25

1.1K 53 1
                                    

Malam ini meja makan rumah Febby penuh dengan orang-orang kelaparan. Belum lagi mulut mereka yang tak henti-henti berceloteh.

"Om tadi ada drama live lho dirumah ini." Ucap Ariel sebelum melahapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Nah benar tuh om. Kayanya anak om berbakat jadi aktor deh om HAHAH" sahut Putra melirik ke arah Farel, sedangkan yang dilirik tetap acuh.

Berbeda dengan Luna yang sudah menunduk menahan malu sembari mengumpat dalam hati mengutuk dua manusia yang sedang menyindirnya.

"Oh iya? Drama kaya gimana tuh, waaah tante ketinggalan nih." Balas Citra terkekeh.

"Romantis banget lho tan." Ucap Ariel setelah menelan makanannya lalu melahap kembali suapan berikutnya.

"Uwuuu sekali uuuh." Kali ini Riani ikut nimbrung setelah menyimak obrolan.

"Iri bilang sahabat." Ucap Farel tetap fokus dengan makanannya. "Gue gak iri bos." Ujar Putra dan Ariel serempak membuat semuanya tertawa.

"Udah udah habiskan dulu makanan kalian nanti boleh kembali bercerita." Ujar Andra menghentikan tawa mereka.

Setelah makan malam selesai keenam remaja itu berkumpul didepan televisi. Andra dan Citra tak ikut bergabung dan membiarkan keenam remaja itu meramaikan suasana rumah.

Posisi mereka begini.

Febby dan Luna duduk disofa, Putra dan Farel duduk lesehan dibawah sofa, kemudian Ariel berbaring menghabiskan tempat disofa panjang membuat Riani kesal.

"Awasin kek kaki lo Riel!" Riani memukul kaki Ariel, "gak!" Balas Ariel.

"Lo tuh gak sadar bodi banget deh. Woy, minggir gak lo!? Gue mau duduk anjir!" Riani kembali memukul kaki Ariel dengan bantal sofa berkali-kali.

"Woy anjir sakit!"

"Ya makanya minggir! Lo lesehan aja dibawah sana! Perhatian dikit kek sama cewe, pantes aja jomblo." Ucap Riani

"Ngomong sekali lagi?" Ariel mengubah posisinya jadi duduk. "Lo belum korekan emang?" Tanya Riani balik. Tanpa memperdulikan Riani, Ariel kembali berbaring lagi dan membuat Riani murka.

"EMANG DASAR BENERAN BUDEK YA LO, MINGGIR WOY ANJIR!" Kali ini Riani benar-benar lebih sangar sampai bulu rambut dibagian kaki Ariel berhasil dicabutnya membuat Ariel meringis.

"Aaaargh!" Ringis Ariel yang akhirnya turun dari sofa dan ikut bergabung dengan Putra dan Farel. "Anjir lo Ri. Cewe jadi-jadian lo, kasar. Pantes ditinggal." Ucap Ariel sambil mengusap kakinya yang terasa perih.

Gelak tawa mengisi ruangan itu karena drama dari Riani dan Ariel.

"Lo pada ngapain sih kesini?" Tanya Farel pada ketiga sahabatnya.

"Numpang makan" ucap Ariel

"Diajak Ariel" sahut Riani sambil mendorong bahu Ariel. Ariel menengok dengan tatapan tajam pada Riani, namun Riani memperlihatkan wajah kocaknya pada Ariel.

Febby yang melihat kelakuan Riani menyenggol bahu Riani sambil menahan tawa.

"Tahu nih, si Ariel ngajak-ngajak maksa." Tembal Putra.

"Mak lo gak punya beras apa Riel, tiap hari makan disini lo?" Gurau Febby

"Ngapa? Gak ikhlas lo?" Tanya Ariel sensi.

"Iya emang, gak ikhlas gue!" Sahut Febby

"Aku pamit." Ucap Ariel sambil membungkukan badannya dihadapan yang lain sembari duduk namun tak kunjung beranjak. "Pamit, pamit idung lo pamit." Balas Febby dengan mendorong bahu Ariel

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang