya jawaban. Cuma nyamain doang, kalau gue salah gue benarin, kalau gue benar yaudah gapapa biar lo salah aja." Sangkal cowo dibelakang.
Berada diantara keduanya Farel hanya bisa menghela nafas kemudian meninggalkan Rizal dan Riani yang masih saja berdebat. Farel tak mau menjadi penghalang kedua.
Untuk pertama kalinya Farel pusing satu ruang ujian dengan Rizal dan Riani. Setiap ujian Farel memang selalu satu ruangan dengan mereka, dengan posisi yang sama juga. Berada ditengah keduanya. Tapi ini pertama kalinya Farel melihat Rizal berani menanyai jawaban pada Riani, tapi sebaliknya Riani yang bertanya pada Rizal. Dulu Rizal tak pernah seperti itu, malah Rizal tak pernah nanya-nanya jawaban pada siapapun. Tapi entahlah, berapa nilai yang Rizal dapat.
Dan untuk ujian kali ini Farel malah dibuat pusing dengan kelakuan Rizal.
"Lihat aja nanti kalau nilai gue lebih bagus dari lo gak usah kaget." Ucap Rizal
"Lagak lo Zal- tapi oke deh." Balas Riani. "Eh Farel!" Teriak Riani pada Farel. Padahal jarak mereka hanya terpaut beberapa langkah saja.
Farel menoleh sekilas tanpa menghentikan langkahnya. Riani meninggalkan Rizal dan menyusul Farel. "Gue lakban mulut lo." Ucap Farel ketika Riani berada di sampingnya, tapi Riani tak perduli dan tetap berjalan riang disamping Farel.
Ketiganya lalu berjalan beriringan menuju kantin sekolah. Mereka akan mengadakan rapat dengan member PHP lainnya. Bahasannya perilah liburan mereka yang sudah direncanakan sebelumnya.
"Ah males banget gue sama Rizal, gak mau lagi gue satu ruangan sama dia!" Riani mendudukan dirinya diantara teman-temannya yang lain.
"Gak dibagi jawaban lagi lo sama dia?" Tanya Fani seolah sudah tahu apa permasalahannya.
"Lain lagi ini Fan." Ucap Riani menyambar minuman milik Kian yang berada didepannya.
"Lain gimana maksudnya- eh minum gue itu heh." -Kian
"Minta dikit Ki haus gue." Riani mengambil nafasnya sebelum kembali mencak-mencak. "Masa dia yang sering minta jawaban sama gue, biasanya dia yang ogah sekarang malah dia yang berisik."
"Si Rizal emang beda banget ya sekarang." Ucap Fani yang setujui Kian dan Riani. Sedetik kemudian ketiganya menatap Febby penuh selidik.
"Apaan?" Tanya Febby heran.
"Lo pake pelet Fe?" Bisik Fani yang langsung dapat toyoran dari Febby.
"Sembarangan lo, mana ada gue begitu." Sangkal Febby cepat.
"Heh rumpi!" Tiba-tiba Ariel melempar botol bekas ke meja Riani dan yang lain. "Gosip mulu lo dari tadi."
"Lama sih, mana si Putra kita udah kehabisan topik gosip nih." Ucap Riani
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
Teen Fiction[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...