31

945 54 4
                                    

Pagi ini Febby bersiap dengan semangat, mengingat semalam dia berbahagia sampai susah rasanya untuk tidur karena tak mau kebahagiaannya sirna.

Karena esok hari kita tak tahu apa yang akan terjadi, semuanya akan berputar.

Yang bahagia akan sedih, yang sedih akan bahagia. Yang sakit akan sembuh, yang sembuh juga bisa terluka juga. Yang menghina akan jatuh pada suatu waktu dan yang dihina akan sukses juga. Karena nyatanya didunia ini tak ada yang abadi.

Semua sudah ada porsinya, semua sudah ada aturannya. Jadi janganlah merasa besar kepala saat kita diatas, karena semuanya akan berbalik pada waktunya.

(((apaan sih yaAllah😭😭😭😭, maapkan)))

Karena pagi ini Andra tak bisa mengantar Febby, dan Rizal juga sepertinya takkan menjemputnya karena katanya Gama minta tebengan mana maksa lagi. Dengan setengah hati Rizal mengiyakan saja permintaannya Gama.

Jadi Febby memutuskan untuk menebeng pada Farel, semoga saja Farel hari ini sedang berbaik hati untuk membawanya hingga kesekolah.

Febby menggunakan sepatunya diteras rumahnya, supaya Farel tidak menunggu lama nantinya. Tepat selesai memasang sepatunya, Farel keluar dari dalam rumah menuju garasi untuk membawa motornya.

Buru-buru Febby mengikuti langkah Farel, "Rel, gue ikut bareng." Ujar Febby dibelakang Farel.

Farel yang sudah siap memakai helmnya menoleh, mendapati Febby yang sedang mengedipkan matanya berkali-kali seolah memohon.

Tatapan Farel seakan tak suka pada Febby yang membuat Febby menunduk lesu. "Kalau gak boleh gapapa deh, gue naik ojol aja." Kata Febby sambil membuka aplikasi ojol dari ponselnya.

"Nah tuh paham" balas Farel ketus lalu memasang helmnya dan mengeluarkan motor dari rumahnya.

Febby yang melihat ketidak perdulian Farel hanya mampu diam dan merasakannya sendiri. "Farel yang sekarang bukan lagi Farel yang dulu." Ucap Febby bermonolog menatap motor Farel yang terus melaju.

Febby menghela nafas, kembali ketempat duduknya mengambil tas yang masih disana. Dan berpamitan untuk berangkat pada Citra.

"Ma, aku berangkat ya!"

"Iya, hati-hati. Sama Farel?"

"Nggak, Farel katanya mau buru-bury.."

"Yaudah hati-hati ya."

Febby berjalan sedikit untuk sampai dijalan rayanya. Menunggu ojol didepan.

'Udah hampir enam bulan gue diginiin Farel, tapi kenapa gue masih ngerasa sakit hati ya?' Batin Febby.

'Sebegitu marahnya Farel sampai gak bisa anggap gue sebagai adiknya lagi. Kalau Farel tau yang sebenarnya terjadi, apa dia masih bakalan kaya gini?'

Febby menghembuskan nafas gusar. Untungnya abang ojolnya langsung datang, jadi pikiran Febby teralihkan. Tambah lagi abang ojolnya mengajaknya sedikit berbincang.

Tak sampai 30 menit, Febby sudah sampai disekolahnya. Setelah membayar dan berterima kasih Febby langsung berjalan menuju kelasnya.

-

Kelas Febby hari ini ada jadwalnya berolahraga. Pelajaran olahraga adalah hal yang paling Febby benci sekaligus suka.

Benci karena Febby tak mahir berolahraga selain lari, suka karena pembelajarannya diluar kelas yang artinya sedikit bisa mengurangi suntuknya dari ruangan kelas.

Dan hari ini materi olahraganya adalah basket.

Semakin benci Febby dengan olahraga.

"Oke anak-anak karena tadi sudah prakteknya, sekarang kita main aja ya." Ucap Pak Firman.

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang